Kudengar

6 0 0
                                    

Menunggu perjalanan panjang sampai ke tanah suci bukanlah waktu yang sebentar, aku jatuh terlelap tidur dengan waktu yang lama hingga aku menyadari bahwa keinginan pergi ke toilet untuk sekedar membasuh wajah

Dug
"Ups, maaf" ucapnya sambil menundukan pandangan dari ku dan melenggang pergi begitu saja
"Dasar laki laki aneh, masa ngomong tapi ga natap wajah yang diajak ngomong, dikira gue tak kasar mata apa" dumel ku pada sosok lelaki yang kuyakini dia adalah orang yang sama saat di bandara tadi

Selesai membasuh wajah aku berjalan kembali menuju kursi ku, ku tolehkan kepala ke samping kanan melihat lelaki itu menunaikan sholat di dalam pesawat. Usai memperhatikannya aku kembali tidur dan terhanyut dalam mimpi

⛅️

Sesampainya di bandara jeddah, kami melanjutkan perjalanan menggunakan bus menuju kota madinah, lelah sungguh duduk terus menerus tapi apa boleh buat aku bahkan hanya bisa diam dan tak tau harus mencurahkan rasa kesal dan lelah ini pada siapa, karena nyatanya ayah dan ibu duduk dibangku bersebelahan sedangkan aku sendiri di bangku belakang pojok kanan, nasib jomblo emang begini kali ya?

Sayup sayup ku dengar intruksi untuk absen nama dari posisi depan, ku tegakan kepala berharap bisa melihat siapa yang berbicara

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu, perkenalkan nama saya Farhan selalu tour leader untuk grup umroh bus 5, saya harap kerjasamanya untuk senantiasa mengikuti kegiatan absen guna menghindari jamaah yang tertinggal sewaktu waktu"

Jadi lelaki yang kulihat dari awal di bandara tadi itu tour leader di grup ini, pantas saja dia keliatan islamiah banget di mata

"Arini Prastya Wulandari" seru Farhan
Aku mengangkat tanganku tanpa perlu mau repot repot mengatakan hadir seperti bocah SD yang di absen saat pelajaran

"Baik alhamdulillah semuanya telah lengkap, mari berdoa bersama agar selamat sampai tujuan di kota madinah, terimakasih atas kerjasamanya" ucapnya di akhiri dengan salam

Kulihat ia duduk di bangku depan kiri ku bersama teman ustadz nya yang merangkap menjadi pendamping dalam tour ini. Dari segi wajah bisa di bilang Farhan ini cukup tampan, dengan tinggi badan semapai dan wibawa yang ia pancarkan ditengah kesederhanaanya pantas saja ia menjadi tour leader jamaah umroh

⛅️
Saat sampai dikamar hotel, aku ayah dan ibu sepakst untuk beristirahat sejenak melepas lelah sebelum kami siap untuk menunaikan ibadah selanjutnya.

Ibu terlihat repot menyiapkan pakaian untuk kami gunakan nanti "sayang, mau pakai baju apa nanti? Udah disiapin belum?" Tanyanya padaku
"Hmm, terserah ibu aja yang mana aja Arin mau"
Gumamku, sumpah aku lelah sekali setelah berjam jam perjalanan dan baju bukanlah prioritas ku saat ini

Kami sudah bersiap berkumpul dengan masing masing grup untuk diberi arahan agar tidak tersesat saat bolak balik ibadah dari masjid nabawi dan hotel yang kami tinggali, meskipun jaraknya terbilang cukup dekat tapi ku rasa mereka berusaha meminimalisir kecerobohan jemaah bila tersesat nanti. Kami diberi kalung name tag bertulis nama tour dan nomor yang bisa dihubungi bila sewaktu waktu tersesat dan butuh pertolongan

Bagiku yang terbiasa sendirian bukan masalah besar kalau sampai tersesat, toh bisa telfon ibu dan ayah kapan saja. Meskipun ayah kerap mengingatkan bahwa banyak kejahatan yang mengintai jadi anak perempuan satu satunya ini gaboleh jauh jauh dari nya. Padahal dia sendiri sibuk sama ibu lupa kalau bawa anak satu satunya yang cantik ini

Hufttt udah biasa deh di duain gini

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Atas Nama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang