1

44 6 0
                                    

{Happy Reading}

"Y/n, bisa tolong bunda sebentar gak?"

"Iya bun. Bantuin apa?" Gadis dengan rambut kucir kuda dan memakai baju dress sederhana itu, mendatangi sang bunda.

"Anterin pesanan roti ini ya!" Irene. Wanita itu memberikan sekeranjang roti kepada putrinya.

"Dimana bun?"

"Diperempatan jalan, samping toko buku. Disitu ada rumah warna putih. Kamu anterin, semuanya udah dibayar sama mereka"

"Oke bun. Aku pergi dulu ya!"

Y/n keluar dari toko roti milik bundanya. Dia berjalan sambil terus mengukir senyuman diwajah mungilnya.

Banyak pemuda yang terpesona dengan gadis itu. Tapi semuanya ditolak oleh Y/n.

Didesa mereka, tidak ada yang namanya kendaraan bermotor ataupun mobil. Semua penduduk hanya menggunakan sepeda setiap harinya untuk melakukan aktivitas.

Y/n juga mempunyai sepeda dengan warna ungu lembut. Tapi dia lebih suka berjalan kaki, melihat-lihat setiap toko yang menjual apapun. Dari berjualan bunga, baju, lukisan, aksesoris, dan masih banyak lagi.

Tidak terasa, Y/n sampai didepan rumah dengan cat putih. Halamannya cukup luas.

Ting tong

Y/n memencet bel rumah itu. Sampai pintu terbuka dan menampakkan sosok laki-laki dengan wajah yang terlihat sedikit sombong.

"Siapa lo?" Tanyanya ketus, tapi Y/n hanya membalasnya dengan senyuman.

"Ini" Y/n menyondorkan keranjang berisi roti tadi kehadapan laki-laki itu.

"Apaan nih?!" Laki-laki itu menatap Y/n sinis

"Ini roti pesanan kamu kan"

"Siap-"

"Eh cantik. Siapa namanya?" Tiba-tiba ada laki-laki lain yang datang.

"Aku Y/n. Aku mau nganterin pesanan roti ini" Kata Y/n

"Lo yang pesen?" Tanya Jaemin pada Jeno

"Ngga. Gak level gue makan roti kek gini" Kata Jeno sambil menatap Y/n jijik.

"Gak boleh gitu No. Y/n, sini rotinya!" Y/n menyondorkan keranjangnya pada Jaemin.

"Udah bayar?" Tanya Jaemin

"Udah. Kalo gitu aku pergi dulu ya" Pamit Y/n

"Eh iya makasih ya" Kata Jaemin

"Pergi lo!" Jaemin langsung melototin Jeno. Tapi laki-laki itu malah nyelonong masuk kedalam rumah

"Maafin dia ya. Dia emang gitu" Kata Jaemin pada Y/n

"Ngga apa-apa. Udah ya, aku pergi dulu, dahh"

"Iya makasih yaa" Jaemin menaikkan volume suaranya saat Y/n sudah sedikit jauh

oOo

"Kak Doyum, kakak mau makan apa?" Tanya Y/n pada sang kakak

"Kak Doyum, kakak mau makan apa?" Tanya Y/n pada sang kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terserah kamu aja dek. Kan kamu yang masak" Balas Doyum yang lagi ngasih makan kuda

Y/n jalan kesamping Doyum. Tangannya ngusap-ngusap kepala kuda itu.

"Kak"

"Ya?"

"Kakak tau gak rumah yang deket perempatan, yang warna putih samping toko buku?" Tanya Y/n

"Iya. Emang kenapa?"

"Kok Y/n kayak gak pernah liat pemilik rumah itu?"

"Katanya mereka pindah untuk sementara waktu disini"

"Ohh" Y/n nganggukin kepalanya pelan

"Bunda masih ditoko roti?" Tanya Doyum, lalu melirik adiknya itu

"Iya. Lagi banyak pembeli" Y/n memberikan satu gula batu kekuda.

"Trus kok Y/n gak ikut bantuin?"

"Ada Kak Eunbi sama Teh ayu. Aku disuruh pulang buat masakin kakak sama ayah"

Doyum mengangguk paham

"Kak?" Panggil Y/n

"Hmm"

"Gimana ya rasanya tinggal dikota" Kata Y/n. Dia membayangkan keluarga mereka pindah kekota. Apakah menyenangkan pikirnya.

"Menurut kakak sih lebih enak disini. Gak ada populasi udara. Banyak pohon. Walaupun gak lebih modern sama dikota, tapi kakak lebih senang disini" Balas Doyum

Kakak beradik itu berdiri ditengah-tengah lapangan. Lebih tepatnya peternakan kuda milik ayah mereka. Tempatnya lumayan luas dan bersih.

"Tapi aku mau ngerasain sebentar aja"

"Nanti kita bilang ayah sama bunda ya" Kata Doyum sambil ngusap kepala adiknya itu

"Yaudah deh. Mending Y/n masak dulu, kakak pasti udah lapar banget. Sampe kedengeran bunyi perutnya" Kata Y/n dengan muka yang serius, membuat Doyum terkekeh geli

"Haha ada-ada aja kamu. Udah, sana pergi" Laki-laki itu mendorong pundak adiknya pelan

"Ish iya ih. Jangan dorong juga dong! Kalo Y/n nyungsep gimana?" Y/n mendengus menatap kakaknya kesal

"Ya gak gimana-gimana" Doyum melipat bibirnya menahan tawa

"Ih kesel. Kak Doyum mah"

Y/n pergi meninggalkan sang kakak bersama kudanya. Dia menghentak-hentakkan kakinya ketanah dengan mulut yang maju kedepan. Dibelakang, Doyum terkekeh melihat perilaku adiknya yang masih terlihat seperti anak kecil.

"Haha Y/n y/n" Gumam Doyum sambil menggelengkan kepalanya.

.
.
.
.
.
.
.
.

To be continued...

Village girl || Jeno x You x JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang