rose 5

3.1K 160 0
                                    

Mertua Rose telah kembali dan mereka membawakan banyak oleh-oleh. Ternyata mereka pergi ke Bandung tanpa bicara pada mereka. Tapi tak masalah yang terpenting oleh-olehnya datang.

"Aku yang buka semuanya!" seru Teguh.

"Okeee!" jawab mereka serempak.

Teguh pun antusias membuka oleh-oleh dari sang Nenek dan Kakek. Ia keluarkan lalu ia berikan secara random pada siapa pun yang ia mau. Semuanya hanya tertawa saja melihat kelakuan Teguh yang sesuka hati memberikan oleh-oleh.

"Nah, semua sudah kebagian, sekarang waktunya bayar," ujarnya. Semua nya kaget.

"Bayar?"

"Iya dong, kan aku capek buka dan bagi-bagi," ujar Teguh memberi alasan. Semua orang makin gemas dengan kepintaran Teguh dalam berbicara. Murni dengan gemas langsung menarik tubuh Teguh dan memeluknya dengan erat.

"Ah, Nenek, aku bukan anak kecil lagi!" serunya sembari berontak. Tapi Murni justru memburu Teguh dan berusaha untuk memeluknya terus. Semua nya tertawa melihat itu.

"Rose, ini kamu simpan ya di tempat biasa menyimpan makanan."

"Oke, Pah," jawab Rose pada Tatang. Febian hanya duduk sembari mencoba aneka makanan itu.

"Nggak kerja kamu?" tanya Tatang.

"Kerja."

"Kok belum siap-siap?"

"Agak siang nanti, soalnya nggak di kantor.'

"Di mana?"

"Ada pertemuan sama klien nanti di luar."

"Oh. Kerja mu lancar?"

"Alhamdulillah lancar, Pah."

"Bagus kalau gitu. Terus begitu karena kamu akan menghidupi tiga orang ya kan?" Febian tersenyum dan mengangguk. Karena memang itulah tujuannya ia bekerja keras selama ini.

"Ian."

"Ya, Pah?"

"Bisa kita bicara nanti sehabis bekerja? Kita bertemu di luar saja."

"Bicara apa, Pah? Sampai harus bertemu di luar?"

"Adalah nanti kamu akan tahu, ya." Febian terpaksa mengangguk.

Karena sudah menjelang siang ia pun bergegas bersiap untuk pergi bertemu kliennya. Rose yang tahu jika suaminya akan pergi pun bergegas ke kamar dan menyiapkan pakaian terbaik, rapih, wangi dan sangat bagus di pakai oleh Febian.

"Kamu tampan," puji Rose setelah sang suami selesai memakai pakaiannya.

"Tentu, aku kan suamimu." Rose tersenyum dan ia mendapatkan sebuah kecupan manis. "Mau kah kamu menemaniku bekerja?"

"Ha?"

"Aku akan rindu padamu sepertinya."

"Gpmbal banget." Febian nyengir.

"Aku serius."

"Oh ya?" ledek Rose yang membuat Febian tertawa kecil.

"Aku berangkat ya."

"Hati-hati." Febian mengangguk dan pergi dengan mobilnya.

"Mama!"

"Ya sayang?"

"Kapan aku sekolah lagi?" Rose tersentak ia bahkan sampai lupa tentang sekolah Teguh. Sudah berapa hari ia libur. Rose jadi merasa bersalah.

"Besok kita sekolah, ya."

"Oke, asik!"

Teguh berlari masuk dan Murni keluar lalu menatap Rose.

"Kamu yakin akan kembali memasukkan Teguh ke sekolah itu?"

Menikahi Rose Vol2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang