BAB 3

11 2 1
                                    

*SELAMAT MEMBACA*

Cowok berkulit putih dengan iris mata coklat terang itu keluar dari kamar mandi dengan handuk bertengger di pundaknya dan membiarkan bagian dada sampai perutnya tidak terlapisi apa-apa. Lanang masih tidak habis pikir dengan MANTAN pacarnya itu, alasan putusnya tidak jelas, dan sekarang seolah-olah tidak ada apa-apa diantata mereka. Sempat terlintas kata-kata Ando yang mengatakan kalau Athena itu selingkuh, tapi segera ditepisnya hal itu dari pikirannya. Entah kenapa ia tetap berpikir positif setelah semua ini terjadi padanya.

Ketukan pintu kamar membuyarkan lamunannya tentang Athena. Lanang segera berjalan menuju pintu dan membuka pintu tersebut, karena sudah tak tahan akan suara ketukan yang berisik itu.

"Bisa biasa aja ngga ngetuknya? Berisik tau ngga" ujar Lanang sedikit kesal. "Hehehe maaf bang, abisnya abang lama sih" sahut gadis berambut panjang sepunggung sambil menyengir kuda.

"Ngga sabaran banget jadi orang" ketus Lanang. "Kenapa?" Sambung Lanang.

"Kan sekarang malming, kak Thena ngga mampir gitu?" Tanya gadis itu to the point yang diketahui namanya Arabella Aldevaro atau lebih akrab disapa Ara.

"Ngga" jawab singkat Lanang sambil menutup pintu kamarnya dan langsung berjalan menuju meja makan untuk makan malam. "Kenapa? Minggu lalu juga ngga dateng, kan biasanya setiap malming kak Thena kesini, atau abang ya yang giliran ngapel kesana?" Tanya Ara bertele-tele sambil menyusul Lanang kearah meja makan.

"Bisa diem ngga sih? Berisik tau ngga" ketus Lanang. Lanang sebenarnya orang yang penyang, sedikit cuek, tetapi bila moodnya sudah rusak ditambah dengan diberikan pertanyaan bertele-tele seperti ini, dia akan berubah menjadi cowok yang ketus dan tidak akan memperhatikan sekitar.

"Kan cuman nanya bang, soalnya kan ada drama baru siapa tau kan bisa maraton bareng" jelas Ara pelan agar tak membuat Lanang semakin marah. "Kenapa sih ini? Udah pada gede masih aja berantem" tanya wanita paruh baya kepada anak-anaknya.

"Ini nih ma, si abang sensi mulu, Ara kan cuman nanya soal kak Thena dateng apa  ngga kesini" jelas Ara. "Trus kenapa abang marah?" Tanya wanita yang disebut mama yang diketahui namanya Kartika Aldevaro.

"Dia tu terlalu berisik tau ngga, nanyanya bertele-tele lagi ngga bisa satu-satu pusing Lanang dengernya" kata Lanang sambil mengambil lauk. "Yaudah maafin adeknya ya, ngga usah berantem lagi udah gede" lerai mama Kartika.

"Oh iya bener kata adik kamu Athena ngga pernah kesini lagi, kenapa?" tanya mama Kartika sepemikiran dengan Ara. "Nah kan mama juga nyadar kak Thena ngga pernah kesini lagi"sambung Ara.

"Lanang udah putus sama dia" singkat Lanang. "Hah?" Kaget Ara berlebihan.
"Kenapa putus?" Sambung mama Kartika tenang.

Sejujurnya Lanang sudah malas dengan pertanyaan ini, bagaimana dia bisa menjelaskan kepada orang-orang sedangkan dia sendiri tidak tau jelas alasan putus hubungannya.
"Udah ngga cocok ma" kata Lanang asal.

Sedangkan di tempat yang berbeda di waktu yang sama, gadis berambut coklat sepinggang dengan iris mata berwarna coklat terang, dan kulit putih bersih tersebut mendapatkan pertanyaan yang sama.

"Lanang ngga kesini dek?" Ujar Hendi saat menyadari sudah seminggu ini tidak ada keberadaan calon adik iparnya itu. "Ngga" singkat Athena sama seperti jawaban Lanang.

"Lah kenapa? Berantem?" Sambung Hendi penasara. Sementara bunda dan ayah Thena hanya menyimak pembicaraan purta dan putrinya.

"Dah putus" jawab Thena singkat dengan wajah yang sedikit masam. Ia sudah muak dengan pertanyaan yang menyangkut tentang ia dan Lanang, membosankan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnaniahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang