Judi, casino, diskotik dan semuanya yang bersangkutan dengan kesenangan adalah hidup Xavera. Apa pun dapat dia lakukan sendiri. Dia Xavera Stefanie Hadiningrat!
Julukan The Queen in Hell juga tidak dapat Xavera tolak. Lingkaran maksiat apapun itu s...
Jangan lupa dukung cerita ini dengan vote dan komentar♥
Seharusnya sejak melihat pria berjas itu memasuki ruangan ini Xavera tidak perlu ragu jika itu Leo! Pria Asia yang dua tahun lalu menjadi teman malamnya. Ya teman malam yang sebenarnya, bukan dalam artian ranjang yang panas. Pria yang selama tiga hari menemaninya minum dan berjudi di Indonesia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pria itu masih sama seperti dua tahun lalu saat Xavera tinggalkan di sebuah club malam milik Melvin, sahabat pria itu yang paling tidak waras. Mata yang indah dan senyum yang menawan. Hanya saja di wajah tampan itu terhias sebuah tindik.
"Apa yang Kau lakukan di sini?" pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Xavera. Dalam hati dia merutuki kebodohannya sendiri, tentu saja untuk makan, kenapa dia bertanya seperti itu?! Oh sial sebelumnya Xavera tidak pernah bertingkah bodoh di hadapan seseorang.
"Makan," ucap Leo dengan sorot mata yang geli. "Tapi aku pikir, menghabiskan malam bersamamu lebih menyenangkan dari pada makan sendiri di sini," tambahnya dengan ambigu.
"Tapi maaf, aku tidak memiliki gairah untuk menghabiskan malam bersamamu! Kasurku sudah mendamba diriku," wajah Xavera memang tersenyum manis seperti biasanya, tapi nada yang di lontarkan melebihi kata sinis. Sejak dulu memang Xavera tidak pernah bisa untuk bersantai - santai dengan pria yang masih menggenggam lengannya ini.
"Sepertinya lebih baik, aku pergi terlebih dahulu," pamit Alex dengan memberikan tas Xavera yang sudah di bereskannya.
"Tidak, kita pergi dari sini-"
"Ya, pergilah anak muda. Aku masih harus berbicara dengan Nona ini," potong Leo.
Alex keluar sedikit ragu meninggalkan Xavera di dalam sana bersama pria itu. Tapi dia yakin apa yang di lakukan nya benar. Dua orang itu saling mengenal meskipun Xavera melempar tatapan permusuhan.
"Berani - beraninya Kau mengusirnya!" hardik Xavera dengan logat Indonesianya yang kental.
"Sudah lama tidak berjumpa dan ini sambutanmu untukku?"
"Apa aku harus menari striptis untuk merayakan pertemuan ini?!" Xavera menghempaskan tangan Leo.
"Sepertinya menarik melihat ratu judi menari striptis untukku."
"Itu sarkasme sialan!"
Leo tertawa menikmati kekesalan Xavera, "Kau semakin cantik rupanya."
"Tidak ada yang bisa menyangkal itu!"
Masih dengan tawa gelinya, Leo mengeluarkan satu gepok uang dari dalam jasnya, "sekalian tagihan milik Nona ini," ucapnya dengan memberikan uang itu pada pelayan.
"Jujur saja aku tidak semlarat itu dan apa yang Kau lakukan ini menyentil egoku. "
"Aku tahu, Kau itu Si Ratu Judi, jadi sangat mustahil jika Kau menjadi seperti yang Kau ucapkan itu," Leo mengajak Xavera keluar dari ruangan yang bebas itu.