Prolog

28 6 1
                                    

Hay hay semua, maaf banget nih ya buat kalian yang nunggu aku Up cerita aku. Nah berhubung aku lagi mood nulis lagi, aku buat cerita ini.

Jadi, ini adalah karya kedua aku. Mohon bimbingannya ya teman-teman. Owh iya dicerita kali ini aku gak akan bahas tentang teror kaya di cerita Melka. Disini kalian akan mengikuti alur yang berbeda dari cerita sebelumnya.

Cerita ini mengandung bawang, kalau menurutku hehe jadi siapin tisu yap.

Selamat membaca
.
.
.

Seorang gadis kini tengah berada di sebuah halte bus dengan mengenakan pakaian serba hitam seperti orang yang tengah berduka. Wajah pucat kontras dengan kulit putih membuatnya terlihat seperti hantu. Tak ada seorang pun yang berani menghampirinya, entah hanya sekedar menanyakan tentang kondisinya ataupun duduk disebelahnya menanti bus yang akan datang.

Banyak rumor yang mengatakan bahwa ia adalah gadis pembawa sial dan terkutuk. Setiap kali seseorang mendekati gadis itu bahkan bermain dengan gadis itu maka kesialan akan menghampirinya. Tak ada yang ingin berteman dengan gadis itu.

"Dasar wanita pembawa sial."

"Kenapa dia tidak mati saja."

"Jangan mendekati wanita itu atau kesialan dan kemalangan akan menghampiri kalian."

Dan masih banyak lagi bisikan orang-orang yang berada disana. Sang gadis tetap diam tanpa ekspresi menatap lurus ke depan, hingga saat seseorang menghampiri gadis itu.

Srekkkk....

Air mineral yang berada ditangan gadis itu diambil paksa oleh seseorang yang baru datang itu.

"Thaks, kenalin nama gue Jeffrey Rhosguid."

Kedua mata mereka bertemu, namun tak berselang lama gadis itu langsung pergi tanpa sepatah kata.

"Kenapa tatapan itu seolah mengisyaratkan duka ?"

***

"Dari mana saja kamu ?" Ucap seorang paruh baya kepada seorang gadis yang baru saja tiba di rumahnya.

"Dasar anak gak tau di untung, kenapa kamu harus menjadi anakku. Kenapa harus kamu." Ucap paruh baya itu dengan amarah yang semakin menjadi.

Plakkkkk....

Sebuah pukulan mendarat di tubuh gadis itu. Tidak ada perlawanan sedikitpun, dan tidak ada seorang pun yang membantu. Semua hanya menyaksikan tanpa peduli dengan apa yang terjadi dengan si gadis.

"Stevie..." Teriak seorang yang tak jauh dari sana. Ia berlari menghampiri seorang yang namanya disebut.

"Stevie, maafin mamah ya sayang. Maaf mamah datangnya telat."

"Rossi, kenapa kamu menghalangiku untuk menghajar anak tidak tahu diri ini. Menyingkirlah  dari hadapanku."

"Mas, dia anak kita, darah daging kit.."

"Tidak, dia bukan darah dagingku. Aku tidak sudi menganggapnya sebagai keturunanku."

"Mas, apa kamu tidak kasihan melihat Stevie tanpa kasih sayang seorang papah. Kenapa mas, kenapa kamu harus melakukan kekerasan terhadap Stevie setiap hari."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Secret Love is InfiniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang