05. hilang?!

1.3K 257 84
                                    


updated!
.lıllılı.ıllıılı.
[rumah] - [Fiersa Besari]
1:08 ──•───── 3:27
↺    <<          ll          >>     ⋮≡

༺═──────────────═༻

"seharusnya Shinsuke sudah pulang. Kok dirumah kosong?"

Malam ini, [name] terpaksa pulang larut malam karena perkerjaannya yang menggunung. Ia juga izin ke Kita tadi.  Kita juga meminta izin untuk keluar rumah sebentar untuk membeli makanan.

Tentu [name] mengizinkan. Beruntung [name] sudah mengajari Kita menggunakan handphone jadi, ia bisa dengan mudah menghubunginya.

Saat [name] memasuki rumah, ia disambut dengan keadaan gelap. Kita tidak di rumah. Padahal ia izin sore hari tadi.

[name] langsung mengecek kembali handphonenya, siapa tahu ada pesan dari Kita.

Nihil, tidak ada jawaban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nihil, tidak ada jawaban.

[name] mencoba mengalihkan dari rasa paniknya. Ia memilih untuk memasak makan malam untuknya dan Kita. Makanan kesukaan Kita yaitu Tofu hamburger.

≪━─━─━─━─◈─━─━─━─━≫

Jam di dinding menunjukkan pukul 12 lebih 10 menit, [name] masih setia menunggu Kita. Makanan yang ada di meja sudah dingin. Tanpa sadar, air mata [name] mengalir ketika memikirkan Kita. Ingin sekali ia melaporkan kepada polisi, tetapi belum genap satu hari.

Menangkupkan kepalanya di meja, ia menangis lumayan kencang. Entah kenapa rasanya sangat sakit dan sedih jika mengingat Kita meninggalkannya.

"Shinsuke, kamu dimana?" ucapnya di sela sela tangisan.

Rumahnya gelap, hanya di isi oleh suara telivisi yang sengaja di nyalakan dan [name] yang menangis.

Ketika sedang menangis, [name] mendengar suara kunci pintu depan terbuka. Ia segera berlari ke pintu depan dan membukanya.

Disitu ada Kita dengan luka di pipinya dan pakaiannya yang kotor, serta barang belanjaan sembari tersenyum pelan.

"kami habis dari mana saja?!" tanya [name] menangis saat melihat keadaan Kita.

"hei, kenapa menangis?" tanya Kita dan meraih tangan [name], "masuk dulu ayo, nanti ku jelaskan."

[name] mengikuti Kita tetap dengan tangisannya.

"aku mengirim pesan tidak dijawab, kau pergi kemana?" tanya [name].

"maafkan aku. Tadi ada seseorang yang tiba tiba menyerangku, ia membawaku ke sebuah kuil. Beruntung aku bisa kabur darinya," jelasnya.

"kamu terluka!" ucap [name].

"tidak apa. Sudah jangan nangis, aku sudah pulang." ucapnya menenangkan.

"tetap saja," ucap [name] sesegukan.

Kita segera mendekat ke [name] dan memeluknya, mengelus pelan rambut [name] dan mengucapkan kata kata penenang.

Pipi [name] merona hebat saat mendengar suara detak jantung Kita yang juga sama ributnya dengan miliknya. Pelukan itu terasa nyaman dan hangat.

"a-aku sudah buatkan makanan kesukaanmu. Tapi sekarang sudah dingin," ucap [name].

"tidak apa, juga terimakasih," ucap Kita.

"terimakasih kenapa? Kan memang sudah biasa aku memasak untukmu," ucap [name]

"terimakasih telah mengkhwatirkanku, aku senang." ucapnya sambil tersenyum tulus.

Detik itu juga wajah [name] kembali merona, senyuman itu manis sekali.

Malam itu, di isi dengan obrolan obrolan ringan  mengisi kesunyian malam.

Terimakasih tuhan. Batin [name].

≪━─━─━─━─◈─━─━─━─━≫

Aku nulis apa? Maaf 😔🙏

Sugarhmhm

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FOX | Kita ShinsukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang