0.6

274 39 8
                                    

'Ceklek'

"Apakah tanganmu sudah tak berfungsi?"tanya Jungkook tajam.

"Tangan ku masih berfungsi dengan baik,ada apa? Tidak biasanya kau perhatian,atau jang--"

"Kau datang tanpa mengetuk pintu dan masuk dengan seenaknya" Jungkook memotong ucapan Taehyung,membuat pria dengan senyum kotak itu menggerutu kesal. Sedangkan Jungkook,ia masih fokus menatap grafik perkembangan perusahaan.

"Kau berkerja terlalu keras Jung" ujar Taehyung sambil duduk di sofa empuk ruangan Jungkook. Ruangan Jungkook sangat sederhana namun elegan,dengan warna yang dominan hitam dan abu-abu. Persis seperti pemiliknya.

Jungkook mengabaikan ucapan Taehyung. Jari panjangnya sibuk menekan keyboard laptop dengan cepat. Bahkan keringat mengalir di sekitar pelipisnya.

"Hey tuan Jeon yang terhormat,di ruangan ini ada manusia lain"

'Hanya aku yang manusia disini, sedangkan kau alien!'

"Hei Jung!"

"Ada apa?!"

"Kau berkerja terlalu keras,--"

"Aku memang-"

"--kau membutuhkan sekertaris"

"Aku tak membutuhkan nya,dengan ada kau,Jimin dan Namjoon,itu sudah membantu"

"Tapi kami tak selamanya bersamamu!"

"Buktinya sampai sekarang kau tetap bersamaku" Ucapan Jungkook sukses membuat Taehyung menatapnya geli.

'Apa-apaan kelinci jejadian ini'

"Astaga Jung! Selain keras kepala kau juga sangat percaya diri"

"Itulah diriku"

"Cobalah turuti aku sekali saja,aku lebih tua dari mu"

"Iya pria tua"

"Apa kau bilang? Ya ampun kau mengalihkan topik!"

'Matilah kau Jung,Alien di depanmu ini tak akan mau mengalah'

"Kau membutuhkan sekertaris Jeon Jungkook yang terhormat"

Jungkook terdiam, perkataan Taehyung membuatnya berfikir. Tak baik juga terlalu memaksakan diri. Terkadang ia juga lelah mengerjakan semuanya sendiri. Bahkan waktu tidurnya tersita karna tumpukan file dan puluhan jadwal meeting. Tapi ia punya ketakutan juga.

"Baiklah, semuanya ku serahkan padamu"

***

Rosé POV.

Sesuatu seperti memaksa untuk menerobos mataku. Menampilkan cahaya terang,sempat membuat kepala ku pusing. Ahhh,aku ketiduran disini rupanya.

Mataku langsung terfokus pada tumpukan baju di ember, tiba-tiba pintu terbuka. Ku lihat ibuku dengan pakaian yang errrrr,tak perlu jelaskan.

"I-ibu kau ingin kemana?"

"Aku ingin bertemu pacarku sayang,jadi uruslah rumah baik-baik"

Aku menghela nafas panjang. Untungnya aku tak punya jadwal kuliah hari ini. Ibu sudah pergi, meninggalkan ku dengan segala keburukan yang di tutupi rumah sederhana ini.

"Ayah kau lihat kan? Pada ujungnya tetap aku yang menderita,dimana kebahagiaan yang ayah janjikan?"

Aku menangis,yah menangis. Keran air sengaja ku hidupkan agar isakan ku tak terlalu di dengar. Walau aku yakin tak akan ada yang mendengar.

"Ayo Roséanne,kau harus kuat! Demi ibumu!"

Aku menghapus air mataku kasar. Mulai mencuci tumpukan baju dengan bau alkohol yang menyengat,juga beberapa cairan yang,ah sudahlah kalian tak perlu tau.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Who are you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang