Air kolam renang bergerak perlahan, kaki seorang yeoja membuat gelombang kecil dan pantulan wajah cantiknya terlihat jelas di air. Dalam keheningan malam, ia meluangkan waktu untuk merenungkan kehidupannya.
" Apa yang sedang kau lakukan sendirian di sini, nona Bae ? "
Irene melihat ke asal suara itu dan ia mendapati namja bermata monolid itu berdiri tak jauh di belakangnya. Ia hanya terdiam dan kembali menatap bayangannya di kolam renang.
" Apa ada masalah ? ", suara itu semakin mendekat.
" . . . . "
" Jika ada masalah atau bahaya yang mengancam, sebaiknya kau segera memberitahu padaku, jangan pikirkan sendiri. "
" Aku rasa tugasmu tidak hanya ditentukan dari ceritaku. "
" Aku tahu, ada atau tidaknya masalah, aku harus tetap menjagamu. "
Tak lagi mendapatkan jawaban, Seulgi mendekati Irene dan mensejajarkan tinggi mereka.
" Mian, jika aku menanyakan hal ini. "
" . . . . "
" Apakah perusahaan orangtua mu memiliki saingan berat ? "
Irene langsung menatap Seulgi yang ada di sampingnya.
" Aku hanya ingin memastikan keamanan mu. "
" Bukankah aku sudah katakan padamu ? Tugasmu hanya menjagaku, tak usah peduli seberapa besar masalahku, kau harus tetap menjalankan tugasmu. "
Seulgi meletakan tangannya ke dalam kolam dan menggerakannya perlahan.
" Bukankah air ini terlindungi dari tanah ? Semua keramik membentuk persegi untuk melindungi air ini. Tapi ada satu sisi yang bisa membuat air tenang ini menjadi gaduh. "
" . . . . "
" Sisi atas yang tak tertutup. Aku kira kehidupan manusia seperti itu, semua terlihat tenang, namun tak menyadari jika ada satu celah yang bisa membuat semuanya gaduh. "
" Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. ", Irene beranjak pergi.
" Berhati-hatilah. Aku dan Wendy tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di hari depan. "
" . . . . "
" Aku harap kau bisa melunakan sedikit hatimu, nona Bae. "
Tak perlu menunggu, Irene langsung masuk ke rumah dan hal itu disaksikan Wendy dari jendela kamarnya. Jauh di dalam hatinya, Wendy mulai menaruh curiga pada Seulgi semenjak ia melihat Seulgi bertemu dengan seorang yeoja.
drrt .. drrt ..
Wendy melihat ke arah ponselnya dan seketika ia langsung menolak panggilan masuk itu.
" Mianhae, appa. "
Sementara itu di kamar, Irene sudah berbaring di tempat tidur sambil melihat ke langit-langit, entah mengapa ia tidak bisa tertidur malam itu, ia merasa gelisah bahkan beberapa kali melihat layar ponsel untuk menghubungi orangtuanya.
drrt .. drrt ..
*New Message
(unknown) : Joesonghamnida, aku mengganggumu, nona Bae. Apa ada sesuatu yang sedang kau pikirkan ? Lampu kamar mu masih menyala, sebaiknya kau beristirahat, aku akan menjagamu dari sini.
Irene berjalan ke arah jendela dan saat ia membuka tirai, ia melihat Wendy sedang memperhatikannya dari kejauhan, bahkan Wendy memberikan isyarat agar Irene segera tidur. Meskipun raut wajah Irene sangat datar saat itu, tak berapa lama setelahnya lampu kamarnya redup dan ia pun mencoba tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
BODYGUARD
FanfictionMemiliki kehidupan yang sempurna tidak membuat Irene terlepas dari berbagai ancaman. Ia kerap merasa gelisah saat bepergian tanpa pengawalan khusus. Sampai suatu ketika, ia merekrut dua orang bodyguard dengan dua sifat kepribadian yang kontras dan k...