Bagian 6

5 1 0
                                    

Mengenai masa lalu yang ingin dilupakan namun hal itu tidak benar-benar terjadi. Semua berpikir kenangan masa lalu telah hilang termakan waktu, namun yang terjadi adalah kenangan itu tersimpan rapi dalam hati dan juga ingatan. Begitulah yang terjadi terhadap Min Yoongi.

Tiga tahun yang lalu. Taman dekat Sungai Han.

"Oppa ..."

"Oh. Wae?"

"Aku rasa kita harus mengatakan hubungan kita kepada oppa ku."

"Itu berarti kau akan melihat ku hilang dari sisi mu."

"Apa yang kau takutkan? Dia tidak akan menyakiti mu selama aku memintanya."

"Dia tidak akan selamat, meskipun kau memohon."

"Oppa. Sejak kapan kau disini?"

"Sejak kau keluar dari rumah dan memilih tinggal dengan dia."

"Aku bisa menjelaskannya."

"Ya, Min Yoongi kau pikir kau akan selamat begitu saja setelah semua yang terjadi?"

"Aku bahkan tak pernah memintanya untuk melakukan hal itu."

"Bahkan kini kau tidak merasa bersalah sama sekali."

"Karna memang itu yang terjadi."

Kata-kata tidak dapat menyelesaikan semua ini, satu pukulan lalu dibalas dengan pukulan yang lain. Hal ini membuat Ha Soojin putus asa, hingga akhirnya dia pergi ke Sungai Han dan masuk ke dalamnya sedangkan di satu sisi dia tidak bisa berenang. Seseorang yang melihat itu mulai berteriak dan membuat Yoongi melihat kearah Soojin. Yoongi yang pernah tenggelam saat kecil memiliki trauma dengan air, sehingga dia hanya diam saja saat melihat Soojin membutuhkan bantuan. Seojoon yang melihat itu menjadi lebih marah dari sebelumnya, dia berlari untuk menyelamatkan dongsaengnya.

Sejak saat itu, Yoongi tak pernah menemui Soojin lagi dan selalu menjadi musuh bagi Ha Seojoon. Namjoon mengetahui hal tersebut karna mereka memang sudah dekat sejak lama, begitupun dengan Nara. Namun mereka berdua tidak benar-benar tau mengapa Yoongi bersikap dingin pada Soojin dulu sedangkan Soojin sangat menyukai Yoongi.

Masa yang sudah terlewat memang tidak bisa terulang kembali. Hanya ada penyesalan yang selalu hadir dan mimpi buruk yang membuat mata sulit terpejam. Karna hal ini lah Yoongi selalu membuat lagu yang terdengar romantis namun memiliki banyak penyesalan di dalam liriknya. Dia yang dingin kini telah memudar dan berganti menjadi Yoongi yang sedikit hangat. Meskipun kehangatan itu tidak benar-benar ada dalam hidupnya. Kedinginan dalam dirinya adalah sebuah keabadian, bahkan setuhan hangat seorang perempuan tak bisa membuatnya lebih hangat.

"Hyung, mengapa Soojin tiba-tiba muncul?"

"Entahlah."

"Apa hyung masih merasa bersalah dengan hal itu?'

"Aku memang pantas di salahkan untuk semua yang terjadi kepada Seojoon dan Soojin."

"Tidak semuanya salah hyung."

"Aku selalu dingin. Bahkan saat aku benar-benar menyukai sesuatu aku tak pernah bisa mengungkapkannya."

"Hyung selalu meluapkan perasaan hyung di setiap lagu yang hyung buat."

"Lagu itu tidak pernah tersampaikan dengan baik."

"Apakah hyung ingin mencoba bernyanyi?"

"Mana mungkin. Aku seorang produser bukan seorang idol."

"Aku bisa membuat hyung bernyanyi dan mengatakan semua hal kepada Soojin."

"Jangan berbuat yang tidak-tidak."

"Appa akan menyetujuinya."

"Lupakan saja. Aku pergi dulu, kau pulanglah tidak perlu menunggu ku di perusahaan."

"Kau yakin baik-baik saja hyung?'

"Iya. Pulanglah Pdnim pasti menunggu mu begitupun Nara."

"Baiklah, aku akan pulang. Kau hati-hati."

Namjoon meninggalkan Yoongi sendirian. Dia sedang berada dalam keadaan yang tidak benar-benar baik. Akal sehatnya sedang hilang untuk sesaat, seseorang sedingin Yoongi bisa menjadi murung karna seorang perempuan.

Cuaca hari ini cukup cerah untuk menjalani aktivitas namun udara tetap saja dingin. Yoongi sudah berada di perusahaan sejak pagi, sepertinya dia tidur di perusahaan lagi setelah menyelesaikan lagu yang sedang ia kerjakan. Semalaman dia memikirkan yang Namjoon katakan. Tentang menjadi seorang penyanyi yang menyampaikan semua perasaan yang tak dapat terucapkan. Namun di sisi lain dia tidak bisa bernyanyi sama sekali.

"PD nim."

"Oh, wae Yoongi-a"

'Bisakah aku debut dengan lagu-lagu yang ku buat sendiri.?"

"Tiba-tiba seperti ini? ada apa?"

"Aku ingin debut, namun tetap menjadi produser."

"Debut sebagai apa?'

"Rapper."

"Rapper?"

"Iya. Bisakah?"

"Tunjukan seberapa besar tekad mu untuk debut. Aku akan memikirkannya."

"Baiklah. Terima kasih PD nim."

Yoongi menunjukkan sisi barunya, seorang produser muda yang ingin mencoba hal baru dengan debut sebagai rapper. Dia memiliki banyak pikiran mengenai hal yang akan dia lakukan untuk debutnya. Apakah semua ini memang pilihan yang terbaik untuk dia atau ini hanya untuk memberi jawaban kepada semua pertanyaan yang mengelilinginya selama ini.

SWAG MANAGERWhere stories live. Discover now