Melvin benar-benar muncul didepan pintunya tepat pukul satu siang. Ya, mereka sudah selesai beribadah di gereja dan memutuskan untuk kembali ke hotel masing-masing sebelum akhirnya mereka pergi makan siang.
"Udah siap?" tanya Melvin sambil tersenyum manis.
Darlene sedikit terpana melihat senyuman manis itu. Jadi pengen dicium. EH ASTAGA.
"Udah dong! Laper banget mau nangis!"
Melvin terkekeh "Lebay!" sambil mengelus kepala Darlene.
Mereka akhirnya berjalan keluar hotel dan memutuskan untuk menyewa sebuah motor-motor sport yang memang sudah Melvin sewa seharian ini.
"Tinggi banget sih?!" keluh Darlene saat perempuan itu kesusahan menaikki motor itu.
Melvin terkekeh gemas dan menyodorkan tangannya yang langsung diraih Darlene.
Saat sudah siap, handphone Melvin berbunyi menandakan sebuah panggilan. Ia merogoh kantongnya dan melihat siapa yang menghubunginya siang bolong begini.
'Si bangsat Mikha'
Melvin melihat nama itu lalu menghela nafas malas. "kenapa?" tanya Darlene.
"Kakak aku nelfon"
"Angkat dong!"
"Gak mau ah! Nanti pasti dia ngomel, terus teriak-teriak kaya monyet sakit. Gak ah!"
"Angkat dulu! Kalo penting gimana?"
"Kalo gak penting gimana?"
"Angkat atau kita gak akan berangkat sama sekali!"
Melvin menghela nafas pasrah
"Halo?"
"Ehh? Halo?! HALO DEK?!"
Melvin menjauhkan handphone-nya sejenak. "Tuh kan dia teriak!" ucap Melvin pada Darlene
"MELVIN! EHH ADIK KAMPANG! JAWAB GUE!"
"Apaan sih? Kebiasaan banget kayak kunti demam teriak-teriak!"
"KURANG AJAR LO SETAN!"
"Apa?! Cepet gue mau makan nih!"
"Lo kemana sih?! Lo gak tau apa kita semua khawatir, kecuali gue?!"
"Bacot. Gue tau lo hewir kan nyariin gue?!"
"Eng-enggak. Kata siapa?!"
"Kata pacar lo lah!"
"Mike sialan!"
"Halah, gitu-gitu juga sayang!"
"EHH KENAPA NGALIHIN PEMBICARAAN?! JAWAB GAK LO DIMANA?!"
"Masih di bumi belum ke planet lain"
"Si anjing--Yang! kamu kasar banget!" terdengar suara Mike yang menegur Mikha.
"Bangke emang lo dek. Serius gue tanya lo dimana? Lo gila apa ini udah hampir seminggu lo gak pulang. Temen-temen kampus lo nanyain lo, bahkan Noella kesayangan lo itu nyariin lo!"
Melvin terdiam mendengar ucapan Mikha. Rasanya Melvin belum siap kembali ke Bandung. Kembali menghadapi kedua orangtuanya yang terus memaksa kehendaknya. Bertemu Noella. Dan menghadapi kenyataan bahwa dia tidak akan lagi bertemu Darlene. Berat rasanya.
"Gak peduli gue! Gue masih mau disini"
"Lo sama siapa? Lo makan apa? Lo tidur dimana? Gue- maksudnya, mama khawatir!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PECCANTUM
Acak(Sequel Dive & Accontece. Melvin Point Of View) God only hate sin, not a sinner. Melvin Rafaelo Adams. Keturunan Adams yang paling bontot tapi paling hebat dalam membuat pusing keluarganya. Kabur selama 2 minggu karena dipaksa meneruskan perusaha...