Cerita seram dalam kalimat

134 14 1
                                    

"kenapa suara itu kian hari makin berisik," sungut seseorang dari dalam rumahnya

"Yah, penghuni baru itu memang tak bisa diam" sela yang lainnya

"Apakah karena di dunia ia sering berbuat kejahatan?"

Suara berisik disertai jeritan terdengar samar kemudian jelas dari sebelah makam.

• Aku memilih untuk diperistirahatkan dalam tanah, daripada di lebur dalam api. Jikalau aku mati suri nanti, teriakanku masih terdengar diambang batas antara tanah dan udara. Tidak di redam oleh panasnya bara.

• Ketika melintasi gedung bertingkat dengan berjalan kaki. Aku takut untuk mengidahkan kepala melihat ke atas cakrawala. Takut nanti ada sosok yang terjun bebas ke arahku namun tidak ada sosok nyata. Hanya wajah seram meluncur cepat didepan mata.

• Di saat menyeberang jalan, aku melambaikan tangan setinggi-tingginya. Khawatir mobil depan mengerem mendadak tapi naas ditabrak cepat oleh truk di belakang dengan kecepatan yang tidak bisa dielakkan.


• Aku selalu berpikir buruk tentang gigi yang sakit. Ngeri kalau di periksakan ada beberapa ulat kecil yang menggerogoti gigi hingga menerobos gusi membuat ngilu. 

• Aku berhati-hati ketika berkunjung ke sebuah pasar di malam hari. Takut kalau isi dagangannya bukan sayur mayur ataupun buah. Tapi organ dalam manusia. Takut kalau yang kumasuki pasar gelap dengan penjual seringai seram.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Horror Short [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang