01.

370 46 4
                                    

Ketukan terakhir, kemudian selesai. Suara riuh teriakan yang diiringin dengan tepukan tangan menyambut setelahnya. Seungmin berdiri dari tempat duduknya, kemudian ia memutar tubuhnya, menghadap ke arah sekumpulan manusia yang baru saja selesai menyaksikan dirinya bermain piano.

Seungmin tersenyum seraya membungkukkan badannya 90 derajat.

"Terimakasih"

Dengan suara tepuk tangan yang masih setia memenuhi teater, Seungmin berjalan menuruni panggung.

Panggung tersebut akhirnya kosong. Sorot lampu yang tadinya hanya menyinari panggung kini padam, digantikan dengan cahaya yang menyinari seisi teater.

Penampilan Seungmin tadi adalah penutupan dari acara. Karena itu, kini para pengunjung mulai satu persatu berdiri dan keluar dari studio.

Changbin berdiri kemudian merenggangkan tubuhnya sebentar. Tubuhnya terasa sedikit pegal karena terlalu lama duduk di kursi. Meskipun begitu, ia tetap senang karena ia menikmati acara barusan.

"Ayok pulang"

Yang diajak pulang tidak merespon. Membuat Changbin melontarkan kembali mengulang ucapannya.

"Hyunjin, ayok pulang"

Hyunjin sesaat tersentak, ia baru saja sadar dari lamunannya.

Saat awal ia melihat Seungmin menaiki panggung, pada detik pertama ia langsung terlarut dalam pikirannya.

Rasanya saat itu Hyunjin ingin sekali berlari ke atas panggung, memeluk tubuhnya erat. Sungguh, Hyunjin sangat merindukan sosok itu.

Meskipun pada kenyataannya Hyunjin hanya terpaku di tempat duduknya. Menatap fokus Seungmin yang lihai mengolah nada dengan piano yang dimainkannya.

Hyunjin masih terkejut.

Fakta bahwa ia bisa bertemu lagi dengan kekasihnya, Seungmin. Setelah hampir lima tahun tidak bisa melihatnya.

Dulu saat masih sekolah menengah, ia dan Seungmin mengalami kecelakaan. Karena kecelakaan itu, mereka berdua sempat koma. Seungmin koma cukup lama, tapi Hyunjin tidak tau selama apa karena setelah dirinya yang tersadar, orang tuanya langsung mengajak dirinya pergi.

Keluarga Seungmin menaruh dendam terhadapnya. Ia jelas tau itu, karena penyebab kecelakaan itu adalah dirinya. Dirinya yang membuat Seungmin tertidur cukup lama di rumah sakit. Oleh karena itu, ia dilarang bertemu lagi dengan Seungmin.

Hyunjin tidak bisa menolak. Bagaimana pun perasaan bersalah memenuhi pikirannya.

Dan tanpa ia tahu kapan Seungmin siuman, Seungmin menghilang begitu saja. Tanpa mengucapkan apapun. Bahkan ia pindah dari sekolah yang mereka tempati bersama.

Dan kini setelah peristiwa tersebut, Hyunjin kembali melihat Seungmin. Seungminnya masih sama seperti dulu.

Sepertinya hidup Seungmin sudah sukses sekarang karena kini dia telah menjadi seorang pianis. Dulu Seungmin sangat suka bermain piano di ruang musik sekolah. Ia menyukai piano.

Hyunjin merasa bangga kepada kekasihnya itu.

Hanya saja ia ragu. Apakah Seungmin masih menganggap dirinya sebagai kekasihnya?

Dan satu lagi sebuah fakta yang membuat Hyunjin ragu Seungmin masih menginginkannya sebagai kekasih.

Hyunjin tidak bisa berbicara.

Kecelakaan lima tahun lalu merusak sistem saraf berbicaranya. Kepalanya terbentur cukup keras sehingga menyebabkan kerusakan pada bagian otaknya. Hal tersebut membuatnya menjadi tidak bisa berbicara.

Memorable Voice ; hyunminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang