rose 4

3.9K 252 159
                                    

Hari libur yang ke dua Rose masih di abaikan oleh anak dan suaminya. Di tambah mertuanya ternyata menginap di rumah temannya dan besok baru pulang. Rose benar-benar merasa sendirian, ia akhirnya mencari kesibukan sendiri dengan membantu pekerjaan asisten rumah tangga.

"Mbak, biar saya saja," ujar sang asisten.

"Udah biar aku aja, kalau bisa kamu istirahat aja sana, biar aku aja semua yang kerjain."

"Duh, jangan Mbak, nanti kalau Ibu tahu saya di omeli."

"Nggak akan. Tenang aja."

"Duh, Mbak jangan gini dong."

"Yaudah kasih aku waktu 2 jam buat beberes, sisanya kamu."

"Bener ya Cuma 2 jam."

"Iya." Akhirnya sang asisten menyerah dan ia pun pergi untuk membeli keperluannya. Sebenarnya ia senang kalau Rose membantu pekerjaanya tapi kan Rose sedang hamil muda kalau sampai Murni tahu ia bisa habis di marahi. Itulah yang ia takutkan.

Ia hanya berharap jika Rose tidak bekerja yang terlalu berat agar tidak membahayakan kehamilannya. Sementara Rose langsung bergegas beberes rumah, menyapu, mengepel, mencuci piring dan merapihkan tanaman yang terlihat tidak teratur. Tapi tentu saja yang berukuran kecil.

Ketika Rose nampak mulai lelah ia pun menyudahi semua pekerjaan dan beranjak ke kamar untuk berbaring. Ia mencoba memejamkan mata, tapi rasanya sulit sekali untuk tidur.

Ia benar-benar merasa bosan saat ini. Biasanya walau hanya melihat Teguh dan suaminya bermain sudah bisa menghibur dirinya tapi sekarang mereka malah pergi bermain tanpa mengajak Rose dengan alasan urusan laki-laki.

Padahal Rose tahu mereka pergi ke mana yaitu pergi memancing di danau tak jauh dari rumah. Rose benar-benar jenuh sekali. Tapi akhirnya kejenuhannya membuat dirinya terlelap juga.

Febian dan Teguh pulang ketika mendengar suara adzan ashar. Mereka pulang dengan tangan kosong karena tidak mendapatkan ikan satu pun. Terik matahari membuat kulit mereka menjadi kecoklatan dan wajah mereka nampak kusam.

Tapi mereka senang karena bisa keluar dan memancing bersama tanpa ada wanita sama sekali bersamanya. Terkadang laki-laki juga butuh me time.

"Seneng nggak, Guh?" tanya Febian.

"Senenglah, Pah," jawab Teguh.

"Tapi kita nggak dapat ikan nih."

"Nggak apa-apa, memancing itu kan melatih kesabaran." Febian bengong mendengar itu.

"Dih tahu kalimat itu dari mana?"

"Ya ampun Papa, banyak kali di youtube."

"Ah, ya betul." Febian masih tak habis pikir jika anaknya secerdas itu. Apa sih youtube Febian sendiri tidak pernah membuka youtube, ponsel canggih hanya untuk urusan pekerjaan saja. Untuk hal-hal seperti sosial media saja ia tak punya satu pun.

"Ehm, Teguh."

"Ya, Pah?"

"Apa youtube bagus?" tanyanya penasaran.

"Tentu saja, apa pun yang ingin Papa lihat ada di sana."

"Semua?"

"Iya."

"Semua, apa pun yang ingin Papa lihat?"

"Iya."

"Upil sekali pun?"

"Tentu saja ada Papa, karena di youtube itu tempatnya konten kreator berkreasi sesuka mereka. Kalau mau lihat upil nanti aku carikan." Febian langsung diam karena anaknya menganggap candaannya sebagai hal yang serius. Tapi, masa iya sih di youtube ada upil? Konten kreator mana yang tidak punya konten lain selain upil untuk di sajikan? Ampun deh.

Menikahi Rose Vol2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang