Gara Gara Ikan

145 31 5
                                    

Happy Reading💞

"Taraaaa."

Diana tersenyum dan menatap tempat makan yang sudah ramai oleh pengunjung itu. Bau khas laut tercium oleh perempuan yang terlihat panik, Satria menarik Diana untuk masuk.

"Mau pesan apa, babe?" Tanya Satria

Diana membaca menu, "Aku cumi aja deh. Kamu?" tanyanya pada sang kekasih.

"Cumi apa?"

"Saus padang." Jawabnya.

"Aku gurame asam manis aja, mana si masnya?"

Diana memanggil pramusaji dan menyebutkan apa yang mereka pesan. Mereka berada dirumah makan khas laut didaerah Lawang Gintung. Satria memang sudah lama mengidam idamkan makanan laut seperti ini. Niatnya ingin mengajak Satria ke pantai akhir pekan nanti, tetapi ia terlalu malas menyetir jauh jauh. Lebih baik kesini saja, tidak usah jauh jauh.

"Bang Yuda udah pulang? Kamu gak bilang."

Diana mengangguk, " Diana aja gatau."

"Kata Bang Yuda, kamu pulang semalem jam 10? Dari mana?" Tanya Satria. Kedua netranya menatap Diana dengan penuh tanya.

Jujur saja, Satria juga khawatir mengetahui Diana pulang larut malam sendirian. Mana semalam hujan deras, meski di cibubur tidak hujan sama sekali. Takut takut Diana kenapa kenapa malam malam jalan sendirian tanpanya. Satria mengira setelah ia meninggalkannya di kampus, Diana akan pulang sebelum hujan. Tetapi perkiraannya salah, ternyata Diana malah menunggu hujan turun dan tentunya ia menunggu hujan berhenti.

Satria sangat mengetahui Diana, Diana itu gadis penyuka hujan, "Kamu pulang sama siapa?"

Satria mencoba melembutkan suaranya, dan hal ini membuat hati Diana menghangat. Satria itu jika bicara pakai aku - kamu berarti lagi mode baik.

"Sendiri, hehe." Diana nyengir kuda.

Satria mengelus rambut Diana dan mengecup Diana. Sontak Diana membulatkan kedua matanya. Gadis itu mendadak degdegan saat Satria tiba tiba mencium keningnya. Meski singkat, tetapi bisa membuat jantung Diana berdegup kencang. Jarang jarang sekali Satria melakukan ini, biasanya Satria hanya akan membahas hal hal yang menurut Diana tidak penting, yaitu membahas perempuan perempuan yang sedang Satria dekati.

"Aku khawatir, jangan kelayaban malem malem lagi ya." Satria merapikan anak rambut yang menutupi kening Diana.

"Kan hujan." Lirihnya, Diana tidak bohong.

"Kamu gak bilang, kalau kamu bilang aku gak bakal anter Norma pulang ke Cibubur."

Diana tersenyum masam.

Diana tidak pernah mau merepotkan Satria. Menurutnya Diana itu pacarnya bukan grab pribadinya, dirinya bisa kok tanpa Diana dan ia juga sudah biasa jika harus pulang sendirian tanpa Satria. Lagi pula Satria juga sibuk kan? Iya, sibuk dengan cewek lain. Tidak bisa munafik juga bahwa Diana kecewa. Tetapi mau bagaimana lagi, ia sama sekali tidak bisa menahan Satria begitu saja.

"Tumben banget cium aku."

"Emang gaboleh?"

"Bukan gitu, jarang jarang malah nggak pernah kan."

Satria hanya tersenyum.

Satria sendiri juga tidak tahu kenapa tiba tiba ia nekat melakukan itu. Untuk merangkul Diana saja ia masih mikir mikir dulu. Diana mengakui memang dirinya tidak pernah memperlakukan Diana selayaknya sebagai seorang kekasih. Satria juga sadar jika dirinya hanya memainkan hati Diana saja, jahat memang dan Satria sadar dirinya sudah banyak berbuat salah kepada Diana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: a day ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Maze | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang