Butiran embun masih tertinggal di atas daun pagi ini. Udara cukup dingin untuk membuat seseorang tidak ingin bangun dari tempat tidurnya. Khususnya bagi Ardi. Paman Rihan. Tapi pagi ini dia bangun lebih awal (tumben). Ia membawa secangkir kopi. Saat ia menuju keruang tengah. Disana ia melihat Rihan tiduran sambil membaca sebuah buku.
“tumben kamu sudah bangun Han?” kata Ardi duduk di kursi sebelahnya.
“pertanyaan yang nggak cocok diucapin buat orang yang jarang bangun pagi” kata Rihan dingin
“dasar keponakkan nggak sopan” kata Ardi sambil meminum kopinya saat itu Ardi baru menyadari sesuatu “... kamu nggak tidur ya?”
“hemm? Tau darimana?”
“mana ada orang tidur pakek sepatu kan?”
“eh.. “melihat sepatu “bisa sajakan..”
Sunyi..
“.. masalah Ai...”
“nggak usah dibahas”
“kamu ini kenapa? Sebelumnya tanya terus tentang Ai...”
“...aku sudah melihat sendiri puing rumah Ai, tolong jangan bahas lagi” potong Rihan
“kapan? Kemaren? Woi Han”
Tanpa menjawab Rihan menuju kamarnya. Saat di kamarnya. Ia langsung menjatuhkan tubuhnya di kasur. Ia mengambil nafas panjang. Ia melihat buku yang di berikan gadis misterius itu.
Namanya ada di dalam buku ini?
Rihan membuka lagi buku itu. Ia menandai setiap nama didalam buku itu.
Tapi nama yang dimaksud gadis itu, nama yang mana?
Rihan mulai menyerah mencari nama di buku itu. Ia melemparkan buku itu di pojok tempat tidurnya. Ia mulai menutup mata. Sambil mengingat-ingat yang di katakan gadis misterius itu.
baca saja di buku itu, namaku ada kok didalamnya
“...tapi sudah aku baca semua, nama ceweknya milik karekter di buku sebelumnya...nggak mungkin kan nama kamu sama dengan karekter itu. Cindy, bukan deh”
Rihan menghela nafas panjang
“nama kamu siapa? Apa benar kamu Ai atau...”
jika penasaran, baca saja bagian belakang bukunya, bukannya disana ada profil Bella
“eh belakang buku, masa sih?”
Rihan segera mengambil buku itu dan ternyata... foto gadis misterius itu yang menjadi foto profil pengarangnya.
“hah? Dia.. dia Bella...” ia bahkan tidak percaya dengan ucapannya
Tiba-tiba bulu kuduknya merinding. Ia mengingat kata-kata yang ia ucapkan kepada gadis itu tentang Bella.
“ah sial aku harus minta maaf” kata Rihan keluar dari kamarnya dan segera keluar dari rumah
“oi han mandi dulu sebelum pergi!” kata Ardi
(-‘_’-)
Rihan sampai didanau. Perasaannya campur aduk antara ingin bertemu dan takut bertemu (?) akhirnya dia memutuskan bertemu gadis itu. Dengan menarik nafas panjang ia berjalan menuju gubuk tua itu tapi ternyata gadis yang bernama Bella duduk di pinggir danau sambil membaca buku seperti pertama kali Rihan melihatnya. Langkah Rihan untuk menemuinya semakin berat dan tanpa sadar dia sudah berada didekat gadis itu. Bella menoleh kearahnya.
“hay..”sapa gadis itu dengan senyum manisnya
“ha..hayy..” jawab Rihan dengan grogi
“jadi? Gimana sudah tau namaku siapa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Rihan Story - Mystery
SpiritualUdara hutan yang nyaman terbawa angin hingga tempat seorang pria yang duduk di dekat cendela sebuah bis yang berusia hampir seperempat abad. Rambut hitam kecoklatannyanya seakan menari-nari mengikuti nyanyian hutan yang terbawa angin. Pria itu duduk...