bagian 3

3 1 0
                                    

Joo phop

Hari ini adalah hari pertama gue mulai menjadi dosen disalah satu unuversitas Negri di Jakarta, seminggu yang lalu gue baru balik dari Amerika setelah dua tahun gue enggak pernah balik keIndonesia, gue melanjutkan S2 gue di Harvard University, sebenarnya orang tua gue nggak setuju kalo gue harus jadi dosen papa pingin gue ngelanjutin bisnisnya gantiin beliau apalagi gue emang lulusan Harvard Business School, gue memang melanjutkan study S1 dan S2 disana, tapi setelah wisuda S1 gue sempet balik Indonesia  dan akan menjadi penerus Diatmika Group sebuah perusaan terbesar di Asia bahkan menduduki jajaran 10 besar didunia, namun karna ada suatu hal gue mutusin buat lanjutin S2. Nama perusahaan papa diambil dari nama belakang mama, sakeng bucinnya papa gue sampe ngubah nama perusahaan yang dulunya Park Group diubah menjadi Diatmika Group, ohya gue keturunan Korea-Indonesia, papa gue asli orang korea dan mama asli orang indonesia lebih tepatnya orang Bali. Papa memutuskan tinggal di Indo dan mendirikan perusahaan disini, gue sampe lupa perkenalkan diri, nama gue Park joo-won biasa dipanggil Joo, anak dari Park Seung dan Dayu Diatmika, gue hanya punya satu adik laki-laki bernama Park Ryung, karna papa asli keturunan Korea makanya nama gue dan adik gue pake nama dari Marga papa dan itu juga kemauan mama.

Authot phop

Saat Joo memasuki kelas semua mahasiswa terdiam dan memperhatikan Joo, kususnya yang cewek. Wajar Joo sangan tampan, kulit putih, badan atletis, tinggi bahkan sangat tinggi untuk orang Indonesia tidak lupa lesung pipi yang menambah nilai pluss dari Joo, hampir mencapai nilai sempurna tapi didunia ini tidak ada yang sempurna selain tuhan.
“ini gue lagi dikampus apa lagi nonton konser EXO sih?” bisik salah satu mahasiswa.
“gila, itu Chanyeol kan.”
“lah gue nggak lagi mimpikan ketemu oppa Korea”
“bjirr ganteng bangett, ini kaliya definisi titisan surga Korea.”
Itulah bisikan para mahasiswa kususnya yang cewek. Dan jangan lupa bucinnya EXO siapalagi kalo bukan Nata, kalian bisa bayangin gimana ekspresi Nata yang sangat-sangat mengidolakan Chanyeol dan sekarang melihat orang yang sangat mirip dengan idolnya bahkan kemiripannya mencapai nilai 90%. Ya bayangin aja ya guys. Neta terpaku dan hanya terdiam masih memandangi Dosennya bahkan matanya enggan berkedip, dia takut kalo berkedip nanti muka Chanyeol ilang.
“ini gue nggak lagi mimpikan? Kenapa nijantung udah kaya lari maraton, loncat-loncat kaya maen lompat tali.” Batin Neta.
“selamat pagi.” Sapa Joo.
“pagi oppa, eh magsudnya pagi pak.” Sahut mereka yang gagal fokus.
“perkenalkan nama saya Park Joo-won.” Ucap Joo.
“eh beneran njirr, orang Korea.” Celetuk salah satu mahasiswa.
“saya dosen baru kalian, yang akan menggantikan bu Manik.”
“eh, bapak seriusan dosen? Kenapa nggak jadi idol aja pak?” tanya salah satu mahasiswa.
“bapak asli orang Korea? Kok bisa bahasa Indonesia?” tanya lagi yang lain mewakili mahasiswa yang juga penasaran, kelas menjadi heboh karna masih banyak mahasiswa yang bertanya.
“ehmm.” Dehem Joo yang menenangkan mahsiswa.
“saya memang Dosen baru disini, dan tidak berminat jadi idol, saya blasteran Korea-Indonesia, oleh sebab itu saya bisa berbahasa Indonesia karna ibu saya asli orang Indonesia dan saya lahir di Indonesia.” Jawab nya jelas dan lugas, Joo tak mau bertele-tele, dia adalah tipikal orang yang males ngomongin hal yang nggak penting, dan satu lagi dia orang yang tegas, dingin dengan orang baru.
“owhhhhhhh” jawab mereka semua.
“jadi karna tidak ada yang perlu dibahas tentang perkenalan saya, kita mulai kuliah hari ini, kumpulkan tugas yang diberikan bu Manik, jika ada yang tidak mengerjakan silakan keluar dari kelas saya, dan akan saya pastikan nilai kalian D.”
“nggak ada bedanya sama bu Manik, sama-sama kiler.” Bisik salah satu mahasiswa.
“untung ganteng, kalo nggak udah gue sumpahin pulangnya nyungsep di got.”
“ganteng-ganteng kok galak.”
Begitulah celetukan para mahasiswa, lebih tepatnya bisikan karna mereka takut sudah terpancar dari aura dosen baru mereka yang galak, dan terkesan serius. Berbeda dengan Nata yang masih setia memandangi Dosen barunya tanpa ikut berkomentar, dia masih belum percaya bahwa Dosen barunya sangat mirip dengan idolnya.

 Berbeda dengan Nata yang masih setia memandangi Dosen barunya tanpa ikut berkomentar, dia masih belum percaya bahwa Dosen barunya sangat mirip dengan idolnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bayangin kalo dosen kalian kek gini makin betah deh dikampus nggak inget pulang

Jangan lupa tinggalkan jejak

Oppa My DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang