Prolog

532 56 1
                                    

Versi asli ada di akun QoriRahma

***

   "Jadi, selama ini kamu yang suka kirim surat dan makanan di ruangan saya?"

Mau jawab nggak, tapi ketahuan juga. Pada akhirnya Sejeong mengangguk. Mau ngelak pun percuma sih. Dia ketahuan waktu meletakkan makanan di atas meja Sehun.

"Kenapa?" tanya Sehun.

"Apanya yang kenapa?" Sejeong mengangkat dagunya seolah menantang.

Oh Sehun menarik napas panjang. Bukan satu atau dua kali dirinya dibuat kesal oleh bocah ini. Bahkan hampir setiap hari! Beruntung Sehun orang yang cukup penyabar. Kalau nggak, mungkin dari dulu Sehun sudah angkat tangan, tanda menyerah menghadapi Sejeong.

Kim Sejeong adalah satu dari sekian banyak murid bandel di sekolah tempat dia mengajar. Yang membuat Sejeong berbeda dari murid lainnya, Sejeong menjadi satu-satunya murid perempuan yang berani ikut tawuran!

Selain bandel, Sejeong termasuk murid yang kurang pintar. Berbeda dari Kim Taehyung, saudara kembar Sejeong yang selalu berprestasi di sekolah.

"Kenapa kamu sering kirimin saya surat, bahkan sampai makanan ke ruangan saya?" Sehun mengulangi pertanyaannya.

Sejeong mendengus, menyibak rambutnya ke belakang setiap kali terkena embusan angin.

"Ya... karena saya suka sama Pak Sehun."

"Gimana?" Sehun merasa sangsi setelah mendengar pengakuan Sejeong.

Sehun pikir, dia percaya dengan kata-kata Sejeong? Tidak. Seluruh penghuni sekolah pun tahu betapa buruknya hubungan mereka. Tapi, ini, tiba-tiba mengungkapkan perasaannya kepada Sehun?

"Berhenti main-main." Sehun menegaskan. "Kamu pikir saya percaya?"

Sejeong menegakkan punggung. Menatap Sehun dengan berani. "Kasih tahu saya, gimana caranya supaya Pak Sehun percaya."

Sehun menggelengkan kepalanya.

"Coba Pak Sehun pikir. Apa gunanya saya kirim surat sama makanan ke Pak Sehun selama ini? Itu karena saya suka sama Bapak! Apa kurang jelas? Pak Sehun masih nggak percaya?"

Sehun memerhatikan wajah Sejeong dengan seksama. Mencari kebohongan dari gadis di depannya. Hubungan mereka kurang baik. Bisa saja Sejeong sengaja melakukan hal seperti ini, kemudian membuat rumor aneh tentang dirinya dan Sejeong, kemudian berakhir membuat namanya jadi jelek dan dia didepak dari tempatnya mengajar.

"Jadi, jawaban Pak Sehun apa?" kejar Sejeong, meletakkan tangan kirinya ke pinggang.

"Saya nggak suka."

Kedua mata Sejeong mengerjap-ngerjap.

"Saya nggak suka sama kamu. Dan saya benci diganggu."

Detik itu juga Sejeong merasa ada sesuatu yang menghujam dadanya. Seperti sebuah ujung pisau yang menusuk dadanya dan menembus jantungnya. Sehun memberi jawaban tanpa berpikir lebih dulu.

"Kasih saya alasan kenapa Pak Sehun nolak saya," kata Sejeong, dia masih belum mau mundur.

"Kamu bukan tipe saya," jawab Sehun.

Sejeong mengangkat kepalanya sambil berkacak pinggang. "Tipe perempuan kayak gimana yang Pak Sehun mau?"

Oh Sehun menjejalkan tangannya ke dalam saku celana. "Yang jelas, bukan kayak kamu." Sejeong terbengong. "Saya benci orang bodoh."

"Maksud Pak Sehun, saya bodoh?"

Sepasang alis tebal Sehun saling bertaut. "Menurut kamu? Semua orang di sekolah ini tahu kalau kamu bodoh."

Sejeong meremas rok abu-abunya. Apa yang dikatakan Sehun barusan sangat menyakiti hatinya. Harus banget menyebut dirinya bodoh?

"Saya harap kamu nggak mengganggu saya lagi." Sehun memperingatinya sebelum pergi.

Sejeong menelan ludahnya kasar. Dia merasa dihina dengan kejam oleh laki-laki itu. Memangnya, Sehun tidak bisa menggunakan bahasa yang lebih enak didengar ya? Baginya, ini kelewat kejam.

Sejeong memandangi punggung lebar Sehun. Laki-laki itu menghilang di balik pintu rooftop. Sejeong meremas roknya lebih kuat. Baiklah. Kalau memang Sehun telah menolaknya, itu artinya, mulai hari ini, dirinya memilih mundur dan akan membenci laki-laki itu seumur hidupnya! 

MY EX-Teacher (Sehun-Sejeong) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang