8

472 135 14
                                    

Setibanya di Jakarta, ketika Winwin dan Binnie keluar dari pintu kedatangan, mereka benar-benar tak menyangka kalau ada wartawan yang menunggu mereka.

Kira-kira ada 7 dari mereka, dan mereka semua menodong kamera dengan flash yang menyilaukan ke arah Winwin.

"Tuan Dong Sicheng apakah pemberitaan di media barusan benar? Kalau anda berpacaran dengan Nyonya Xu Yiyang?" tanya seorang wartawan, yang membuat Winwin dan Binnie langsung berhenti.

Winwin hanya diam di tempat, tanpa berniat menjawab pertanyaan si wartawan itu.

"Bukan kah Tuan Dong Sicheng sudah bertunangan dengan CEO perusahaan parfum Nyonya Zhou Jieqiong? Apakah Tuan Dong sudah putus dengannya?" tanya wartawan yang lain.

Tapi herannya, Winwin masih diam.

"Tuan Dong apakah tidak ingin menjawabㅡ"

"HEH KALIAN INI APAAN SIH?!" tegur Binnie galak, membuat semua wartawan yang ada di sana terdiam.

"Kami kan hanya bertanya, kenapa anda yang ketus?" balas seorang wartawan perempuan kepada Binnie dengan nada sinis

"KEPO BANGET. NYONYA XU ITU HANYA REKAN BISNISNYA TUAN DONG!" balas Binnie galak.

"Ms. Binnie, sudah lah." bisik Winwin agar Binnie tenang.

"Tapi masa sih cuma rekan bisnis saja? Kenapa bisa berpelukan gitu?" tanya wartawan perempuan tadi.

"LO TUH BANYAK NANYA YA KAYAK DORA. UDAH DIJAWAB MASIH JUGA GAK PERCAYA. BIKIN GUE EMOSI AJA." ujar Binnie kesal kepada wartawan itu.

"Ms. Binnie..."

"KALIAN INI KALAU BERANI BUAT BERITA MACAM-MACAM AKAN DIPERKARAKAN OLEH KELUARGA DONG KE JALUR HUKUM. JANGAN NGADA-NGADA!" ancam Binnie kepada wartawan itu, lalu menarik Winwin pergi menjauhi gerombolan wartawan itu.

"Ms. Binnie, kamu seharusnya gak usah ngeladenin mereka." balas Winwin.

"Tuan Dong Yang Terhormat, mereka itu gak akan puas kalau gak di jawab. Mereka itu harus ditegasin." kata Binnie.

Binnie menghela napasnya keras lalu mengipas-ngipas wajahnya yang sudah merah padam karena terlalu emosi. Lalu sedetik kemudian, Binnie tersadar kalau ia marah-marahnya udah kelewatan.

"M-Maaf Tuan Dong, saya jadi emosi. Saya tidak suka orang menghina-hina tanpa fakta yang jelas begitu. Apalagi kalau boss saya sendiri yang dihina." kata Binnie kepada Winwin dengan cengiran andalannya.

Winwin hanya tersenyum simpul sebagai balasan. Tapi baru kali ini, Winwin merasa sangat dilindungi.

Baik Winwin ataupun Binnie kini tengah terbungkam kala Mr. dan Mrs. Dong duduk di depan mereka dengan tatapan menyelidik.

Dunia persilatan beneran runtuh kalau gini ceritanya.

"Sudah berapa kali Mami bilang, jangan dekat-dekat lagi dengan Xu Yiyang itu." kata Mrs. Dong.

"Mami, Winwin sama Yiyang cuma sekedar rekan bisnis saja." balas Winwin. "Pemberitaan di media itu sama sekali tidak benar. Winwin hanya membantu Yiyang yang nyaris terjatuh."

"Anda juga, sebagai sekertarisnya Winwin seharusnya memantau mereka agar tidak bersama. Jangan malah membiarkan mereka." ucap Mr. Dong kepada Binnie.

Binnie langsung membungkuk pelan sebagai rasa bersalahnya. "Maafkan saya, Tuan."

"Papi, Mami, Ms. Binnie sama sekali gak bersalah." bela Winwin.

"Sudahlah, Winwin. Lain kali hati-hati dalam memilih rekan bisnis. Jangan asal pilih saja." balas Mrs. Dong. "Mami jadi bingung gimana mau bilang ke orang tuanya Pinky karena ulah kamu."




Katakanlah Winwin dan Binnie kini tengah dalam perjalanan pulang. Mereka berdua kabut dalam pikiran masing-masing setelah habis disidang Mr. dan Mrs. Dong.

"Ms. Binnie," panggil Winwin.

"Ya?" sahut Binnie.

"Yang dibilang Papi sama Mami gak usah dipikirin. Ini bukan salah kamu kok." kata Winwin. "Seharusnya mereka berterima kasih sama kamu, karena kamu sudah berani membela saya di depan wartawan tadi."

"Ah, itu bukan apa-apa Tuan Dong." balas Binnie. "Sebagai sekertaris, saya bukan hanya bertugas untuk membantu Tuan Dong, tapi juga harus melindungi Tuan Dong."

Winwin tersenyum lebar mendengarnya. Jujur, ucapan Binnie berhasil membuatnya senang di saat suasana hatinya tengah buruk begini.

Winwin tidak salah memilih sekertaris.

Akhirnya setelah kerempongan yang terjadi hari ini, Binnie tiba juga di rumahnya. Pesan moral yang dapat Binnie dapat dari selama seminggu menjadi sekertaris pribadi Winwin yaitu: RIBET.

"Jihooo, ini gue Binnie. Bukain pintunyaaa." ucap Binnie sembari mengetuk pintu kost-annya.

Pintu langsung dibuka dan Jiho langsung menarik Binnie masuk ke dalam dan mengunci rapat pintunya kembali.

"Binnie! Lo tau gak lo tadi masuk Lambe Turah karena ngebentakin wartawan di bandara?!" pekik Jiho heboh.

"Bodo amat. Gak peduli. Gue capek banget hari ini." balas Binnie tak peduli.

"Dan karena itu juga, debt collector lo tadi sore ke sini!! Dia ngancem buat lo bayar utang segera!! Kalo gak besok dia bakal nyamperin lo ke kantor!!" seru Jiho.

Mendengar itu Binnie langsung membulatkan kedua bola matanya. "Anjir! Jangan bikin gue panik kenapa sih?!"

Baiklah. Binnie akan dalam masalah besar jika debt collector itu bertemu dengan Winwin.

halooo semuaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

halooo semuaaa. ada yang kangen ms. binnie dan tuan muda dong nggaaak?

³ when winwin met binnie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang