に Ni

12 2 1
                                    

Mereka baru saja tiba dikelas mereka karena mengingat waktu dan bell yang sudah berbunyi. Satu per satu ruang kelas menjadi ramai kembali layaknya pasar.

Tak lama kemudian, hening. Guru mereka telah datang rupanya. Hampir semua murid-murid di sekolah SMA Madya Cahaya tak menyukai guru satu ini. Karena terkenal dengan ketegasan, ketepatan waktu dan pandai bicara adalah hal yang sangat melekat padanya. Tak jarang-jarang ada murid yang kena apes olehnya, baik itu sengaja ataupun tidak sengaja.

"Siapa yang belum hadir dikelas ini, tolong sebutkan KM" ucapan pertama yang membuat seisi kelas merinding sampai bulu kuduk.

"Um.. Vanya, Resta, Geo, Dika, ..." jawab sang ketua murid dengan nada ketakutan.

"Mereka lagi mereka lagi" gumamnya yang masih dapat terdengar oleh seisi kelas.

"Baik. Sekarang buka buku paket kalian. Kita mulai pembelajarannya"

🌱🌱🌱

"Dra, lo disuruh sama bu Della ambil buku tuh dimejanya" kata Dio

"Kenapa harus gue sih? Kan bisa sama lo" balas Indra dengan kesal karena baru saja 2 menit yang lalu ia bergabung di game sudah ada gangguan.

"Ga bisa dra. Katanya ada yang mau diomongin juga ke lo"

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, Indra bangkit dari kursinya dan segera keluar menuju ruang guru. Tampak dari wajah Indra yang sudah memerah karna kesal. Sementara Dio tidak bisa berbuat apapun karna bu Della sudah beramanat padanya seperti itu.

Sesampainya di ruang guru.

"Permisi bu, ibu mencari saya?" Ucap Indra dengan ramah.

"Oh, kebetulan. Tolong kamu bagikan buku-buku ini di kelas dan tolong bawakan juga buku ini ke kelas IPA 1 ya" ujar bu Della.

"Baik bu. Tidak ada lagi kan bu?" Tanyanya untuk memastikan.

"Tidak ada. Hanya itu"

"Kalo begitu saya permisi dulu ya bu" Indra mengambil tumpukan buku tersebut dan berjalan keluar ruangan guru.

Sampai di koridor, Ia semakin kesal pada Dio karena ia telah dibohongi.

"Katanya bu Della ada yang mau diomongin ke gue tapi malah gak ngomong apa-apa tuh" gumamnya dengan kesal.

Kelas IPA-1

Suara ketukan pintu berhasil membuat seisi ruang bernafas lega karena bisa menghirup oksigen sebanyak-banyaknya agar bisa dihurup tahan lama.

Bu Rima -guru yang mengajar di kelas tersebut- membukakan pintu.

"Maaf bu mengganggu, saya kesini ingin mengembalikan buku dari bu Della" ujar Indra dengan nada hati-hatinya karena takut salah kata terlebih lagi bu Rima.

"Silahkan masuk. Dan letakkan bukunya di meja" bu Rima mempersilahkan kemudian Indra berjalan masuk.

Banyak pasang mata yang melihat kearahnya karena salut telah berani menganggu di pelajaran bu Rima. Tapi sebisa mungkin Indra tidak memperdulikannya dan terus berjalan. Setelah meletakkan buku tersebut ke meja guru yang ada di depan kelas sesuai dengan perkataan bu Rima, ia segera berpamitan agar cepat-cepat pergi dari tempat ini.

"Terima kasih bu, kalo begitu saya permisi"

🌱🌱🌱

Putri pov

Mendengar suara ketukkan pintu terdengar, akhirnya aku bisa menghela nafas lega untuk sementara waktu.

Aku memperhatikan gerak-gerik bu Rima yang sedang berbicara dengan seseorang yang akupun tak tau seseorang itu siapa karna tidak terlihat. Lalu bu Rima mempersilahkan seseorang itu untuk masuk.

My Future TypeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang