Ke.lu.ar.ga

29 3 0
                                    

(n) keramahan di tengah keramaian yang sunyi

Pepohonan terbakar. Permukaan tanah tenggelam. Gunung es perlahan mencair. Bumi kita sedang sakit. Sementara kita masih sibuk memperkaya diri.

Percayalah, rezeki tak akan kemana. Tak perlu terlalu mengejar materi. Seolah kita hidup untuk selamanya di bumi. Padahal, sejatinya yang kita butuhkan hanyalah kebahagiaan. Bukan harta, tahta atau popularitas.

Suatu ketika, di sebuah rumah makan—pada jam makan siang—aku bertemu dengan seorang kawan. Setelah bertanya kabar, aku memuji "pencapaiannya". Namun, respons yang ku terima justru di luar ekspektasi. Katanya, ia merasa bosan dengan rutinitasnya selama ini. Ia juga tak lagi menemukan kenikmatan dalam kegiatan yang ia tekuni. Padahal, posisi yang ia jalani saat ini cukup diidam-idamkan oleh banyak orang.

Keesokan harinya, ketika sore tiba. Saat matahari hendak turun dari singgasananya, seorang mitra kerja bercerita: apabila hatinya merasa hampa. Meski di usia yang terbilang muda, ia telah memiliki harta berlimpah.

Beres bekerja, dalam perjalanan pulang, aku melamun. Beranekaragam karakter manusia yang mengisi populasi di bumi ini. Lengkap dengan mimpi yang mereka simpan dengan rapi. Bagaimana bisa ada celah untuk membuat seseorang merasa sunyi? Apakah ingar-bingar ini hanya sekedar bunyi?

Ku putar kembali memoriku, pada waktu di mana aku mulai menemukan orang-orang yang satu frekuensi denganku. Betapa beruntungnya aku diberi kesempatan bertemu dengan mereka. Karena mereka adalah support system yang selalu membantuku untuk tetap menjadi manusia seutuhnya, di tengah permainan yang melalaikan dan perhiasan yang bermegah-megah. Terlebih keluargaku: keramahan di tengah keramaian yang sunyi.

Tanpa mereka, mungkin tidak akan ada aku yang sekarang. Aku bersyukur memiliki mereka. Mereka adalah rezeki dalam bentuk yang berbeda.

 Mereka adalah rezeki dalam bentuk yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memori di Rumah AjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang