21

19.5K 2.7K 301
                                    

Jaemin menatap pantulan wajahnya di cermin, tampak bayangan seorang omega berusia delapan belas tahun. Berwajah manis, dan iris mata cokelat mudanya terlihat bersinar dan penuh ambisi. Setelah memastikan dirinya siap, Jaemin keluar dari kamar dan menemukan Jeno sedang melepaskan jas kerjanya.

"Hei." Sapa Jeno lebih dulu, Alpha itu bergerak ke arahnya, menarik Jaemin sebelum mencium kening Omega itu pelan. "Suamimu sudah pulang, kau tidak ingin menyapaku?" Bisiknya ditelinga Jaemin.

Omega itu mendesah kasar, Ia suka aroma Jeno. Hidunngnya menempel pada dada Jeno, membiarkan hidungnya menghirup lebih banyak lagi oksigen bercampur feromon sang alpha yang menenangkan. "Maaf, aku hanya kaget. Kau tahu syndrome hari pertama." Ucap Jaemin.

Jeno terkekeh. "Ini pertama kalinya, aku mendengar ada syndrome seperti itu."

"Begitulah, aku menyebutnya sebagai hari pertama kaget menjadi istrimu. Kau tahu, Haechan tadi memberikanku sebuah buku tua berisi peraturan dasar keluarga Lee." Jaemin mengeratkan pelukannya pada pinggang Jeno, "Kau tidak keberatan ku peluk kan? Aku sudah mencobanya dengan bantal. Tapi, rasanya jauh lebih nyaman jika memelukmu." Lirihnya.

Jeno mengeratkan pelukannya, membelai kepala omega itu. "Tentu saja, kau bisa memelukku kapanpun, apa semelelahkan itu?"

Jaemin mendongkak, "Setelah Ia puas mengajakku memutari pusat perbelanjaan, Haechan baru ingat untuk membuatku membaca buku sialan itu, karena tiga hari lagi. Ibunya akan mengadakan jamuan teh untuk istri para aliansi." Omega itu mencebik. "Aku punya masalah dalam bersosialisasi!" Keluhnya.

Jeno berdengung, "Kau tidak harus datang jika tak mau, buat saja alasan yang bagus." Jeno melepaskan pelukannya, Alpha itu membuka dasi - meletakannya didalam keranjang pakaian - menuju kamar mandi. "Kau ingin makan malam di ruang makan atau disini?"

"Aku ingin pizza!" Gerutu Jaemin, sebelum duduk di ranjang besar itu. Ia mengambil  jas yang di letakan Jeno kemudian memasukannya ke dalam keranjang, saat melewati Alpha itu. Jaemin baru sadar, jika terdapat beberapa bercak darah di kemeja putih yang masih di kenakan Jeno.

"Jeno." Jaemin menahan langkah Jeno, Ia mendongkak dan menatap Alpha itu khawatir.

"Kau terluka?"

Jeno menarik tangan Jaemin dari tubuhnya, dan terus melangkah. Ia sama sekali tidak berniat untuk menceritakan aktivitas hariannya pada Jaemin, tidak untuk hari ini.

"Aku sedang bicara Lee Jeno!" Seru Jaemin, Omega itu bersedekap dan menatap Alpha itu kesal.

"Aku tahu Na, tapi aku tidak ingin membahasnya. Pesan saja pizza atau apapun itu, aku harus mandi." Geram Jeno, sebelum Ia membanting pintu kamar mandi dengan sangat keras. Membuat Jaemin tersentak, Ia menggeram melihat sikap Jeno. Bukankah tadi Alpha itu baik-baik saja, kenapa moodnya berubah mendadak? Apa Lee Jeno Bipolar?

Jaemin belum bisa memahami mood Lee Jeno yang mudah naik-turun seperti tadi, mungkin nanti. Saat Ia dan Jeno sudah mulai bisa saling terbuka, masih hari pertama besok akan baik-baik saja.

Cukup lama Jeno di dalam kamar mandi, cukup lama hingga. Jaemin sudah menghabiskan tiga slice pizza dan dua botol susu pisang. Omega itu duduk di karpet abu-abu Jeno, Ia sangat lapar. Dan makan siang ala Haechan, hanya bertahan dua jam saja di perutnya. Untung saja Ia lebih banyak mengambil gen ibunya, sehingga Jaemin tidak perlu khawatir untuk makan sebanyak apapun. Tubuhnya tidak akan cepat membulat,seperti Jihoon. Memikirkan Jihoon, Jaemin teringat akan perkataan Jaehyun. Apa benar seorang dominan bisa mating dengan dua Alpha?

Jaemin tahu, seorang Dominan Alpha bisa mating dengan Omega sebanyak apapun yang Alpha itu mau, tapi omega berbeda. Mereka hanya bisa hidup dengan satu Alpha, dan jika Alpha meninggalkan Omega yang sudah mating dengannya. Omega tersebut lambat-laut akan sakit, kemudian mati. Lalu bagaimana dengan dominan Omega? Apa kasusnya akan sama juga? Dimana Jaemin harus mencari tahu sekarang, di google, di forum diskusi omega, atau-

"Kau mendiamkanku juga." Jeno yang entah sejak kapan sudah duduk disebelah Jaemin, sedang menarik satu slice pizza. Dan menatapnya. "Kau suka balas dendam ya?" Tanya Jeno, setelah menelan pizza di mulutnya.

Jaemin mendengus. "Ini punyaku, punyamu sudah ku letakan di atas meja." Ketus Jaemin.

"Waah, pizzanya masih banyak. Kita bisa berbagi dulu!"

"Tidak! Aku menolak berbagi pizza denganmu." Jaemin mencebik lalu menjauhkan kotak itu, dari jangkauan Jeno.

"Tapi kau bisa memakan pizzaku jika kurang nanti." Jawab Jeno.

Jaemin mendesah, lalu meletakan kotak pizza itu di tengah mereka. Jeno mengambil satu slice lagi, lalu tersenyum ketika Jaemin mendelik padanya. "C'mon aku tidak sempat makan seharian!" Gerutu Jeno.

"Salahmu! Siapa suruh kau tak makan."

"Aku harus membereskan beberapa orang tadi, ada beberapa dokumen yang juga harus ku urus."

Jaemin membiarkan Jeno menggambil satu lagi pizzanya. Alpha itu sepertinya tidak bohong, ketika Jaemin sadar sekotak kecil popcorn manis miliknya sudah kosong disebelah Jeno.

"Kenapa kau harus repot-repot turun tangan?"

"Mereka menjual anak-anak." Bisik Jeno. "Aku benci melihat bajingan-bajingan itu menawarkan anak berusia 5 tahun kepadaku seakan-akan, aku pedofil."

Jaemin terkesiap, Ia menatap Alpha itu nanar. Jaemin tahu untuk organisasi besar, mereka tidak akan melakukan bisnis menjijikan seperti child traficking. Sekejam-kejamnya Yuta terhadap anaknya, Alpha itu selalu menolak tawaran bisnis perdagangan anak untuk para Pedofil di dunia ini. Ada code, yang sudah terbentuk pada setiap aliansi. Untuk menolak bentuk-bentuk bisnis tertentu yang tak sesuai dengan prinsip mereka.

"Apa yang kau lakukan pada mereka setelah itu?"

"Meyemennya hidup-hidup. Aku ingin sekali memotong kemaluannya tadi, tadi Felix sudah mendorong mereka ke kolam dan langsung menutupnya dengan semen."

Jantung Jaemin berdetak cepat, Ia tak mengerti bagaimana cara Alpha itu berpikir, tapi setidaknya membiarkan Jeno mulai terbuka. Ia akan bisa memahami Alpha itu lebih baik kedepannya."

"Mereka darimana?"

"Aku tidak tahu, Felix masih menyelidikinya. Kemungkinan pemain baru, karena jika mereka orang lama pasti sudah tahu Dragon Blood anti pada bisnis itu."

"Anak-anak itu?"

"Mark punya rumah aman dan panti asuhan."

"Wow." Jaemin tersenyum, dengan sengaja Ia menyandarkan kepalanya pada bahu Jeno. "Kenapa kau semakin kesini, semakin merubah persepsiku padamu?"

"Maksudmu?"

"Aku kira kau itu-"

"Seperti Ayahmu?"

Jaemin mengangguk, Ia membiarkan Jeno mencium puncak kepalanya dengan lembut. "Kau terasa hangat."

Jeno terkekeh, "Aku bisa membuatmu panas, jika kau mau." Ujarnya.

"Besok aku sekolah!"

"Aih! Kau membuatku seperti menikahi anak di bawah umur sekarang, aku sedang berpura-pura lupa jika kau lebih muda dua tahun dariku dan masih ingin sekolah!"

"Aku legal, umurku sudah mendekati 19 tahun. Seharusnya aku punya ID sekarang." Ketus Jaemin.

"Baiklah, kau mau pizza lagi. Punyaku sepertinya menunggu untuk dimakan." Tawar Jeno.

Jaemin mengangguk, mata cokelat itu berbinar. "Aku akan menghabiskan pizzamu!"

××××

[TAMAT] 🔞My Villain Husband (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang