Prolog

25 9 4
                                    

"Res, ada liat cermin gue nggak?"

"Nggak."

"Lah, jadi cermin gue kemana?"

"Nggak tau."

Abel menghembuskan napasnya. Seorang Resha tidak bisa diganggu jika sudah dihadapkan dengan drama korea favoritnya. Apalagi sekarang sedang jam kosong, guru Fisika mereka berhalangan hadir.

"Ini cermin siapa? Nggak ada yang punya kan? Oke, untuk gue!"

Abel menoleh ke depan kelas. Melihat cowok tinggi berambut cepak sedang memegang cermin barbie milik Abel.

"Punya gue, tuh! Enak aja dijadikan hak milik!" protes Abel sambil berjalan ke arah depan kelas.

Cowok tinggi itu menaikkan sebelah alisnya. "Punya lo?"

"Iya! Siniin!"

"Nggak bisa! Gue yang nemu nih cermin." Cowok itu tersenyum miring ke arah Abel. Menampilkan lesung pipinya.

Sok ganteng banget, najis!

"Balikin dong, Cakra! Lo nggak malu itu cermin gambar barbie?!" Abel menatap Cakra tidak suka. Cakra itu jenis manusia nyebelin di kelas Abel.

"Nggak, ngapain malu? Cermin ini mau gue kasih cewek gue!"

Abel mendelik. Gadis itu menatap tajam Cakra. "Kok nggak tahu malu banget sih lo jadi cowok! Jelas-jelas ini punya gue! Sinting ya, lo!!!"

Cakra menatap Abel yang murka dengan santai. Sampai akhirnya sebuah suara menginterupsi mereka.

"Kenapa pada ribut, sih?"

Abel melirik ke samping, menemukan Iqbal yang sedang berkacak pinggang. Iqbal ini juga sebelas dua belas dengan Cakra. Sama-sama manusia Absurd di kelasnya. Pantas mereka berteman, satu frekuensi sih.

"Nggak usah ikut campur, deh!" Kata Abel memandang Iqbal tidak suka. Abel tahu, pasti Iqbal akan membela Cakra.

"Ngeri amat, Bel." Iqbal menoleh ke Cakra. "Balikin, Cak! Lu kagak punya modal ngambil cermin anak orang?"

"Gue nggak ngambil. Gue nemu! Ya jadi hak milik gue, dong!"

Abel mendecih. "Nggak punya dana beli cermin ya lo?"

"Nggak, kenapa? Lo mau kasih gue dana?" tanya Cakra sambil memandang Abel dengan ekspresi santai.

Abel mengernyit tidak suka. Sepertinya dia harus mengikhlaskan cermin barbie pemberian Mario itu. Toh, Abel dan Mario juga sudah menjadi mantan.

"Yaudah, ambil aja. Gue senang kok memberi barang gue untuk orang yang tidak mampu. Contohnya lo!" begitu kata Abel kemudian langsung pergi, menarik Resha yang masih setia menonton drama korea, gadis berambut ikal itu sempat protes tapi tetap menurut mengikuti Abel. Kebetulan juga bel istirahat sudah bunyi.

Sedangkan Cakra, cowok itu menatap Abel sambil menyunggingkan senyum miring andalannya. Abel dan Cakra emang tidak pernah akrab, selalu dilalui dengan adu mulut atau perang tatapan setiap kali bertemu yang selalu dimenangi oleh Cakra. Eits, tapi Abel juga terkadang menang adu mulut, ya walau tetap selalu unggul Cakra.

---


Vote dan komen kalian sangat aku tunggu ihiy...

Uninterrupted WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang