Pagi yang cerah, kicauan burung sudah mulai terdengar, matahari mulai menampakkan dirinya dengan malu malu. Tetapi itu semua tidak berlaku untuk seorang gadis yang masih meringkuk manja dibawah selimut tebalnya. Ia malas sekali untuk sekolah apalagi hari ini hari senin, dimana para murid wajib mengikuti upacara ditengah lapangan yang sangat panas.
Dari bawah sana terdengar teriakan yang tak ada henti hentinya. Ya, dia Hana mama Fani. Sedari tadi berteriak membangunkan putrinya tetapi tidak ada sahutan dari dalam kamar. Hana geram sendiri dengan putrinya itu, Fani memang sangat susah sekali dibangunkan jadi harus sangat sangat sabat menghadapinya.
"Emang anak satu ini ya, bikin naik darah aja setiap hari, salah apa sih dulu aku pas ngandung dia, ya tuhan berikan hambamu kesabaran."batin Hana
Ia lalu beranjak pergi naik keatas ke kamar Fani yang tepatnya ada di lantai dua rumahnya.Tak lupa di tangan sebelah kirinya membawa ember kecil berisi air.
ceklek
"Fani! Ini sudah jam berapa? kamu mau sekolah nggak sih hah?!!"bentak Hana yang masih berada di ambang pintu
"eunghh, apasi mah, masih pagi juga. Teriak teriak mulu hobinya, gak capek apa?"
"Bangunn!!udah mau jam 7 ituu liat!"kata Hana sambil menarik narik selimut yang Fani gunakan.
"5 menit lagi mah, Fani masih ngant-"
byurrr
Ucapan Fani terpotong gara gara mamanya yang sudah muak dengan tingkah anak perempuannya. Ia menyiram Fani dengan ember kecil yang berisi air tadi.
"MAMAH!"ucap Fani sambil terbangun dari tidurnya.
"Makanya bangun,mamah capek bangunin kamu dari tadi. Yaudah mama siram aja pake air"tawa Hana mulai menggelegar melihat wajah masam anaknya.
"Gatau ah males sama mama! Mau mandi dulu!"ucap Fani lalu pergi meninggalkan mamanya menuju kamar mandi yang terletak didalam kamarnya.
"Salah siapa gak bangun bangun"gumam Hana pelan lalu pergi keluar dari kamar Fani.
***
Setelah 20 menit akhirnya Fani muncul dan langsung duduk dimeja makan bersama papa dan mamanya.
"Pagi mah pah"sapa Fani.
"Pagi sayang"jawab mama dan papanya serempak.
"Kamu mau berangkat bareng papa atau sendiri Fan?" tanya Hendra papa Fani.
"Sendiri aja pah, kasian papa nanti terlambat sampe kantornya"jawab Fani lalu menyuapkan makanannya.
"Oh yaudah kalau begitu"
"Pah mah, kemarin aku dapet surat panggilan dari sekolah buat kalian."ucap Fani santai seakan sudah biasa dengan hal tersebut
"Astaga Fani. Kamu buat ulah apa lagi sih, mama sampe pusing dengan kelakuan kamu itu, gaada capek capeknya apa kamu ngelanggar aturan sekolah setiap hari?! hampir setiap hari kamu itu dihukum lhoh"kata mamanya frustasi
"Kapan itu Fani undangannya?"tanya Hendra
"Besok pah"
"Papah aja yang datang, biar mamamu nggak stress"
"Ya pah"
KAMU SEDANG MEMBACA
RIFANI
Teen FictionTentang dia yang telah merampas habis hatiku, memenuhi semua ruang hingga tak ada lagi kekosongan yang melanda. Dia datang dihidupku dan memberi warna dalam hidupku. Dan pada akhirnya salah satu dari mereka pergi. Kenapa pergi?mau tau?tunggu kelanj...