Part 01

794 30 0
                                    

"Kamu? Ngapain disini?" sinis Amel saat melihat orang yang menabraknya tadi pagi

"Lo kenal sama Kak Devan?" tanya Oliv bingung

"Kenal apanya?! Dia itu yang nabrak Aku tadi pagi terus lansung main pergi gitu aja!" teriak Amel kesal yang membuat seluruh kantin menoleh ke arahnya.

"Nggak nafsu kan gue makan," ucap Amel kemudian dia pergi begitu saja dari kantin

'Gimana nggak nafsu makan lagi coba, makanannya aja udah abis' batin Oliv

"MEL, LO MAU KEMANA?!" teriak Oliv saat melihat Amel pergi namun tak dihiraukan oleh Amel

"Kenapa sih kak?" tanya Oliv bingung kepada kakak sepupunya itu tidak biasanya Amel marah apalagi sampai teriak teriak begitu kalo bukan apa apa. Sedangkan Devan hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

Ya, Devano Alexander adalah kakak sepupu Oliv. Dia merupakan ketua OSIS di SMAN Harapan Bangsa dan juga most wanted disekolahnya. Kulit putih, hindung mancung, bibir seksi, bulu mata lentik, mata iris berwarna keabu-abuan,tubuh atletis persis bak oppa korea membuatnya dikejar-kejar oleh para siswi.

Sedangkan disisi lain Amel berada di perpustakaan untuk menghilangkan rasa kesalnya pada orang yang telah menabraknya dan menjatuhkannya.

Tangan Amel bergerak mencari novel dam tertuju pada satu novel yang menarik perhatiannya. Namun, novel itu terlalu tinggi tempatnya sehingga dia melompat lompat menggapai novel tersebut namun nihil tidak bisa. Kemudian ada sebuah tangan kekar yang mengambilnya

"Nih! Makanya sering olahraga biar tinggi." Ucap orang tersebut

"Apaan sih!?" sinis Amel mengambil novel tersebut dari seorang pria dan menatapnya kesal karena orang tersebut mengatainya pendek

"Radit," ucap orang tersebut mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri

"Amel," balas Amel mengulurkan tangannya setelah itu pergi dari situ dan mencari tempat duduk untuk membaca novel nya

"Btw, lo murid baru disini?" tanya Radit dan langsung duduk di kursi sebelah Amel dan langsung dibalas dengan deheman oleh Amel

"Lo nggak inget sama gue?" tanya Radit dan dibalas kerutan kening oleh Amel

"Gue Radit, temen sekelas lo pas SMP yg dulu sering jahilin lo." Ucap Radit terkekeh di akhir kalimatnya.

"Oh Aku inget sekarang, kamu kan yg sering jahilin aku dengan gantung tas aku ditempat yang tinggi terus aku nya gak bisa ngambil dan akhirnya aku nangis dan kamu baru turunin tas aku. Jahat banget sih kamu dulu," cemberut Amel yang membuat Radit gemas

"Yes, tepat sekali. Btw lo masih pendek aja ya sekarang." Kekeh Radit

"Apaan sih!? Aku udah tinggi gini kamu katain pendek katarak ya mata kamu!" ketus Amel

"Iyain aja deh biar seneng," ucap Radit yang masih saja tertawa membuat Amel kesal

"Teserah kamu!"

"Lo tau nggak? Pas lo pindah nggak ada lagi tuh yang gue jahilin." Ucap Radit

"Bagus dong," jawab Amel singkat

"Eh, nanti lo pulang bareng gue ya sebagai tanda maaf gue karena gue sering jahilin lo dulu," kekeh Radit diakhir kalimat nya.

"Iya, kalo gitu aku pergi dulu soalnya udah bel." Jawab Amel

"Bareng aja, soalnya kelas kita sebelahan." Jawab Radit dan diangguki oleh Amel

Sebenarnya Radit sudah menyukai Amel dari SMP oleh karena itu dia sering menjahili Amel karena itu merupakan kesenangan tersendiri baginya. Namun, pas Amel pindah hatinya menjadi sedih semenjak itu Radit menjadi cuek pada sekitarnya dan saat dia melihat Amel tadi pagi membuatnya senang karena Amel sekolah disekolahannya.

"Kamu tau darimana kalo lokal kita sebelahan?" tanya Amel sambil berjalan meuju kelasnya

"Ya taulah,  orang lo tadi lewat didekat kelas gue ama buk Rina," jawab Radit santai

"oh," hanya dibalas ber-oh oleh Amel

"Berarti kamu lokal Xl IPA 1 dong?" ucap Amel dan dibalas anggukan oleh Radit

"Dah sampe, masuk gih! Belajar yg bener." Ucap Radit sambil mengacak rambut Amel pelan

"iya, tapi jangan diacak dong rambunya jadi berantakan kan!" cemberut Amel

"Ya udah masuk sana!" Perintah Radit dan langsung saja Amel masuk ke kelasnya

Dan tanpa mereka sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang sedang mengawasi mereka

Sorry gaje, semoga kalian suka😊

My Husband Is Cool KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang