7. Apology.

9.4K 665 55
                                    

Tadinya, Queen sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah dengan diantar sopirnya namun dia lebih dulu melihat Indah duduk di mobilnya. Suasana hati gadis itu memburuk dan memutuskan untuk tidak jadi diantar oleh sopir. Queen berdiri di depan rumahnya dan terus mengecek ponselnya.

"Non, gak ikut aja sekalian?" Sopir Queen bertanya dengan hati-hati. Dia tahu bahwa nona-nya tidak akan suka jika satu mobil dengan gadis yang sudah duduk di mobilnya.

Queen mendengus pelan dan menatap tajam Indah yang berada didalam mobilnya. "Jalan aja, pak Man. Hati-hati ada makhluk asing yang Pak Man bawa."

Indah merasa tersinggung namun dia memilih diam karena tidak ingin menyulut emosi Queen. Indah merasa sedih karena Queen tidak mau menerimanya dan Indah belum tau apa salahnya. Sedangkan Pak Man merasa tidak tega pada Nona-nya, Pak Man cukup mengerti perasaan nona-nya itu.

"Udah, jalan aja Pak Man. Aku bisa ikut King atau yang lainnya." Queen mendengus pelan meskipun dia sedang tidak punya energi bahkan hanya untuk marah.

Pak Man mengangguk dan menekan klakson pada Queen sebagai tanda berpamitan. Queen hanya diam dan membiarkan mobil putih itu pergi. Beberapa menit setelahnya Queen melihat mobil hitam yang melaju di depannya.

Queen menunduk menyadari bahwa mungkin King masih marah padanya. King tidak pernah meninggalkannya begitu saja dengan tega kecuali dia benar-benar marah. Gadis itu mulai merasa silau, dia menatap jam di ponselnya yang menunjukkan bahwa sebentar lagi jam pelajaran pertama akan dimulai.

Queen menoleh karena dan menyipitkan matanya karena mobil hitam yang tadi melewatinya bergerak mundur dan putar balik kearahnya. Queen mengulas senyum kecil karena merasa perhatian besar dari King. Pintu mobil itu terbuka dengan King yang duduk di kursi kemudi dengan wajah datarnya.

"Pagi, bestie!" Queen berusaha untuk menatap King dengan seceria mungkin dan segera masuk kedalam mobil hitam itu.

King tidak menjawab dan membiarkan Queen duduk dikursi penumpang. King sedang bergulat dengan dirinya sendiri, tadinya dia ingin pergi ke sekolah sendiri untuk memberitahu Queen tentang kekecewaannya. Namun, melihat gadis itu berdiri sendirian didepan rumahnya membuat King tidak tega.

King menginjak gas dengan santai dan sesekali melirik Queen yang mencoba mencari topik pembicaraan. King memelankan laju mobilnya dan menyadari sesuatu. "Kenapa mata lo bengkak?" tanyanya tidak tahan.

Queen gelagapan sebentar dan mengeluarkan kaca kecil didalam tasnya dan mulai menatap pantulan wajahnya disana. "Gak terlalu bengkak, kan?" tanya Queen dengan cemberut kecil.

"Gue tanya kenapa mata lo bengkak. Jangan mengalihkan pembicaraan," kata King dengan mendengus pelan.

Queen menghela napas pelan, dia sengaja untuk memakai pelapis bedak cukup tebal dibawah matanya untuk menutupi matanya yang sembab. Tapi ternyata percuma jika yang mengajaknya bicara adalah King. Sahabatnya itu selalu menyadari hal kecil ataupun itu tentang Queen.

"Kemarin malam Papi datang." Queen mulai memberitahu King, karena cepat atau lambat pemuda itu juga akan menebak apa yang terjadi.

King menoleh, meskipun dia marah pada gadis itu namun dia merasa khawatir dan akhirnya menatapnya dengan lembut. "Terus? Lo dimarahi karena ikut gue?" tanyanya dengan cepat.

Queen menggeleng pelan. "Cuma, Papi bawa Indah nginap."

King mengerutkan keningnya dan merasa ikut kesal sama seperti Queen. "Kenapa?" tanya King lagi.

Imperfect Queen ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang