"Kenapa sih, perempuan itu dikit-dikt baper? Tadi nggak terniat gue bilang Eli tuh cantik, dia langsung merona.
Lah padahal maksud gue, semua perempuan kan emang cantik. Yakali gue kata 'Lo ganteng Eli'."
- Rafa -
***
"Dasar kakel songong!"
"Udahlah Ci, dari tadi ngomel terus bibir lo. Buru dah ngabisin pangsit lo, sebelum terdengar panggilan yang nyuruh kita ngumpul di lapangan." Tegur Desi setelah menyeruput habis es tehnya.
"Iya, iya Dori."
Desi merenggut tidak suka. "Stop panggil gue Dori! Gue nggak suka!"
"Habisnya lo cerewet banget kek si ikan Dori. Gue serasa jadi Nemo yang capek dengerin ocehan lo."
Lagi-lagi Desi mulai naik pitam terus diejek oleh Aci. Desi mendengus sebal. "Jahat!"
"Jangan manja! Entar gue jelek-jelekin lo di depan bang Rafa. Mau lo?"
Mata Desi seketika melebar. "Ihhh! Jangan dong. Lo seharusnya muji-muji gue depan abang lo. Teman macam apa sih lo ini Ci."
Aci berdecak. "Makanya, kalau lo beneran suka sama abang gue yang dodol itu, pertama lo harus ngambil hati keluarganya dulu. Salah satunya gue sebagai adik terimut, tercantik, termanis, terbaiknya bang Rafa..." Desi memutar bola matanya dengan sedikit ringisan, jijik mendengar Aci mulai alay memuji dirinya.
"...caranya, lo harus nurut sama gue. Seenggaknya jangan ngelawan kalau gue ngomong. Dan jangan manja, soalnya abang gue nggak suka cewek manja."
"Iyaaaaaaaaaaaaaa calon adik ipar."
Ini beneran yah, Desi bilang iya dengan hurul 'a' yang sepanjang itu.
"Calon adik ipar?" Ulang Aci memastikan. Sedangkan Desi malah semangat mengangguk-anggukkan kepalanya meng-iyakan.
"JIJIK!"
"ACI JAHAT!"
***
"Yeayy! Alhamdulillah, kita segugus Ci. Padahal tadinya gue kirain kita nggak bakalan segugus. Secara, kita satu sekolah plus sekelas waktu SMP. Mungkin panitianya belum minum AQua kali yah, makanya nggak fokus."
Aci berdecak. "Padahal gue maunya kita pisah gugus. Ah, sayangnya dewi fortuna nggak memihak keinginan gue kali ini."
"Aci–"
"Hai, assalamualaikum."
Sontak saja Aci dan Desi mengalihkan perhatian mereka ke sumber suara.
"Wa'alaikumussalam." Jawab keduanya bersamaan.
"Kalian juga di gugus Satu Nusa?" Tanya si pemberi salam tadi. Seorang gadis berhijab dengan kedua lesung pipi yang terlihat jelas menghiasi wajahnya saat ia berbicara.
"Iya. Lo juga ya?" Tebak Aci.
Gadis itu mengangguk. "Oh iya, kenalin, nama gue Siti Nurbaya Diana. Panggil aja Aya." Ucapnya sembari mengulurkan tangannya.
Seketika Aci dan Desi saling beradu pandang.
Detik berikutnya Aci mengulum bibirnya sekuat mungkin. Ya Allah, bisa nggak sih, Aci terbahak tanpa menyinggung kenalan barunya ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA (Absurd)
Teen FictionKisah sangat absurd anak-anak remaja belasan tahun. Anak-anak yang beranjak dari seragam putih biru mereka menuju seragam putih abu-abu. Dimulai dengan tokoh : 1. Asyifa Indania (Aci) Cewek paling nggak punya malu atau memang mungkin urat malunya su...