(v) menangkan lelah dan resah yang ganjil, agar kembali utuh dan genap.
Ada yang berhenti berkarya karena keluarga. Ada yang berhenti bekerja karena terjebak dalam ambisi. Ada yang berhenti bermimpi karena tak memiliki dana. Terkadang, dunia seperti itu: kita dipaksa akrab dengan kecewa dan luka dalam prosesnya. Tidak semua yang dikejar dan diharapkan dapat terwujud.
Ada kalanya, dalam hidup kita diminta untuk berhenti berlari. Tak perlu terburu-buru. Tenangkan hatimu. Kau tak sendiri. Menangislah jika ingin menangis. Tidak perlu berpura-pura kuat, dengan bersembunyi di balik senyuman yang terkesan dipaksakan. Karena air mata adalah simbol bahwa kita setuju, apabila kita merasa bersedih, sudah sepatutnya kita bersedih. Karena air mata juga dapat membantu kita untuk lekas pulih.
Akui saja bahwa kita pernah gagal. Akui saja bahwa kita pernah jatuh. Setidaknya kita pernah mencoba, meski pada akhirnya belum berhasil. Yang terpenting adalah jangan pernah berhenti bermimpi. Karena tak semuanya dapat terwujud sekarang.
Sudah cukup banyak kabar perihal kesedihan yang bertebaran di luar sana. Tak perlu membagikan cerita kita pada semua orang di sosial media. Maafkan saja kesalahan yang pernah kita perbuat. Maafkan kesalahan orang lain yang pernah kita terima. Maafkan keadaan yang membuat kita membiru. Berdamailah dengan lukamu. Waktu yang akan mengobatimu.
Seraya menunggu, dan menyusun ulang rencana yang lalu. Tanyakan pada hati kecilmu. Apa yang sebenarnya kau inginkan? Apa benar jalan yang kita pilih telah sesuai dengan karakter kita?
Temukan definisi "bahagiamu" sendiri. Lepaskan partikel yang membelenggu secara perlahan. Beri sentuhan rasa pada setiap kegiatan yang kau tekuni. Bukan ego. Lalu biarkan semesta menyelesaikan sisanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
