Chapter 5 (Just One Day)

1 0 0
                                    

Chapter 5 (Just One Day)


__At AAHS__
Bel pulang telah berbunyi, Hyunjae segera mengemasi barang-barangnya. Bahkan ia sangat terburu-buru, wajahnya sedari tadi benar-benar kusut. Bak pakaian yang belum disetrika, Thunder yang merupakan teman sebangkunya Hyunjae merasa aneh akan perubahan sikap Hyunjae yang secara tiba-tiba.
    Hyunjae bangkit dari tempat duduknya, melangkahkan kakinya keluar dari dalam kelas. Bahkan Hyunjae tak mengucapkan salam atau semacamnya kepada Thunder. Namun, Thunder segera menyusul Hyunjae ia ingin tahu kenapa Hyunjae seperti ini. Hingga pada akhirnya Thunder berhasil menghentikan langkah Hyunjae. Membuat Hyunjae mau tak mau harus menghentikan langkahnya.

“Ada apa? Kenapa kau begitu terburu-buru?” Tanya Thunder dengan raut wajah bertanya-tanya.

“Aku harus segera kerumah Hyemi.”

“Akan aku antar.” Ucap Thunder cepat. Lalu ia menarik tangan Hyunjae, keluar dari kelas. Dan berjalan menuju tempat parkir sekolah, Hyunjae hanya dapat menuruti Thunder.
   Entahlah, kenapa jika Hyunjae sedang bersama Thunder. Ia akan selalu luluh, bahkan sampai saat ini Thunder masih menggenggam tangannya. Thunder menyalahkan mesin mobilnya, dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Lima menit kemudian mereka berdua sampai dirumah Hyemi.

__Other Place__
Jari-jarinya masih tertaut pada jari-jari yang lain, menggenggamnya dengan begitu erat. Seperti tidak ingin kehilangan jari-jari yang lain tersebut. Mereka berjalan tak tahu arah, kaki mereka masih setia melangkah. Hingga mereka sampai disebuah tempat, yang sepertinya tempat tersebut belum tersentuh sama sekali oleh tangan manusia. Dan sepertinya hanya orang-orang tertentu yang dapat mengetahui tempat tersebut.

“Tempat apa ini?” Tanya Hyemi, saat mereka berdua baru saja tiba disebuah hutan dengan air yang mengalir. Tepatnya sebuah air terjun yang mengalir disebuah hutan.

“Apa aku harus menjelaskannya? Jika kau sudah tahu dengan sendiri tampat apa ini.” Ucap Kai sedikit dingin dan cuek. Membuat Hyemi mempoutkan bibirnya karna sebal, lalu ia melepaskan genggaman tangan Kai secara paksa.
   Dan berjalan meninggalkan Kai, Hyemi berjalan menjauh dari Kai. Ia ingin pulang kerumah, Hyemi begitu malas jika terus-terusan berhadapan dengan namja seperti Kai. Namun, sia-sia saja jika Hyemi menjauh dari Kai. Kai dapat mengejarnya, bahkan tanpa berlaripun Kai dapat menjangkau tangan Hyemi.

“Ya, Kai…” Kai menggenggam tangan Hyemi kembali dan mengajak Hyemi kembali ketempat tadi dengan menggunakan kekuatan Kai.

“Apa maksudmu membawa ku kembali ketempat ini? Aku tidak mau disini, aku ingin pulang kerumah Kai.” Teriak Hyemi, membuat telinga Kai sedikit sakit. Kai hanya diam, ia masih menggenggam tangan Hyemi. Takut jika Hyemi akan melarikan diri dari dirinya. Lalu Kai membawa Hyemi kesebuah pohon yang begitu besar, dan Kai mengajak Hyemi untuk duduk dibawah pohon tersebut.

Kai masih saja menggenggam tangan Hyemi, meskipun mereka saat ini sedang duduk berdampingan dibawah pohon yang terdapat ditepi air terjun tersebut.

“Kai-ah, kenapa kau masih saja menggenggam tangan ku?” Tanya Hyemi yang merasakan tangannya sudah sedikit sakit. Karna Kai yang menggenggamnya cukup erat. Kai yang tadinya hanya menatap luru kearah depan, kini ia telah mengalihkan pandangannya.

   Dan menatap kearah Hyemi yang berada begitu dekat dengan dirinya. Mata mereka saling bertemu, membuat jantung masing-masing sedikit berguncang. Entah, karna dorongan apa. Kai mendekatkan wajahnya kearah Hyemi, ia menempelkan bibirnya pada bibir Hyemi. Hyemi membulatkan matanya saat Kai menciumnya, ia membeku bahkan Hyemi menahan nafasnya.
   Hyemi mengerjapkan matanya, karna Kai yang menciumnya terlalu lama, Hyemi hanya diam ia tak membalas ciuman tersebut. Setelah itu, Kai buru-buru menjauhkan wajahnya dari Hyemi. Membuat Hyemi kembali bernafas, setelah Hyemi sadar. Ia memukul kepala Kai dengan begitu keras.

“Ya, appo.” Teriak Kai, ia memegang kepalanya yang terasa berdenyut karna pukulan dari Hyemi.

“Dasar namja yadong. Berani-beraninya kau menciumku.” Ucap Hyemi sedikit kesal, bahkan emosinya mulai menaik.

“Ya, aku ingin membuat mu jatuh cinta saja padaku. Agar kau tidak akan melarikan diri dariku lagi. Aku hanya ingin kau disini bersamaku.” Ucap Kai ia menatap mata Hyemi. Ya, meskipun saat ini Hyemi tidak kuat harus menatap Kai. Ia sudah terpana dengan Kai, bahkan sepertinya hati Hyemi mulai terikat dengan Kai.

Hening, suasana canggung menyelimuti mereka berdua. Tak ada yang mengeluarkan suara, hanya terdengar suara gemericik air dan burung-burung yang tengah berterbangan maupun yang sedang bertengger di dahan pohon. Tautan tangan Kai masih setia menggenggam tangan Hyemi. Hyemi tersentak saat pundaknya terasa mulai berat, ia menolehkan kepalanya kesamping. Dan mendapati Kai yang sudah tertidur dengan pulas nya dipundak Hyemi.

“Aigo kenapa dia malah tertidur?” Tanya Hyemi pada dirinya sendiri. Saat mengetahui bahwa Kai tertidur. Hyemi menghela nafasnya, ia memandangi wajah damai Kai saat tertidur.

“Kyeopta…” Tiba-tiba saja Hyemi mengeluarkan kata-kata yang tidak terkontrolkan oleh system kerja otaknya. Hyemi langsung membungkam mulutnya dengan tangannya. Meskipun Hyemi tahu Kai sedang tertidur, tapi seharusnya ia tidak usah mengeluarkan kata-kata tersebut. Dan sejak kapan Hyemi berfikiran bahwa Kai itu tampan? Apa ia benar-benar sudah terhipnotis oleh namja menyebalkan ini? Tapi, pada kenyataannya Kai memang tampan.

__Hyemi Home__
Hyunjae memencet tombol bel rumah Hyemi. Tapi, taka da respon dari sang pemilik rumah tersebut. Dan itu membuat Hyunjae semakin khawatir dengan keadaan Hyemi. Sudah sepuluh kali ia terus saja memencet bel rumah Hyemi. Namun tetap saja pintu dengan cat berwarna putih itu masih tertutup rapat, tanpa ada cela untuk terbuka.

“Kemana Hyemi?” Tanya Hyunjae, tepatnya pada dirinya sendiri. Namun Thunder yang sedang berada di samping Hyunjae dapat mendengar ucapan Hyunjae tersebut.

“Mungkin saja Hyemi sedang keluar dengan Kai. Kau tak perlu khawatir Hyunjae, aku yakin Kai dapat melindungi Hyemi.” Ucap Thunder dengan nada santai tak menunjukkan kekhawatirannya. Hyunjae menoleh kearah Thunder, ia lebih tenang sekarang saat mendengar ucapan Thunder. Karna ucapan Thunder ada benarnya juga, kenapa ia harus sekhawatir ini. Jika sudah ada Kai yang selalu berada disamping Hyemi, dan dapat melindungi Hyemi dari bahaya apapun.

“Kau benar juga Thunder-ah. Sudah ada Kai yang menjaga Hyemi.” Ucap Hyunjae. Thunder hanya tersenyum kearah Hyunjae, yang membuat Hyunjae sedikit merasakan perasaan aneh pada hatinya saat ini. Entahlah, senyuman Thunder membuat jantung Hyunjae bekerja dua kali lipat.

“Kalau begitu aku akan mengajakmu kesuatu tempat.” Ucap Thunder. Ia sudah menggenggam tangan Hyunjae, membuat Hyunjae sedikit mengerutkan keningnya. Ia hanya mengikuti langkah Thunder.

“Eodi? Kau mau membawaku kemana?” Tanya Hyunjae yang sedikit bingung. Thunder hanya diam, lagi-lagi ia memberikan sebuah senyuman yang membuat Hyunjae sedikit menahan nafasnya sebentar.
   Thunder membukakan pintu mobil untuk Hyunjae, setelah itu Thunder juga memasuki mobil. Dan melajukannya menjauhi rumah Hyemi, mobil Thunder terus saja melaju membawa Hyunjae entah kemana.

_Hyunjae POV_
Sebenarnya Thunde akan membawaku kemana? Sedari tadi dia hanya diam saja, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Membuat ku semakin penasaran saja. Ya, saat ini kami diselimuti perasaan canggung yang hampir memenuhi mobil ini. Kenapa menjadi seperti ini? Aku benci suasana seperti ini, suasana yang membuatku sedikit takut.

“Sebenarnya kau ingin membawaku kemana?” Akhirnya sebuah pertanyaan berhasil terlontarkan dari bibirku, pertanyaan yang terus saja berkeliaran di pikiranku sejak tadi.

“Kau akan tahu nanti, kemana aku akan membawamu.” Ucap Thunder. Yang membuatku benar-benar bingung. Ya, andai saja aku memiliki kekuatan yang dimiliki oleh Hyemi. Mungkin aku sudah dapat menebaknya, kemana ia akan membawaku.
   Aku hanya menikmati sepanjang perjalan yang kami lalui. Mataku terus mengarah keluar jendela, melihat pemandangan yang kurasa cukup indah. Hingga pada akhirnya mobil Thunder berhenti disebuah tempat yang tak kukenal. Thunder membukakan pintu mobl untukku, mempersilahkan ku untuk keluar. Dan aku pun segera keluar. Mata ku tak henti-hentinya memandangi tempat tersebut.

“Tempat apa ini?” Tanya ku pada Thunder. Ya, karna pemandangan yang kulihat didepanku saat ini hanya sebuah pepohonan yang menjulang cukup tinggi.

“Kau akan tahu nanti, tempat apa ini. Kajja.” Jawab Thunder, yang selalu saja membuatku penasaran. Kemudian Thunder menggandeng tangan ku, membuat debar jantungku berpacu lebih cepat.

_Author POV_
Thunder terus menggandeng tangan Hyunjae. Hingga akhirnya Thunder menghentikan langkahnya, begitu pula dengan Hyunjae yang berada dibelakang Thunder ikut menghentikan langkahnya.

“Akhirnya…” Ucap Thunder.

“Apa kita sudah sampai?” Tanya Hyunjae. Karna Thunder tak menoleh kearah Hyunjae. Dan juga Thunder tak menjawab pertanyaan Hyunjae, membuat Hyunjae merasa penasaran.
     Hingga akhirnya Hyunjae melangkahkan kakinya menuju kesamping Thunder, dan matanya mulai berbinar melihat pemandangan yang ada didepan matanya saat ini. Pemandangan yang cukup menakjubkan, kaki Hyunjae terus melangkah. Ia melepaskan genggamannya pada Thunder. Hyunjae ingin lebih dekat melihat pemandangan tersebut.

“Dari mana kau mengetahui tempat seindah ini? Bunga-bunga indah yang ditaman ditempat ini membuatku menyukainya.” Ucap Hyunjae, ia tak henti-hentinya memandangi berbagai macam bunga yang terdapat ditempat itu. Tangan Hyunjae mulai bergerak, ia mulai menyentuh bunga-bunga tersebut. Mencium satu persatu aroma dari bunga itu. Membuat indera penciumannya dipenuhi wangi-wangi bunga.

“Aku pernah mendengar dari beberapa orang. Bahwa ada sebuah surge dihutan ini.” Ucap Thunder. Ia mulai mengikuti langkah Hyunjae yang mengelilingi taman bunga tersebut.

“Jadi kita sedang ada disurga saat ini?” Tanya Hyunjae, senyumannya tak henti-hentinya terus mengembang disudut bibirnya. Thunder hanya mengangguk, dan tersenyum kearah Hyunjae.

“Emm, ya kita sedang berada disurga saat ini. Bahkan ada seorang bidadari surga yang begitu cantik, melebihi bunga-bunga yang tertanam dengan begitu indahnya.” Ucap Thunder, membuat semu rona merah menghinggap dikedua pipi putih milik Hyunjae. Ia menatap kearah Thunder, dan Thunder juga menatap kearah Hyunjae. Membuat mata mereka bertemu satu sama lain. Hingga akhirnya Hyunjae menundukkan kepalanya, karena malu.

“Kajja kita duduk disana.” Ajak Thunder, ia menggandeng tangan Hyunjae. Mengajak Hyunjae untuk duduk ditengah-tengah taman tersebut, Hyunjae mengikuti kemanapun langkah Thunder membawanya.

Mereka berdua sudah duduk ditengah-tengah taman. Thunder menikmati suasana seperti ini, ia memejamkan matanya. Hyunjae sibuk dengan bunga-bunga yang mengelilinginya.

“Kau menyukainya?” Tanya Thunder ia sudah membuka matanya, dan melihat Hyunjae yang begitu senang akan pemandangan dihadapannya saat ini. Hyunjae menganggukan kepalanya, mengiyakan bahwa ia sangat menyukainya. Thunder memetic salah satu bunga yang berada disampingnya, dan ia menyelipkan bunga tersebut ditelinga kanan Hyunjae. Membuat Hyunjae sedikit terlonjak kaget.

“Kau terlihat begitu cantik, jika memakai bunga tersebut.” Ucap Thunder, yang membuat pipi Hyunjae kembali mememarah, mungkin saat ini sudah seperti kepiting rebus. Ya, ini memang bukan pertama kalinya Hyunjae dipuji.

    Tapi, saat Thunder yang selalu memujinya terdapat kupu-kupu yang mulai mengelilingi perutnya. Thunder merasa gemas melihat rona merah yang ada dipipi Hyunjae. Hingga akhirnya Thunder mengecup pipi Hyunjae, Hyunjae tersentak menerima perlakuan Thunder. Tersadar apa yang dilakukannya, Thunder segera menjauhkan dirinya dari Hyunjae.

“Mianhae. Emm, aku terlalu terbawa suasana.” Ucap Thunder sedikit gugup, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Hyunjae hanya diam, ia terlalu terkejut memang.

“Apa kau marah?” Tanya Thunder. Takut jika Hyunjae marah dengan apa yang ia lakukan.

“Anni, aku tidak marah.” Jawab Hyunjae. Thunder mencoba menatap Hyunjae, ingin memastikan kebenaran ucapan Hyunjae.

“Aku senang jika kau tidak marah terhadapaku. Aku hanya ingin menghabiskan waktu satu hari ini saja bersama mu.” Ucap Thunder, ia manatap Hyunjae dengan begitu lembut. Hyunjae juga menatap kearah Thunder. ia juga ikut tersenyum, entah mengapa ia terus bahagia jika sedang berada didekat Thunder.

_Other Place_
Hyemi melempari batu-batu kecil yang terdapat disampingnya, kealiran air terjun. Hyemi sudah merasa bosan, seharian ia hanya duduk dibawah pohon ini. Menunggu seseorang yang masih tertidur begitu lelapnya dipundaknya, namja yang membawanya datang kemari. Namja tersebut tak kunjung juga bangun, Hyemi memutuskan untuk melempari namja tersebut dengan batu-batu kecil. Agar namja tersebut segera bangun, dan membawanya pulang.

“Arrgghht, appo. Kenapa kau melempariku dengan batu, huh?” Tanya Kai, ia terbangun dari tidurnya. Dan mengusap-usap kepalanya yang terasa sakit karena dilempar batu.

“Salah mu sendiri, kenapa kau tidur begitu lama. Kau membawa ku kemari hanya ingin menunggu mu tidur? Aku bosan Kai, aku ingin pulang.” Teriak Hyemi, ia begitu kesal dengan Kai. Kai mengusap kepalanya, lalu tangannya mulai beralih pada kepala Hyemi dan mengusap surai hitam milik Hyemi.

“Ya, mianhae. Bisakah kau mengerti keadaanku. Aku begitu lelah, aku semalaman tidak tidur karna menjagamu. Pabo.” Ucap Kai nada suaranya terdengar lembut. Baru kali ini Kai bersikap begitu hangat pada Hyemi.

“Ya, siapa suruh kau tidak tidur, huh? Pokoknya aku mau pulang kerumah.” Rengek Hyemi pada Kai, seperti anak kecil yang kehilangan mainan kesayangannya. Kai benar-benar merasa gemas dengan tingkah Hyemi yang seperti anak kecil. Kai menangkup wajah Hyemi, setelah itu ia mengecup bibir Hyemi singkat. Membuat Hyemi kembali membeku.

“Tidak bisakah kau satu hari ini saja menghabiskan waktu dengan ku. Hanya satu hari ini saja.” Ucap Kai, matanya menatap kearah mata hitam Hyemi. Hyemi hanya mengerjapkan matanya. Ia merasa sesak nafas, dadanya terasa sakit jika harus menatap mata Kai yang begitu indah. Yang mampu menghipnotis mata Hyemi, dan pada akhirnya Hyemi hanya mengangguk.

Kai kembali mencium bibir Hyemi, dan kali ini Hyemi tidak menolak ciuman yang diberikan oleh Kai. Hyemi membalas ciuman dari Kai, entah karna terbawa suasana atau memang kehendak hatinya. Kai memeluk Hyemi, membuat jarak mereka semakin dekat. Cukup lama ciuman tersebut, hingga pada akhirnya Kai melepaskan tautan bibirnya dari bibir Hyemi. Kai menatap kearah Hyemi, ia tersenyum begitu lembut kearah Hyemi. Begitu pula dengan Hyemi, ia merasa hatinya luluh sekarang.

“Gomawo, sudah mau menemaniku disini.” Ucap Kai, ia terus saja tersenyum kearah Hyemi. Senyum yang membuat Hyemi merasakan perasaan aneh pada hatinya. Disisi lain terkadang Hyemi merasa sebal dengan sifat dingin Kai, namun disisi lain lagi Hyemi sangat menyukai sifat hangat Kai. Tiba-tiba saja Kai menyandarkan kepalanya pada pundak Hyemi, Hyemi merasa terkejut. Ia sempat ingin menghindar, namun Kai segera mencegahnya.

“Sebentar saja biarkan seperti ini.” Ucap Kai, yang tidak bisa ditolak oleh Hyemi. Yang membuat Hyemi membiarkan Kai meminjam bahunya, dan membuat kerja jantung Hyemi kembali tak stabil. Bahkan terdengar sangat keras, apa Kai mendengar detak jantungnya itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOU' RE MY ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang