tiga.

2.1K 331 58
                                    

bila aku jatuh cinta, jatuh cinta, bersama dirimu

bila aku jatuh cinta - nidji


***

Menjadi pusat perhatian orang lain sudah bukan hal baru bagi Jimin. Ia seharusnya sudah terbiasa karena sejak kecil ia tumbuh dengan berbagai kemampuan yang mengalir dalam darahnya, membuat ia membangun reputasi yang baik di kalangan anggota kawanan Jeon.

Hanya saja, saat ini alasannya berbeda dari sebelumnya.

Park Jimin menjadi topik hangat obrolan para anggota kawanan, bukan karena kemampuannya, tetapi karena dirinya yang sudah dipinang Jeongguk. Kawanan Jeon mendapatkan kunjungan dari kawanan Seo, satu hari setelah Jimin menerima pinangan Jeongguk dan mendeklarasikan permintaannya kepada alpha itu untuk membuatnya jatuh cinta. Perwakilan kawanan Seo mengusulkan aliansi dan perjodohan antara para anak ketua kedua kawanan. Sebelum Ayahnya sempat untuk menjawab, dengan penuh sopan santun, Jeongguk memberikan jawaban bahwa ia sudah meminang seorang omega dari kawanannya.

Tentu saja dengan status Jeongguk sebagai calon pemimpin kawanan Jeon, kabar tentang Jeongguk meminang Jimin beredar dengan pesat tanpa ada hambatan sedikit pun. Belum lagi peristiwa di kantin yang mengundang perhatian para anggota kawanan yang ternyata ikut mengamati interaksi yang berbeda antara Park Jimin dan Jeon Jeongguk.

Dan seperti tidak merasa puas dengan perhatian yang sudah mereka terima, Jeongguk tidak keberatan memperlihatkan perubahan hubungannya dengan Jimin. Menemani Jimin seperti sudah menjadi keharusan untuk Jeongguk. Ia tidak pernah mau membiarkan Jimin melangkah sendiri. Jeongguk bersikeras untuk menjemput Jimin setiap pagi dan mengantarnya berjalan menuju klinik. Jeongguk bersikeras menjemputnya setiap sore dari klinik dan berjalan bersama menuju kantin untuk menikmati makan malam dengan anggota kawanan yang lain. Jeongguk bersikeras mengantar Jimin pulang ke rumahnya.

"Aku masih tidak bisa percaya bahwa kau dan Jeongguk sekarang bertunangan."

Jimin dan Hoseok diberikan tugas untuk memanen wortel di area perkebunan kawanan Jeon pagi itu. Jimin tidak menanggapi perkataan Hoseok. Ia berpura-pura tidak mendengar dan tetap melakukan tugasnya dengan telaten. Hoseok sudah terlalu sering mengatakan hal yang sama sehingga Jimin kehilangan tenaga untuk menjawabnya.

"Bayangkan saja. Kalian tumbuh dengan saling beradu kemampuan dan argumen. Lalu lihat sekarang. Jeongguk meminangmu dan kau menerimanya dan kalian kini bertunangan."

"Apakah kau tidak punya hal lain untuk dibicarakan?" Jimin akhirnya menatap Hoseok yang tampaknya lebih memilih untuk memberikan tanggapannya terkait hubungan Jimin bersama Jeongguk dibanding mengambil wortel yang belum selesai dipanen. "Kau sudah terlalu sering mengatakan hal tersebut. Apakah kau tidak bosan? Aku saja yang mendengarkannya sudah merasa bosan."

Hoseok menggelengkan kepalanya. Ia benar-benar menikmati topik obrolan ini. "Bagaimana aku bisa bosan membicarakannya ketika aku sungguh-sungguh merasa takjub dengan perkembangan hubungan kalian berdua?"

"Apa yang membuatmu merasa takjub? Aku dan Jeongguk sama saja dengan orang lain. Seorang alpha meminang seorang omega lalu mereka bertunangan. Sebuah hal yang sangat umum untuk terjadi."

"Tetapi kalian dulu bermusuhan! Aku sudah terbiasa melihat kalian saling mengolok satu sama lain dan sejujurnya aku belum terbiasa melihat kalian yang seperti sekarang. Kalian tidak terpisahkan dan Jeongguk selalu memandangmu seakan-akan kau adalah berlian yang sangat berharga."

Mendengar perkataan Hoseok membuat Jimin merasa malu. Ia menundukkan kepala lalu berpura-pura untuk kembali menggali tanah dan mengambil wortel yang harus ia panen. Masih terasa sulit baginya membiasakan diri dengan perhatian yang ia terima dari Jeongguk. Apalagi mendengar perkataan orang lain yang membenarkan hal tersebut.

Omega Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang