Chapter 4 (Heart Attack)

0 0 0
                                    

Chapter 4 (Heart Attack)


_Author POV_
Raut wajah Kai terlihat begitu cemas dan panic. Apalagi setelah ia mendapatkan telepon dari Hyemi. Ia benar-benar khawatir dengan keadaan yeoja tersebut, ia tidak ingin terjadi sesuatu terhadap gadis itu. Kai melajukan mobilnya dengan begitu cepat, 10 menit ia sudah sampai dirumah Hyemi. Kai segera memarkirkan mobilnya, setelah itu ia segera berlari menuju rumah Hyemi.

“Hyemi-ah…” Panggil Kai, ia berlari menuju kamar Hyemi yang ada dilantai atas. Saat Kai sudah didepan pintu kamar Hyemi, Kai segera membuka knop pintu tersebut. Namun, Kai mendapati kamar Hyemi terlihat kosong, tak ada Hyemi disana. Membuat kekhawatiran Kai semakin memuncak, Kai memanggil Hyemi sekali lagi namun sayangnya tak ada jawaban.

“Hyemi-ah, neo eodiga?” Teriak Kai yang lebih keras. Namun sama saja tak ada jawaban, Kai berjalan kearah pintu balkon kamar Hyemi yang terbuka. Yang ia rasa saat ia meninggalkan Hyemi tadi, pintu tersebut tertutup rapat. Kai menemukan sebuah jepit rambut yang dipakai Hyemi tadi.

“Sial…” Umpat Kai. Ia merasa menyesal sudah meninggalkan yeoja itu sendirian dirumah. Dan sekarang Hyemi menghilang, bukan menghilang namun telah diculik. Kejadian saat Hyemi diculik memenuhi otak Kai, ia tidak ingin terjadi sesuatu pada gadis tersebut.

_Other Place_ (DaeLo POV)
“Hyung, Chankaman…” Teriak Zelo yang berada dibelakang Daehyun, yang sedang menggendong seorang yeoja. Siapa lagi kalau bukan Hyemi, ya Hyemi berhasil dibawa oleh Daehyun. Daehyun menghentikan langkahnya, ia membalikan badannya menatap dongsaengnya itu dengan wajah datarnya.

“Kenapa kau membawa Hyemi, hyung? Bukankah Yongguk hyung hanya menyuruh kita untuk mengawasinya saja. Tapi kenapa kau…” Ucapan Zelo terhenti saat melihat perubahan wajah Daehyun. Entah kenapa Zelo merasa takut menatap Daehyun yang sedang marah.

“Sudahlah, kau hanya membantuku dalam misi ini. Kau tahu itu, disini aku yang mengatur semua jalannya misi kita. Jadi kau hanya perlu menuruti perintahku.” Jelas Daehyun dengan nada dinginnya. Lalu ia melanjutkan langkahnya, hingga mereka tiba disebuah rumah yag cukup besar.

Daehyun menaruh Hyemi disebuah kamar, ia mengusap surai hitam milik Hyemi. Mengusap wajah putih Hyemi, entah kenapa Daehyun ingin memiliki Hyemi.

_At AAHS_
Pelajaran pertama telah selesai dan sekarang sudah berganti menjadi jam istirahat. Tapi, Hyunjae masih duduk dibangkunya, tak berkutik sama sekali. Bahkan Hyunjae menolak ajakan Choi Yong Suk dan Lee Hyo jin untuk pergi kekantin. Entah mengapa sejak Hyunjae kembali dari toilet, wajahnya begitu pucat bahkan keringat dingin keluar dari ujung pelipisnya.  Ia juga berubah menjadi begitu pendiam, dan perubahan sikap Hyunjae membuat penasaran teman sebangkunya itu, Thunder.

“Hyunjae-ah, Hyunjae-ah…” Panggil Thunder sambal mengibaskan tangannya tepat didepan wajah Hyunjae. Hyunjae tersentak kaget ia mengerjap-ngerjapkan matanya seperti baru terbangun dari mimpi buruknya.

“Eoh, kau memanggilku Thunder-ah?” Tanya Hyunjae. Membuat Thunder menghela nafas panjangnya. Entah mengapa ia merasa jika Hyunjae sangat aneh sejak pelajaran pertama berlangsung.

“Apa kau sedang tidak enak badan Hyunjae-ah?” Tanya Thunder dengan nada suara yang terdengar begitu khawatir.

“Anni, nan gwenchana Thunder-ah. Kau tak perlu mengkhawatirkan ku.” Ucap Hyunjae dengan wajah cerianya. Meyakinkan Thunder bahwa ia baik-baik saja, meski sebaliknya Hyunjae merasa tidak sedang baik-baik saja. Perasaan aneh yang terus saja mengganggunya, Hyunjae merasa akan terjadi sesuatu pada dirinya maupun Hyemi

_Author POV_
Seperti kehilangan akal, Kai tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk dapat menemukan Hyemi. Hati kecilnya terus saja mendorongnya untuk dapat menemukan yeoja tersebut. Kai juga tidak mengerti kenapa ia begitu peduli dengan yeoja tersebut, ia tidak ingin sesuatu terjadi pada yeoja itu. Entah sejak kapan perasaan peduli itu datang pada Kai, yang jelas saat pertama kali Kai bertemu dengan Hyemi. Ia merasa ingin selalu melindungi yeoja itu bagaimanapun caranya. Bahkan saat Kai berada didekat Hyemi, Kai merasa tenang dan damai bahkan Kai merasa bahagia.

Meskipun Kai sering menutupi kebahagiaannya itu dengan ia bersikap dingin pada Hyemi. Kai juga tahu bahwa Hyemi sangat membenci dirinya yang terlalu cuek dan bersikap dingin. Kai terus berlari, memang ia bisa berteleportasi. Tapi, saat ini ia harus dapat menemukan jejak penculik tersebut. Jika Kai langsung berteleport, ia belum tahu pasti dimana keberadaan Hyemi sekarang. Jadi ia memutuskan untuk berlari, Kai menghentikan langkahnya entah mengapa ia merasa sedikit sesak. Ia memukul dada kirinya pelan, setelah itu ia kembali melanjutkan perjalannya mencari Hyemi.

_Daehyun Home_ (Dae POV)
Huh, kenapa yeoja ini belum juga sadar. Padahal aku hanya memukulnya tak begitu keras. Tapi kenapa ia belum juga sadar.

“Hyung, kenapa noona ini belum juga sadar” Tiba-tiba saja Zelo mengeluarkan suaranya. Yang sedari tadi hanya diam terduduk dipojok kamar. Aku menatap kearah Zelo, aku menghela nafas beratku. Dan menggeleng lamah kearah Zelo.

“Entahlah, apa aku tadi memukulnya begitu keras Zelo-ah?” Tanya ku pada Zelo. Zelo yang sedang memainkan ponselnya itu, kembali menatap ku. Ia hanya mengangkat bahunya, pertanda bahwa ia tidak tahu. Aku memejamkan mataku sebentar, tiba-tiba saja kepalaku terasa berdenyut.

“Hyung, dia bergerak Hyung.” Teriak Zelo. Aku membuka mataku, dan menatap kearah yeoja tersebut. Ia sedikit menggeliatkan tubuhnya, membuatku sedikit bernafas lega karna ia akhirnya sadar juga. Yeoja tersebut membuka matanya, ia sedikit mengerjap-ngerjapkan matanya. Yeoja tersebut menatap kearah ku dan kearah Zelo secara bergantian. Setelah itu ia merubah posisinya menjadi duduk. Raut wajahnya menyiratkan ketakutan.

“Nu…nuguya? Na eodiga?” Tanya yeoja tersebut dengan nada suara yang begitu gemetar. Aku mencoba mendekat kearahnya, namun ia memundurkan dirinya dari ku. Aku kembali menghela nafasku.

_Hyemi POV_
Sebenarnya ada ditempat mana aku ini? Dan siapa kedua namja tersebut? Apa mereka orang baik atau malah sebaliknya. Oh God, semoga mereka tidak berbuat apa-apa padaku.

“Nu…nuguya?” Tanya ku sekali lagi dengan nada gemetarku. Ya, aku begitu takut, aku takut jika kejadian beberapa hari yang lalu kembali terulang. Dan mereka tak menjawab pertanyaan ku lagi, membuat ketakutanku memuncak. Apa yang sebenarnya mereka pikirkan? Kenapa aku tidak dapat membaca pikiran mereka? Jangan-jangan, mereka….

“Kau ingin tahu siapa kami nona?” Tanya namja bertubuh tinggi dengan rambut blondenya. Aku hanya diam, menunggu salah satu dari mereka menjelaskan diri mereka sendiri. Aku akan mencoba tidak buka mulut, tiba-tiba saja namja dengan rambut hitamnya sedikit berdehem. Mungkin dia akan menjelaskannya.

“Jika aku mengatakan yang sebenarnya tentang kami. Mungkin saja kau akan kaget, jadi kuharap kau tidak perlu takut pada kami. Kami tidak akan berbuat jahat pada mu.” Ucap namja tersebut, membuatku semakin tidak mengerti dengan maksud ucapannya itu.

“Baiklah nona, kurasa kau sudah sangat penasaran dengan identitas kami.” Ucap namja itu lagi, ia sudah berteleportasi berada disampingku. Aku sempat terkejut, tubuhku mulai menegang. Bahkan keringat dingin mulai keluar drai tubuhku.

“Kami adalah anggota dari BAP yang mengincar Black Pearl dalam tubuhmu itu nona.” Aku dapat merasakan nafasnya menyentuh leherku. Nafas yang begitu dingin, yang berhasil membuat bulu kudukku meremang.

YOU' RE MY ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang