Jam menunjukkan pukul 11.45. Kami sudah bersiap menuju mesjid. Baju koko sudah dipakai anakku sejak tadi, kupakaikan peci dikepalanya, "Nak... mulai hari ini ibu yang akan memanimu ke mesjid." Dia pun mengangguk sambil tersenyum.
Setiap langkah, para tetangga menyapa anakku, ternyata anakku sepopuler itu. Ya.. memang setiap waktu shalat ayahnya selalu mengajaknya ikut ke mesjid. Namun semenjak corona, ayahnya tidak bisa pulang, bekerja di pulau sebrang sana. Sesekali vidio call masih menyelamatkan kebersamaan kami meski lewat virtual. Namun kebiasaan berjama'ah dimasjid tentu tak bisa dilakukan.
Aku dan anakku membuka pintu mesjid, mengambil posisi yang telah ditentukan pihak mesjid, sesuai dengan protokol kesehatan. Kugelar sajadah yang kubawa dari rumah, sejadah yang cukup besar untuk kami berdua. Tak lama adzan pun berkumandang, ku lafalkan do'a mendengar adzan, tak terasa air mata mengalir. Rabbi Hablii Minashalihiin, Ya Allah jadikan anakku, anak yang shaleh, dan kumohon ya Rabb, segeralah angkat wabah ini. Aamiin.