flowers

775 90 11
                                        

Acara makan malam itu berlangsung tenang, sendok dan garpu berdenting walau seseorang pun tak bergeming. Memang bukan acara yang cukup penting, hanya sebuah kedok agar merasa saling tak asing.

Kedua pemimpin klan itu masih berdiam diri sembari melahap makanan mereka, entah apa yang dipikirkan, namun keduanya tampak terlarut hingga,

"Jadi kedua pihak sudah saling sepakat untuk menyetujui kerja sama ini?" celetuk Sehun hati-hati. Seluruh atensi orang-orang yang berada dimeja makan tertuju kepadanya, "Ya." sahut Yunho dan Donghae bersamaan.

Suasana kembali canggung, Taeyong dan Lucas hanya saling melirik berharap mereka berdua bisa bertelepati namun nihil. Johnny yang memang memperhatikan dua adik-adiknya itu dengan tatapan heran, dan Jaehyun? Ah, si pemuda berpipi seperti buah persik itu asyik sendiri dengan makanan dihadapannya.

Dasar seperti anak kecil.

"Ekhem!" tangan kanan Yunho—Changmin berdehem sehingga ia dibanjiri tatapan bingung. "Maaf, para petinggi bisa berkumpul di ruang rapat setelah makan malam selesai."

Taeyong menghela napasnya tenang, untung saja ia hanya anak dari Lee Donghae, bukan termasuk petinggi klan Hellose yang keji nan menyeramkan itu.

Pemuda manis itu tak mau ikut campur tangan dengan klan keluarganya yang sudah berdiri sejak 37 tahun yang lalu.

-

1 jam kemudian, makan malam pun selesai. Dan para petinggi klan sudah mulai tak terlihat karena satu persatu dari mereka sudah memasuki ruang rapat milik klan Blackasper.

Jaehyun, Johnny, Taeyong dan Lucas sedang duduk di ruang pertemuan mansion keluarga Jung. Canggung? Sangat.

"Adik-adikku yang manis dan terkadang kurang ajar, kenapa kalian saling berdiaman seperti ini? Sedang cosplay menjadi patung?" celetuk Johnny tiba-tiba, 3 pemuda yang lebih tua spontan melirik kearahnya. "Diam saja Hyung, habiskan pudingmu dulu baru berbicara." sahut Taeyong malas.

Hey, ia memang merindukan Johnny. Tapi mengapa Hyung-nya itu begitu menyebalkan hingga membuat Taeyong ingin menenggelamkannya jauh ke palung mariana.

Lucas menendang kaki Johnny, "Kau sudah punya kekasih belum Hyung?" tanyanya yang membuat Jaehyun tersedak. Astaga, mendekati anak orang saja tidak berani apalagi menyatakan cinta? Jaehyun akui sahabatnya itu memang tegas, berwibawa, namun mengungkit soal cinta? Nol besar!

"Gengsinya terlalu tinggi, lebih tinggi daripada tinggi badannya." sahut Jaehyun mengejek. Johnny memutar bola matanya, "Tidak sadar diri rupanya." ujarnya.

Taeyong menahan tawanya, ternyata Johnny belum berubah juga, dia masih sama. "Benar, gunung everest pun kalah tinggi dari gengsinya." sahutnya.

"Kalian sengaja mengejekku begini ya? Ah aku pundung!" ucap Johnny sembari membuang muka.

"Cuih, seperti anak gadis." gumam Jaehyun sedikit keras agar Johnny bisa mendengarnya.

Lucas tertawa, "Lebih baik kau les privat denganku Hyung, aku tau bagaimana cara ampuh untuk mendekati seseorang dan menyatakan cinta dengan baik dan benar." celetuk Lucas yang mengundang tatapan aneh dari Johnny, Jaehyun maupun Taeyong.

"Saat kau menyatakan cinta ke Jungwoo saja ditolak."

Lucas tertohok? Pasti.

"Jangan membuka kartu, wahai Taeyong Hyung." jawab yang paling muda disana dengan kesal. "Kau sama saja." sahut Johnny jengah, sudah 5 tahun ia meninggalkan adiknya ini ternyata kelakuannya masih sama, tidak ada benarnya.

Jaehyun memperhatikan 3 orang didekatnya itu bergantian hingga netranya bertubrukan dengan milik Taeyong. Keduanya terperanjat, lalu mengalihkan pandangan kearah lain.

blackhell [재용]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang