Bab 2

483 30 0
                                    

Tanpa Dira ketahui aku ketemu kakaknya, panggil saja mbak Dyah.

Ketika Dira tidak dirumah aku segera bertamu untuk bertemu mbak Dyah, waktu itu hari sudah sore dan hujan rintik.

"Eh kamu En, nyari Dira? Dira nya gan ada tuh keluar.. gak pamit lagi" sapa mbak Dyah

"Enggak kok mbak, justru kesini aku mau nyari mbak,.. Ada hal penting yang mau aku bicarakan sama mbak"

"Lho lho kadingaren, emang penting banget tho?,.. Soal apa?,.." tanya mbak Dyah

Sambil mengangguk aku pun menjawabnya,

"Soal Dira mbak?"

Mbak Dyah tampak terkejut,.. seakan sudah tau isi pikiranku mbak Dyah melanjutkan,

"Opo'o Dira? Banyak yang berubah??"

Aku mengangguk,...

"Sudah ku duga, tapi aku bingung En mau nanya ke siapa, mau nanya ke Dira langsung gak mungkin, sekarang dia pemarah dan tertutup" lanjut mbak Dira

"Nah iku mbak sing kudu kita cari tahu,.. Aku ada sedikit info, tapi mbak janji yo jangan dibilangi ke Dira, nanti Dira marah sama aku malah mogok gak mau cerita-cerita lagi. Aku kasihan mbak sama Dira"

"Oke janji, ayo cepet cerita, aku tak dengerin dhek En nanti kita cari solusi bareng-bareng"

Aku mulai cerita,

"Mbak tahu gak soal Putra?,.. Ini dia punjer masalahnya. Semenjak kenal putra, Dira berubah drastis, bahkan dari curhatannya Dira cerita intinya si Putra ini sering minta dibayarin, entah bensin atau makan di warung. Bahkan berani minta dibelikan baju atau apa yang dia mau. Yang bikin gak habis pikir Dira bilang bakal ngelakuin apapun untuk bertahan,.. Aduh mbak nek aku jadi Dira wes gak kuat kaburr aja"

"Astagaa, adikku sampek kaya gitu?,.. Padahal dulu nggak gitu kalau pacaran. Oke besok mbak akan cari tahu soal Putra, asal usul keluarganya. Tugas kamu En, nyari tahu dimana sekolahnya Putra ya?" pinta mbak Dyah

"Siap mbak, demi keselamatan Dira aku siap melakukan apapun"

Akupun pamit pulang.

Lalu keesokannya, aku melakukan tugas dari mbak Dyah dengan sempurna, dan kami akan bertemu lagi 3 hari kemudian,..

Sore itu,...

"En, sejauh apa Dira curhat ke kamu?" tanya mbak Dyah

"Kata Dira dia sering main kerumah Putra, disana Dira sering disuruh makan sama minum, bahkan kalau pulang suka dibawain makanan atau lauk" jawabku

"Makanya dia sering banget bawa pulang lauk, ternyata dari rumah si Putra ya?"

Aku hanya mengangguk, mengiyakan.

Tiba-tiba mbak Dyah tercekat,...

"Gawat iki!!"

("Gawat ini!!") gumam mbah Dyah

"Kok gawat, kenapa emang mbak?" tanyaku penasaran

"Bisa jadi lauk itu yang bikin Dira berubah" ucap mbak Dyah

"Lho kok bisa?" tanyaku makin penasaran

"Aduh kamu iki, besok wes tak jelaske.. Mbak mau kerumah orang pintar dulu, nanyain kenapa adikku bisa jadi se error ini"

Aku hanya bengong dan semakin bingung melihat mbak Dyah kalang kabut sendiri. Merasa kawatir dan penasaran, aku memilih menunggu informasi dari mbak Dyah.

- PELET GETIH REGET-(PELET DARAH KOTOR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang