jalan (2)

216 17 5
                                    

Entah sudah berapa lama, atau sudah berapa bulan. Akibat virus yang melanda sebuah kota menjadi mati, aku terjebak di kota yang berpopulasi kecil dan semua penduduk nya sudah, ah sudahlah aku tidak mau membahasnya. Untuk bertahan hidup aku menjarah toko yang udah rusak dalam tampilan luarnya. Walaupun tampak luar agak mengerikan, namun barang kebutuhan pokok masih bisa digunakan. Tampilan bangunan di kota ini, sudah mulai agak kacau. Cat rumah mulai mengelupas, tembok mulai agak runtuh, pipa mulai bocor dan menetes merembes. Okey sudah terbiasa dengan dengan keadaan buruk dan menakutkan ini.

Dalam perjalanan pulang mulai cuaca mendung, berkabut, dan sepi.

Beberapa kilometer mendekati hunian, aku mendengar seperti decit suara ban yang menggores jalanan terdengar tajam.

Aku menoleh.

Sepi.

Aku mengedahkan bahu, melanjutkan perjalanan menuju rumah, angin berhembus membawa debu dan ceceran kertas.

Suara itu muncul lagi, decitan ban dan ketukan dikaca, aku menoleh, ketukan suara itu berasal dari salah satu mobil yang terparkir di depan ruko yang tertutup. Seperti ada jari yang mengetuk kaca mobil dari dalam. Agak ragu aku mendekati mobil itu, takut ada seseorang yang terkurung dari dalam. Mendekati dengan pasti dan benar. Ada seseorang didalam sana. Seperti Seorang lelaki bertubuh kurus, ah aku tidak yakin karena kaca agak kabur. Duduk disana entah sudah berapa lama. Dari dalam ia seolah berucap sesuatu, aku mencoba membuka pintu mobil tapi sial tidak bisa. Aku mencari sesuatu tuk memecahkan kaca, ku coba memberi isyarat agar orang itu agak menjauhi kaca. Ku temukan kayu, mencoba mengetuk dengan kekuatan sedang dan kaca berhasil pecah.

Namun, aku mengutuk diriku sendiri.

Karena dia bukan seorang manusia.

The Horror Short [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang