"Rin, gue liat liat sekarang udah tobat juga lo?" Seru Ardan padaku
Aku hanya berdecih dan menganggap ejekannya sebagai angin lalu, Ardan ini sahabat dekat ku di kampus. "Tobat lah siapa tau besok mati"
"Kalo ngomong suka ga disaring!" Gelaknya
Ku balas tawa renyah, kita emang sereceh itu kalau bercandaAku menolehkan kepala padanya "besok gue mau umroh, ikut anter ke bandara bisa?"
"Gileee, umroh diem diem""Ini barusan kan gue ngomong, stupid!" Balasku tak terima. Iya terkekeh dan menjawab "iya besok gue anter naik mobil gue aja ya biar sekalian"
"Siap pak bos hehe"
Baik kan dia? Jelas Ardan memang selalu bisa ku andalkan, selain mempunyai fisik yang oke buat diajak kondangan, dia juga pacar able banget, selalu bisa di andalkan! Sebenarnya aku sempat punya rasa sih sama dia, secara kita bareng terus dari awal masuk kuliah.
Sampai sekarang pun rasanya aku masih ingin menjadikan dia sebagai pacar yang bisa diajak serius, tapi sepertinya Ardan gapernah sadar kalau aku menyimpan perasaan padanya. Buktinya sampai sekarang dia bahkan tidak pernah menunjukan gelagat "suka" terhadap lawab jenis kepada ku.Rumit bukan persahabatan diantara perempuan dan lelaki? Mau di tembak sebagai emansipasi wanita, takutnya persahabatan hancur karena penolakan. Mau di diemin aja let it be, nyiksa banget tiap denger doi curhat soal cewek. Sialan
⛅️ ⛅️ ⛅️
Tepat pukul 7 malam kami sekeluarga bersama Ardan tentunya berangkat menuju bandara untuk bersiap siap kumpul sebelum berangkat ke tanah suci
Aku memakai baju seragaman tour travel berwarna merah maroon khas dengan bordir nama travel di sisi kiri atas baju, lengkap dengan hijab berwarna senada yang menjuntai panjang menutupi dada
Sejujurnya aku bahkan merasa tak nyata karena mengingat betapa keras penolakan ku untuk berangkat umroh kali ini. Dengan segala sikap dan watak buruk aku memiliki ketakutan besar segalanya akan di balas disana, sebagai manusia tentunya aku memiliki banyak dosa yang bahkan tidak bisa ku ucap dengan kata saking banyaknya
Ku dengar segala nya akan dibalas disana~
Ardan menepuk bahu ku "yang kuat ya semoga dosa dosa lo ga di bales disana, semoga pulang masih bernapas ya haha" celotehnya ringan
Aku hanya menunduk mengabaikan kicauan tak penting nya. Kalau dilihat lihat kami ini seperti sepasang kekasih yang tak rela berpisah. Setelah panggilan dari tour leader masing masing group diminta berkumpul dan bersiap untuk pemberangkatan, akupun berpisah dengan Ardan karena tentunya ia harus pulang.
Ku peluk Ardan sebagai salam perpisahan, sahabatku satu ini memang menyebalkan tapi kami tidak bisa jauh satu sama lain
"Ayo sayang kita berangkat" ucap ibu padaku sambil mengelus ujung kepalaku
"Iya bu"Sebagai satu keluarga kami jelas jalan beriringan, ku tolehkan kepala ku kebelakang, dapat kulihat sosok lelaki berperawakan tinggi dan menggunakan baju sama persis dengan baju khas travel miliku. Sepertinya kami satu travel
Saat duduk di kursi pesawat yang tentunya sudah di siapkan pihak travel dengan nomor duduk masing-masing. Aku duduk sendirian dibangku kursi dekat jendela berpisah dengan ayah dan ibu yang memiliki nomor bangku terpisah dengan ku
KAMU SEDANG MEMBACA
Atas Nama Cinta
Romance- Kemari Genggam tangan ku Atas nama cinta Ku berdoa Kisah kita akan abadi - Ini adalah kisah Arini seorang gadis bengal yang akhirnya bertemu sang pujaan hati. Disaat hati bertalu menyebut namanya hingga mulut berusaha mengingat dan menguca...