Jalan

231 16 6
                                    

Sudah rutinitas sehari-hari setiap malam Aku melewati jalan setapak menuju kediaman rumah ku, okey mungkin ini terdengar agak gila tapi aku merasa ada "sesuatu" yang mengikuti ku. Seperti kalian yang merasa tiba - tiba merinding di lekuk leher atau ada hembusan angin yang lewat mengintari telinga. Atau suara pelan yang senang memanggil nama kalian. Entah ini sebuah ketakutan ku yang berlebihan atau memang terjadi seperti ini.

Aku berjalan sepulang bekerja seperti biasa, jam 21:00 wib tidak terlalu malam bukan. Jalan setapak ini tidak terlalu panjang dan tidak pendek juga, mungkin karena banyak kejanggalan yang selalu ku temui jadi ny menjadi agak panjang perjalanan malam ini. Tidak ada jalan lain, hanya ini.

Malam ini suasana agak berbeda, seperti terlalu sunyi dan angin malam terasa dingin menusuk, disisi jalan banyak pepohonan dan tanaman liar tumbuh tak beraturan. Tunggu, ada yang bergerak di semak belukar. Gerak perlahan. Aku mempercepat langkah ku, insting ku mengatakan bahwa disini ada hal yang tidak baik.

"Srekk, srekk, srekk"

Seperti bunyi semak dan ranting yang bergeser.

Ah mungkin suara angin, pikirku

Atau suara yang sedang diseret.

Akal ku makin tidak jernih, imajinasi ku sudah mengkhayalkan hal yang buruk.

"Sreekk, srekkk" suara itu makin terdengar tajam, langkahku makin ku percepat,aku takut menoleh kebelakang, otakku menyuruh berlari tapi tubuhku tidak sinkron dengan pikiranku, keringat dingin mulai bercucuran.

Sepanjang jalan yang kulihat hanya ilalang, semak belukar, dan pohon yang tidak terawat. Tidak ada rumah, karena ini daerah terpelosok, yang jarak dari rumah ke rumah sangat jauh.

Aku melihat cahaya dari kejauhan, mungkin rumahku sedikit lagi bisa ku capai. Tapi cahaya itu berbeda, seakan berwarna kemerahan ? Ah sial. Kaki ku mendadak lemas seakan tak sanggup tuk melangkah lagi, pikiranku mulai kacau tak bisa berfikir jernih. Cahaya kemerahan itu mulai terlihat jelas.

Tunggu, ada yang tidak beres.

Suara itu muncul lagi, Banyak lebih nyaring, Oh tuhan. Dan yang kulihat bukan cahaya merah, melainkan titik merah sepasang mata.

Dan mereka tidak setitik.

Jutaan pasang mata merah, dan suara itu bergerumul mendekati ku. Dan seketika semua gelap.

The Horror Short [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang