Cause 1

435 51 21
                                    

Dipahami baik-baik ya buat Chapter ini 🤗🤗, karena Author emang sengaja gak nyebutin nama mereka, akan Author sebutkan di Cause 2, tapi tentu gak semua author sebutkan 😈.

🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥🔥

Disebuah rumah sederhana, terlihat seorang pria paruh baya sedang memandangi televisi yang memperlihatkan berita harian dari setiap kejadian yang ada dinegara tersebut, ditemani dengan secangkir kopi hangat yang membuat cuaca hari ini bertambah cerah menurutnya.

"Paman" panggil seorang namja yang berusia 22 tahun sambil berjalan mendekati pamannya.

"Ada apa?" Tanya sang paman tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi.

"Apa kita tidak akan melakukan apapun? Apa paman sudah mengalah?" Ucap si namja yang saat ini mengambil tempat duduk disamping pria paruh baya yang dipanggil dengan sebutan paman itu.

"Tunggulah sebentar lagi belum ada kabar apapun dari sepupumu"

"Apa paman yakin dia akan memihak pada kita?"

"Kau meragukan anakku?" Ucap sang paman yang nampak menghernyitkan dahinya.

"Bukan begitu, paman tahu sendirikan? dia dekat dengannya sebelum akhirnya dia tahu siapa sebenarnya orang itu, jadi...."

"Jadi intinya kau ragu bukan?" Tebak sang paman tepat dan langsung mendapat anggukkan dari keponakannya yang tengah bersama dirinya saat ini.

"Nak Percayalah pada pamanmu ini, dia tidak akan meninggalkan ayahnya sendiri, kau tahukan seberapa sayangnya dia padaku?"

Tepukkan dibahunya membuat ia sadar kebenaran akan ucapan pamannya itu...
"Ya aku tahu, tapi...."

"Semenjak kematian ibunya, anak pamanlah yang menggebu-gebu untuk melenyapkan mereka, kita disini hanya membantu saja nak, semua urusan ada ditangan dia"

Mendengar itu keponakannya justru menghernyit heran...

"Benarkah paman? Bukannya..." Mereka berdua saling menatap dengan sebuah seringai kecil tercipta dibibir keduanya.

Drt...drt...

Dering telfon mengambil kesadaran mereka kembali, Pria paruh baya yang melihat nama penelfon buru-buru mengangkatnya dan setelahnya terdengar suara...

"Halo ayah" rupanya yang menelfon adalah anaknya.

"Iya nak bagaimana kabarmu?" Ucap Pria paruh baya yang dipanggil ayah oleh si penelfon dengan tatapan tertuju kearah keponakannya.

"Baik yah"

"Bagaimana keadaan disana?"

"Lumayan kacau yah, ayah tahu? dia
sudah melakukan kesalahan yang besar"

"Kesalahan apa nak?"

"Park Chanyeol yang pabbo itu telah melukai temannya sendiri yah"

"Kau tidak berbohong bukan? Dari mana kau tahu?" Pria paruh baya itu mulai tertarik dengan apa yang diucapkan anaknya.

"Aku sudah memeriksa sendiri CCTV
yang berada diruang latihan itu"

You Must Be Strong [Chanyeol EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang