"Hey, Sophie." Seorang gadis berbisik kepada teman sebangkunya.
Namun, temannya itu malah menjawab dengan kesal. "Jangan berisik, Lily. Masih ada pelajaran."
"Itu tidak penting. Yang penting itu, sepulang sekolah nanti mau ke tempat yang kemarin?"
"Ke tempat yang kemarin?"
"Iya. Ke tempat yang kemarin."
Mendengar perkataan sahabatnya, ekspresi Sophie langsung berubah. Dia tahu tempat yang Lily maksud. Merasa senang, Sophie mengangguk sambil tersenyum. Lily membalas dengan senyuman yang lebih lebar.
Begitu bel pulang berbunyi, Lily dan Sophie segera meninggalkan kelas, mengambil sepeda, dan mengayuhnya menyusuri jalan berbatu yang biasa mereka lewati saat berangkat sekolah. Pepohonan berbaris di tepi jalan. Dahannya menjulang kokoh, seolah membentuk kanopi yang melindungi mereka dari sengatan matahari.
Setelah beberapa menit berlalu, Lily dan Sophie sampai di pertigaan.
"Kanan atau kiri?" Sophie bertanya pada sahabatnya.
"Kiri," jawab Lily. "Pasti kiri. Aku ingat kita melewati kincir angin itu kemarin."
"Baiklah, kalau begitu kiri."
Mereka berdua tahu kalau setelah ini hanya perlu berjalan lurus. Sepeda mereka kayuh melalui jalan yang berdebu sambil menikmati semilir angin yang sesekali membelai wajah.
Pada akhirnya, laut yang membentang luas menyambut mata mereka. Setelah menaruh sepeda, Lily dan Sophie segera berlari menuruni pasir yang menjorok ke pantai.
Tempat ini masih sama seperti saat mereka pertama kali ke sana. Karena hampir tidak ada orang yang berkunjung, pantai tersebut jadi seperti milik pribadi mereka. Berkat hal itu Lily dan Sophie menjadikan tempat tersebut sebagai markas rahasia.
Mereka berdua menggali pasir, berpura-pura menjadi bajak laut yang sedang mencari harta karun. Mereka juga bermain ombak dan mengumpulkan kerang.
Hari ini waktu terasa begitu cepat. Banyak hal yang masih ingin mereka lakukan, tapi sayang sekali waktunya sudah habis.
Saat memutuskan untuk pulang dan berjalan menuju sepeda, Lily dan Sophie menyadari ada sesuatu yang berbeda dari saat mereka berkunjung kemarin. Semakin mereka mendekat, semakin jelas kalau itu adalah sebuah rel. Ya, rel kereta api. Dan rel tersebut menuju ke bawah laut.
Lily, gadis pemberani berjiwa petualang, melangkah di rel pertama, dan kemudian rel kedua. Dia lalu berbalik untuk menatap sahabatnya yang tertinggal di belakang.
Setelah melewati keraguan di dalam hati, akhirnya Sophie melangkahkan kaki di rel pertama. Lily tersenyum melihat itu.
Mereka berdua saling bertatapan. Meskipun tidak ada kata yang terucap, Lily dan Sophie saling memahami satu sama lain; itu seperti saat yang satu berkata, "Aku takut," yang satunya akan menjawab, "Tenang, aku selalu ada di sampingmu."
Setelah mengambil napas panjang, mereka melanjutkan langkah.
"Kira-kira rel ini akan membawa kita ke mana, ya? Jantungku jadi berdebar-debar!" Lily berbicara sambil tersenyum lebar.
"Entahlah. Tapi yang jelas, petualangan ini juga membuat jantungku berdebar-debar!" Sophie dengan alami menampilkan senyum terbaiknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/174908656-288-k410671.jpg)