Seni itu,mungkin separti aku rindu Amsterdam,tinggal kunikmati,tanpa harus dimengerti.. Pidi Baiq-
Sejak kapan Sunghoon menjadi seromantis ini. Dia memesan meja untuk dinner disalah satu restoran yang cukup mahal. Dan yang paling penting tidak ada seorang pun pengunjung selain kami. Tidak perlu ditanya,pasti dia yang memesan semua meja yang ada disini. Aku terkadang merasa terharu dengan sikap Sunghoon yang sangat tulus kepadaku. Mungkin kalian pikir aku sebodoh itu menolaknya. Aku hanya butuh waktu,sebentar lagi. Setiap malam aku juga berdoa agar waktu itu cepat datang dan Sunghoon masih ingin menikahiku,bukan Sunghoon masih mencintaiku.
Aku melirik ke Sunghoon lalu menghembuskan nafas panjang. Hanya satu piring yang diletakan dimeja. Yang berarti Sunghoon tidak makan.
"Aku akan melihat mu makan" Sunghoon paham betul aku tidak menyukai hal seperti ini.
Selalu saja Sunghoon tidak makan. Aku menggeleng kuat, "kalau kau tidak makan aku juga tidak akan makan"
Kalian mau tahu alasan Sunghoon tidak sering makan. Dia mempunyai penyakit yang tidak bisa makan kenyang kalau dia kenyang akan muntah. Aku sempat tidak percaya dan bodohnya lagi saat itu aku menyuruhnya membuktikan hal itu. Jadi bukan hanya ramen saja. Hampir semua makanan. Aku juga tidak tahu ada penyakit seperti itu,apa itu penyakit?
"Jung Jera"
"Park Sunghoon"
"Kalau begitu kita makan berdua saja,kau tidak akan kekenyangan begitu juga dengan aku" aku mencoba untuk menyakinkan Sunghoon. Masa dia hanya meminum susu pisang saja setiap malam.
"Aku memang tidak makan malam" Sunghoon menolak.
Tidak ada cara lain selain menyuapinya. Tapi,nihil dia tetap menolak. Aku sampai kehilangan akal.
"Kau makan saja,aku serius"
"aku lebih serius Sunghoon..." aku hampir saja menangis didepannya.
Orang – orang mungkin berpikir aku lebay karena suapan ku ditolak. Tapi,bukan itu.
"Apa setelah aku menyuapimu ramen hari itu kau muntah?" suaraku mulai meninggi.
Sunghoon menatapku sekilas lalu menunduk.
"Apa yang ingin kau tangisi? Jika kau ingin menangis,dengar Park Sunghoon!"
"Kau bisa menangis sepuasnya tanpa harus membuat tubuhmu menderita" aku kehilangan kesabaraan.
Dokter sudah mengatakan satu – satunya cara agar Sunghoon bisa kembali pulih adalah tidak memakan ramen,itu makanan terlarang Sunghoon. Tapi,apa. Dia selalu makan setiap ingin menangis. Apa air matanya tidak bisa keluar dengan sendirinya? Apa ramen yang harus membantunya? Aku mulai gila dengan semua ini. Aku tidak kuat melihatnya seperti itu.
"Kau.." aku tidak bisa melanjutkan kalimatku.
"Kita pulang saja" aku mengambil tasku dan meninggalkannya yang masih duduk.
Selama di lift aku mencoba untuk mengatur seluruh jiwa yang ingin meledak – ledak. Sayangnya,aku tidak bisa. Aku tersungkur,jatuh dilantai lift. Air mataku menetes begitu saja,dada ku terasa sangat sesak. Hal yang paling ku benci adalah kenapa,kenapa aku harus menunggu pria itu – bukan Sunghoon. Kenapa saat Sunghoon pergi ke Japan untuk latihan selama 2 tahun pria itu mengantikan posisi Sunghoon seutuhnya. Sampai aku harus berjanji memberikannya jawabaan setelah dia menyatakan perasaannya sebelum pergi ke Jerman – melanjutkan sekolah seninya. Aku berjanji akan menjawabnya setelah dia kembali ke Korea. Betul,aku memang sangat bodoh hari itu. Jika saja aku masih bisa menahan diri,mungkin aku bisa sepenuhnya berada disamping Sunghoon dan dia akan lebih banyak tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/235507702-288-k573300.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] TIME' - PARK SUNGHOON
Fanfiction"Apa dia yang kau tunggu?" Sunghoon dan aku bertunangan,tapi itu bukan hal yang membuatku sangat senang. Karena,ada orang yan harus ku tunggu. Tapi,aku sudah mulai menerima mu Park Sunghoon. Aku harus bagaimana? Apa akhir dari cerita kita?