Happy Reading.
Dengan terpaksa Jeongyeon membuka matanya. Detik berikut nya mata Jeongyeon melotot bahkan hampir keluar, melihat orang yang ada didepan nya.
"K-kau..??
"Masih enak tidur? Tidak ingin bangun hem?"
Laki-laki itu adalah Jimin. Ia semakin mendekat kan wajahnya ke wajah Jeongyeon. Jeongyeon memalingkan wajahnya tidak mau menatap Jimin. Ia sangat gugup sekarang. Sial nya, Jimin malah menahan dagu Jeongyeon dan membuat pergerakan nya terhenti.
Dengan cepat Jimin menghadapkan wajah Jeongyeon dan..
Cup.
Sial! Jimin mencium Jeongyeon. Wanita itu melotot kan matanya. Ia menolak tubuh Jimin kuat. Namun yang terjadi bukan Jimin yang terjatuh, tapi malah ia sendiri yang terpental ke tempat tidur.
"Mau kemana?" Jimin menyatukan kening mereka berdua. Kali ini senyum manis Jimin menghipnotis Jeongyeon. Beberapa detik Jeongyeon terpana melihat ketampanan Jimin. Dari jarak sedekat ini Jimin tampak sangat menawan.
"Jeongyeon.. Ah maaf lanjutkan lah.." Nyonya Park yang hendak membangunkan Jeongyeon langsung bergegas keluar kamar karena melihat kemesraan yang terjadi antara Jimin dan Jeongyeon.
Wanita paruh baya itu tampak menutup mulut karena malu tertangkap basah sedang mengintip mereka berdua.
"Kenapa tidak jadi eomma?" Tanya Yuna yang menunggu di depan kamar.
"Ah tidak sayang, kita pergi bedua saja ya. Ayo!" Nyonya Park mendorong kursi roda Yuna dan membawa gadis kecil itu untuk terapi kaki nya.
___________________
"Jimin.. Lepaskkhh ahh.." Jeongyeon berusaha lepas dari kukungan Jimin. Ia sangat malu ketika nyonya Park masuk ke kamar nya tadi."Kau bawel sekali. Sudahlah bangun. Jam 9 nanti kita akan melihat baju pengantin mu." Jimin merapikan baju nya.
Ia melenggang keluar kamar meninggal kan Jeongyeon yang masih shock atas apa yang terjadi.
Jeongyeon terdiam. Ia menatap lurus jendela kamar nya. Kenapa hatinya terasa berat menerima pernikahan ini? Sebenarnya ia sangat bingung. Ia belum siap menikah, tapi ia juga tak sanggup untuk menolak.
Jeongyeon menyeka air mata nya. Ia melihat kesamping. Dimana Yuna? Jeongyeon baru tersadar bahwa adiknya itu tidak ada disamping nya.
Jeongyeon bergegas bangun. Ia merapikan penampilan nya.
Clek
Sepi. Tidak ada siapa-siapa.
"Yuna-ya? Kau dimana?" Jeongyeon menuruni anak tangga.
Ia tidak menemukan adiknya itu. Jeongyeon melihat ke arah parkiran, mobil Tuan dan Nyonya Park sudah tidak ada. Berarti hanya ada Jimin di rumah?? Haruskah ia menanyakan Yuna pada Jimin?
Huh! Malas sekali.
Tapi ia juga tidak mungkin hanya diam saja. Jika terjadi sesuatu pada Yuna habislah sudah hidup Jeongyeon, karena hanya adiknya itulah satu-satu nya keluarga yang ia punya.
Akhirnya Jeongyeon menguatkan niat nya. Ia pergi menuju kamar Jimin.
Tok tok tok
"Jimin-Ssi?"
Tak lama terdengar bunyi pintu di buka.
Clek.
"Oh? Jeongyeonie? Ada apa?" Jimin keluar dari kamarnya dan menutup kembali pintu nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am With You
Teen FictionAku tidak pernah mencintai mu Aku hanya mencintai uang ku Tapi jika tidak karena mu Aku hancur ✨✨✨ #2 in Jeongmin 190722