Jarum jam menunjukkan pukul 04.00 dan langit masih terlihat gelap. Udara dingin yang menusuk ke kulit mau tak mau membuat seorang yang berada di tempat tidur merapatkan selimutnya. Ia menggeliat pelan di atas tempat tidur dan mengerjapkan matanya sebelum membuka matanya.
Terbiasa bangun tanpa alarm, membuat seorang yang sekarang sedang duduk di atas tempat tidur memandang sekeliling kamarnya dan berusaha untuk mengumpulkan nyawanya sesegera mungkin. Ia adalah Veny. Gadis berusia 25 tahun ini terlihat sedang menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, kemudian ia melirik sekilas pada jam dinding yang menggantung di depannya.
Ia segera menyingkirkan selimutnya dan segera beranjak menuju kamar mandi. Veny segera melakukan ritual paginya seperti pipis, sikat gigi, cuci muka serta mengambil air wudhu. Ia kembali masuk ke dalam kamar dan mendekati tempat tidurnya. Ia mulai merapikan bantal, guling serta melipat selimut. Sembari menunggu waktu sholat, Veny mulai membuka gorden kamarnya, dan menggelar sajadah miliknya.
Pagi ini sama seperti pagi-pagi di hari sebelumnya, tidak ada yang spesial di pagi harinya dan terkesan monoton selama kurang lebih 2 tahun untuk gadis berusia 25 tahun itu.
***
Sorry for typo and thankyou for reading❤

KAMU SEDANG MEMBACA
A Taste of Delight
أدب نسائيCatatan: judul awal My Neighbor ganti jadi A Taste of Delight. Veny merupakan seorang food blogger terkenal. Namun, ketenaran itu tidak berlaku untuk kariernya sebagai penulis novel. Ia memilih menggunakan nama pena di setiap karyanya. Di suatu pagi...