Bagian 14 - Ke-Gep -

53 2 0
                                    

jangan galak-galak nanti tambah imut

- Febiant Dio Gumelar -

Tadi ketika Necha baru saja menginjakkan kakinya dirumah dan dirinya belum sempat melepas perlengkapan sekolahnya, Maminya sudah berseloroh menyuruhnya untuk pergi berbelanja keperluan rumah yang sudah habis bersama Rega yang kebetulan juga sedang bersantai di ruang TV.

Berita buruknya Necha paling anti belanja bulanan, alasannya sepele. Karena dia malas meneliti satu demi satu secara bergantian dari daftar belanjaan yang tercatat di noted ponselnya ke trolli yang berisi setumpuk barang belanjaan. Jangan lupakan soal dirinya yang paling malas mengantri. Namun, Necha tidak membantah ketika kanjeng maminya sudah memerintah demikian. Dengan sedikit ogah-ogahan Necha mengiyakan saja perintah dari maminya.

Dan disinilah keduanya sekarang.

"Kayanya udah semua deh bang." ujar Necha yang kini mengamati daftar belanjaannya, bergantian mengamati barang-barang yang sudah memenuhi troli belanjaan mereka.

Rega sedang di depan rak buah-buahan segar tidak jauh dari Necha, ia tengah memilih buah-buahan segar dan mengabaikan adik sepupunya, lelaki jangkung itu tidak pernah absen untuk membeli buah-buah segar, alasannya karena buah itu sehat, banyak mengandung vitamin dan banyak variannya, jadi dia sangat suka dengan buah-buahan. Rega sendiri sampai membeli kulkas mini untuk menyimpan persediaan buah segarnya dikamar.

"Bang.." Necha bersuara lagi karena merasa tidak mendapatkan respon.

"Iya iya, bentar abang lagi milih buah ini. Kamu langsung ngantri aja, ntar abang nyusul."

Necha berdecak sudah bisa menebak akan mendapatkan jawaban semacam itu, dengan ogah-ogahan lalu ia berjalan menuju kasir dan meninggalkan Rega yang masih asik memilih buah-buahan.

Sesampainya Necha dikasir, dia dibuat kembali berdecak kesal, mudah ditebak apa penyebab kekesalannya. Apa lagi kalau bukan antrian yang sangat panjang. Tolong diingat lagi, bahwa Necha paling anti berbelanja bulanan.

Sambil mengantri, jari Necha kini tengah asik berselancar di layar ponselnya. Sesekali dia melihat kedepan untuk memastikan antriannya sudah bergerak maju atau masih stuck ditempat. Selama mengantri Necha merasa ada seseorang tengah memperhatikannya dari antrian sampingnya, dia malas untuk sekedar melihat siapa orang itu tapi juga lama-lama merasa risih.

Necha merasa penampilannya tidak terlalu mencolok sampai harus mendapat perhatian khusus dari sekitarnya. Ia hanya menggunakan kaos polos dan celana jeans panjang tanpa makeup di wajahnya. Jadi, sudahlah biarkan saja.

Tak lama Rega datang dengan keranjang bawaannya yang penuh dengan berbagai macam buah, membuat Necha kembali berdecak. Pada saat dia melihat kearah kedatangan Rega karena panggilan kakak sepupunya tadi, Necha dapat melihat orang yang sedari tadi memperhatikannya dengan terang-terangan. Necha sempat terkejut namun detik berikutnya dia dapat menguasai dirinya.

Dilihatnya cowok tinggi tegap dengan sorot mata tajam yang kini tengah memperhatikan antrean dihadapannya. Necha sendiri segera mengalihkan pandangannya takut jika cowok itu memperhatikannya kembali.

"Lama banget sih." ketusnya ketika Rega sudah berada dihadapannya.

"Galak bener, tadi kan kamu tau abang lagi milih buah. Tau sendiri kalo abang lagi milih buah gimana."

Necha menyodorkan trolli kepada Rega "Yaudah terserah, gantian ngantri nih. Aku mau cari es lemon tea."

***

Necha sudah mendapatkan es lemon tea yang dia mau, sekarang dia sedang duduk di salah satu bangku foodcourt. Necha tidak ingin kembali mengantri lagi ia meyakini jika antreannya masih panjang dan itu sangat membosankan baginya, jadi ia memutuskan untuk menunggu abangnya disini saja.

Sambil menunggu Necha kembali menekuri ponselnya, cowok yang katanya pacarnya itu sudah menghubunginya tadi sebelum pergi berbelanja. Cowok itu beralasan bahwa dia tidak punya pulsa untuk mengabarinya. Lima hari tidak ada pulsa ?? Perlu dipertanyakan deh itu orang. Tetapi tidak mengapa baginya, Necha memaafkan. Itu baru kesalahan pertama yang dilakukan cowok itu. Jadi ya sudah.

Ponsel yang dia pegang sejak tadi berdering menandakan ada telfon masuk, buru-buru ia mengangkatnya.

"Udah bang?" tanyanya tanpa basa-basi atau sapaan.

"Udah. Kamu dimana ? buruan kesini ! abang gak bisa bawa belanjaan sebanyak ini sendiri."

"Oke, tunggu bentar. Aku jalan kesana." Jawabnya dan memutuskan telfon sepihak.

Necha beranjak sambil tangan kanannya memasukan ponsel kedalam tas, sedangkan tangan kirinya membawa es lemon tea yang masih tersisa banyak. Necha tampak tak fokus memperhatikan jalan hingga detik berikutnya dia menabrak seseorang dan otomatis es lemon tea yang masih tersisa banyak itu tumpah mengenai si korban tabrakan itu.

"Ouchh.. Sorry sory gue gak sengaja.. aduhh baju lo jadi basah, bentar bentar gue ada tisu di dalem tas." ucapnya tanpa mengamati lawan bicaranya karena Necha tengah sibuk mengobrak abrik isi tas selempangnya.

Sedangkan korban yang Necha tabrak hanya mengamati gadis di depannya, ia sempat terkejut ketika tau siapa tadi yang menabraknya. Dia ingat siapa gadis dihadapannya sekarang itu. Bukan, dia malah mengenal gadis dihadapannya ini. Dan sudah sejak tadi ia memperhatikan gadis ini.

"Nah.. ketemu !!" sorak Necha, kemudian ia membersihkan kemeja cowok dihadapannya yang basah itu "Sor..ry" Necha membulatkan bola matanya saat tau siapa orang yang ia tabrak barusan. "Lo.. Bukannya lo cowok rese yang ngerebut bangku gue waktu di Bank itu ya ?! lo dari tadi juga ngikutin gue kan ? Lo stalker ya ?!"

Cowok dihadapannya itu menyerngit mendengar ocehan Necha. Semua yang dilontarkan gadis dihadapannya itu memang benar, namun bukan itu. Dia merasa heran, bagaimana bisa dua ekspresi kesal dan imut dapat dia liat dalam satu waktu bersamaan.

"Heh.. ngeliatin apaan lo ?" sentak Necha membuat cowok dihadapannya mengangkat satu alisnya

"Buseeet.. galak bener cewek lo bro." sahut teman dari si korban yang sejak tadi hanya mengamati keduanya.

"Maksud lo?" Necha beralih mengamati teman cowok dihadapannya.

"Selow aja kali mbak. Masa lo gak kenal.. adawww sakit bego." umpat Rio sambil mengusap kepalanya "Kenapa lo jadi nampol gue sih ?"

Dio mengabaikan sahabatnya "Sorry." Setelah satu kata itu terucapkan dia melangkah pergi, tidak lupa ia menyeret Rio agar ikut beranjak pergi.

Necha melongo melihat tanggapan cowok yang ia tabrak tadi, aneh pikirnya. Tak lama ponselnya kembali berdering, dia meraih ponselnya dan menepuk jidat ketika tau siapa yang menelfonya. Iya, itu abangnya yang ia lupakan karena insident tadi.

_______________

Well, ini kayanya chapter yang paling pendek dari yang lainnya wkwk. udah cuma mau kasih tau itu aja. <3

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 21, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LawasWhere stories live. Discover now