3

5 0 0
                                    

"Udah gausah banyak gerak kalo pusing" Gina mendongak melihat dimana dirinya berada, perasaan tadi dia masih di lapangan deh.

"Lain kali sarapan dulu dek" bukan nya Yudhit yang ada di samping nya malah kak Doni.

"Makasih kak" ucap Gina ketika Doni mengulurkan teh hangat untuk dirinya.

"Nasi nya di makan dek, kalau gakuat gue panggilin Nana biar di anter pulang" kali ini Doni sudah terduduk di samping ranjang yang ditiduri Gina.

"Ya allah Ginaa!!" Dapat diterka siapa pemilik suara tersebut, siapa lagi kalau bukan Nana dan Haekal sedangkan Rendy hanya mengikuti di belakang tanpa berteriak.

"Gausah teriak juga na" peringat Gina sedangkan Nana malah cengir manis.

"Bang makasih bang udah nolongin Gina"

"Sama-sama Ren, lagian tadi gue pas lewat trs ngeliat dia nangis di lapangan, didatengin malah pingsan"

"Lah lo napa nangis?" Tanya Nana, Haekal juga baru sadar jika mata Gina sedikit sembab.

"Engga kok, tadi maag gue kambuh" bohong Gina, Gina gak secengeng itu lagi pula sakit nya maag seberapa sih gk mungkin juga dia nangis di sekolah gara-gara maag.

"Gausah bohong deh gin"

"Gue gk bohong kal"

"Emang nya Yudhit dimana sih? Lo pacar nya Yudhit kan?" Tanya Doni yang membuat Haekal dan rendy seketika diam.

"Tuh dikantin berduaan sama kak Sarah" Haekal dan Nana menatap Rendy tajam.

"Apaan? Gue bener kan? Kalian juga liat" ucap Rendy tanpa dosa.

"Goblok banget sih" desis Haekal.

"Lah apa-apaan tuh cewek nya sakit dia nya enak-enakan di kantin" cibir Doni.

Gina yang mendengar itu pun langsung menunduk lalu beranjak dari ranjang.

"Mau kemana gin?"

"Gue mau balik ke kelas" ucap Gina lalu meninggalkan uks.

"Permisi dulu bang, sekali lagi makasi" ucap Rendy yang terakhir keluar dari uks.



.......


"Kak bisa anter aku pulang?" Nyata nya Gina bukan ke kelas, tapi malah ke kantin menghampiri Yudhit yang sedang bersanding dengan sarah.

"Ngapain kamu mau bolos? Gk bisa nanti kakak ada ulhar, minta tolong Nana aja"

"Oh yaudah kak maaf ganggu, mari kak Sarah"

"Iya dek"

Gina meninggalkan kantin dengan rasa sakit yang mendalam di hati nya, jadi ini yang dia dapat kan setelah setahun?

Gina kembali menghela nafas, kaki nya melangkah menuju kelas, menyangklong tas nya lalu segera keluar dari kelas tanpa mendengar berbagai pertanyaan yang berasal dari Haekal dan rendy.

"Lo mau kemana? Ayo gue anter!" Tahan Nana yang sudah mencengkram tangan Gina.

"Anter gue ke kampus nya mas winata" ujar Gina yang membuat nana mengernyit.

"Ngapain ke bang winata?"

"Bukan urusan lo" mau tak mau Nana harus menuruti permintaan Gina, Nana tau jika sahabat nya ini dalam keadaan hati yang buruk.

Gina sama seperti perempuan yang lain, hati nya rapuh hanya Gina saja yang bersikap sok kuat.

Di perjalanan pun Gina tak ada niatan untuk membalas candaan Nana yang sengaja Nana hadirkan untuk menghibur Gina.

"Ayo gue anter ke bang winata"

"Gausah biar gue sendiri, lo balik ke sekolah aja" ucap Gina lalu meninggalkan Nana dan memasuki wilayah kampus.

"Halo mas dimana?"

"Di kantin"

"Gina kesana"

"Loh.. kok bi.."

Pip

Gina mengakhiri percakapan nya dengan winatalalu segera melangkah ke kantin fakultas winata.

Tatapan heran hadir untuk Gina, ini wajar apalagi dengan penampilan dirinya yang masih memakai seragam SMA lengkap.

Kok bisa ada anak SMA nyasar kesini, begitu pikir mereka.

Mata nya mencari dimana keberadaan mas nya itu, setelah ketemu dimana winata berada Gina pun segera menghampiri nya.

"Mas.."

"Kamu sama siapa kesini?"

"Di anter Nana"

"Kenapa bolos?"

"Gina gk bolos kok, tadi Gina pingsan habis di hukum bu Ratna gara-gara ngelamun" ungkap Gina enteng.

"Sarapan dulu" ucap seseorang yang sudah duduk di samping nya.

"Makasih mas jun" ucap Gina yang di balas senyum.

Muhammad nur aldejun, sepupu Gina dan winata yang kebetulan satu falkutas dengan winata

Winata asik menatap adik nya yang tengah lahap mengunyah, sedangkan dejun masih aktif mengelus rambut Gina.

"Mas.." lirih Gina menghentikan kegiatan nya sejenak.

"Bisa anterin aku ke bunda? Aku kangen mas" hati winata bergetar ketika mendengar permintaan Gina.

"Bisa tunggu sebentar? Mas masih ada kelas cuma satu jam an kamu disini aja sama dejun" ungkap winata lalu bersiap meninggalkan kantin.

"Jun nitip si adek" dejun hanya mengangguk.

"Kamu ada masalah apa?" Tanya dejun memulai obrolan.

"Engga kok mas"

"Udah ngomong aja,"

"Apa kunci suatu hubungan mas?"

"Percaya"

"Mas sama mbak wendy udah berapa tahun?"

"Udah 3 tahunan, kenapa sih dek?"

"Apa ada aja cobaan nya?"

"Kak Yudhit kayak nya berubah deh mas, akhir-akhir ini gk ada waktu sama sekali buat aku, khusus nya untuk tahun ini"

"Buat sekedar pulang bareng aja jarang terakhir kemaren, aku gk muluk-muluk kok yang penting bisa sisain waktu nya sekedar nanyain kabar aku  walaupun cuma chat atau telpon aku pikir itu cukup"

"Setiap kali aku juga ngertiin dia, iya aku tau sekarang lagi sibuk-sibuk nya,belum lagi masa jabatan osis yang bentar lagi berakhir itu yang buat dia sibuk nyelesein proker terakhir nya"

"Yudhit selingkuh dek?" Ujar dejun tiba-tiba,Gina langsung saja menggeleng kuat atas pernyataan tersebut.

"Bukan selingkuh, gimana ya? Lebih ke gk dianggap sih"

"Maksud kamu?"




















"Ya kehadiran ku itu gak dianggap, di bilang aku harus percaya tapi rasa ragu tetep aja muncul, kak Yudhit terlalu sibuk, aku gk sukak"


Trust Me If You WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang