07. Jealous

10.1K 464 33
                                    

SESUAI PERMINTAAN KALIAN, MIMIN UP HEHEHE 🤗🤗

SEMOGA NGGAK BOSEN SAMA CERITA MIMIN 😢❤

*****

"kita satu bangku" ucap niel tersenyum senang.

Voy mengangguk tak kalah senang.

"oh, tunggu. Kenapa dengan dahimu?" tanya niel mengelus dahi voy yang terlihat memar.

"aku terpeleset di kamar mandi. Tapi paman sudah mengobatinya" seru voy antusias saat mengingat betapa perhatiannya pamannya.

"paman? Kau tinggal bersama paman? Rumahmu kenapa?"

"aku ingin tinggal di rumah paman. Ayah dan ibu juga menyetujuinya, lagi pula rumah paman cukup dekat dengan rumahmu. Aku bisa main kerumahmu kapan saja" penjelasan voy membuat kerutan di dahi niel menghilang.

"benarkah? Beri tahu dimana rumah pamanmu. Aku akan datang nanti malam"

"aku harus meminta izin paman dulu. Aku akan meminta nomor ponselmu, jadi kita bisa berbincang nanti malam"

Niel tersenyum tipis menatap wajah voy yang masih sama seperti dulu. Pancaran polos di kedua mata lebarnya membuat niel semakin ingin membawa voy kedalam pelukannya. Memilikinya adalah hal yang sangat niel inginkan.

"apa kamu selalu makan gula?"

Voy menggeleng mendongak menatap niel yang menatapnya lekat.

"kamu semakin manis setiap harinya"

Voy tersenyum malu dan segera menunduk menyembunyikan semu merah di kedua pipinya.

Niel tertawa kecil menatap tangan voy yang ada di atas meja. Digenggamnya kuat tangan mungil voy disembunyikan di balik telapak tangan lebarnya.

Voy kembali mendongak menatap niel yang tengah fokus memandang ke depan dimana guru mulai menjelaskan materi pagi ini. Voy tersenyum lebar dan pipi semakin memerah.

"jantungku berdebar" batin voy menatap tangannya yang digenggam erat oleh niel.

Brakkk---

Semua siswa langsung menatap sosok yang kini dengan santai melewati guru yang terlihat marah.

Voy mengernyit bingung saat melihat guru itu tak memarahi sosok itu.

Sosok itu terkejut menatap voy dan mematung sejenak sebelum menuju ke tempat duduknya tepat dibelakang voy.

"ashh... Niel" desis voy saat niel meremas kuat lengannya. Bisa voy lihat kalau niel terlihat menahan emosi.

"ada apa niel?" tanya voy bingung.

Niel menatap voy serius. "jangan pernah jauh dari ku mulai sekarang. Aku akan melindungimu" ucap niel kemudian melirik sekilas sosok dibelakang voy dengan penuh dendam.

Sosok itu tersenyum miring seolah menertawakan niel. "bersenang-senang sedikit tidak buruk" batinnya menyeringai.

*****

Voy melambaikan tangan melihat mobil biru dari kejauhan.

"Haii pamann" sapa voy tersenyum manis setelah kaca mobil turun dan memperlihatkan wajah pamannya yang sangat tampan.

Grey tersenyum membalasnya dan kembali memasang wajah dinginnya melihat laki-laki di samping voy.

"selamat siang paman" sapa niel menunduk sopan.

Grey hanya menatap niel tanpa kata. "ayo pulang" ucap grey sembari menutup kaca mobil.

"aku pulang dulu niel, sampai besok" voy melambaikan tangan sebelum memasuki mobil.

My Uncle Is A psikopath [ BOOK 3 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang