~Part 7~

4 0 0
                                    

    Matahari bersinar cerah kembali menerangi seluruh kota, menandakan sudah waktunya bagi setiap orang untuk kembali melakukan rutinitas mereka sehari-hari. Hari ini cuaca begitu terik mengingat sehari lalu hanya hujan yang membasahi seluruh kota Seoul seharian. Secercah cahaya matahari masuk dari jendela berukuran besar di sebuah kamar yang terbilang luas dan mewah dan menusuk mata lentik sosok gadis yang masih terlelap. Cerahnya hari sungguh berbanding terbalik dengan wanita yang kini terbaring dengan tampangnya yang pucat pasi dan matanya yang membengkak karena deraian air mata. Perlahan ia membuka matanya karena merasa cahaya matahari yang silau. Tepat saat wanita yang tak lain bernama Yong Moon itu bangkit dari tidurnya, ia melihat sebuah cermin yang berukuran lumayan besar memampangkan dengan jelas dirinya yang kini terlihat kusam. Ia masih mengenakan pakaian yang ia pakai terakhir kali saat ia menelepon Ni Chan sahabatnya untuk kabur dari apartemen. Yong Moon kembali melihat sekitar ruangan tersebut. Terdapat dua tempat tidur berukuran besar dalam ruangan itu dan kini ia berada di atas salah satunya. Selimut tebal berwarna putih masih elok menyelimuti sebagian tubuhnya dari pinggang hingga kaki. Ia juga melihat beberapa baju dan hoodie berukuran lebar bergantung di gantungan pakaian. Terlihat seperti baju laki-laki. Yong Moon juga bisa mencium dengan jelas aroma parfum seorang pria dari selimut yang bertengger padanya saat ini. Tetapi, bagaimana mungkin seorang pria mempunyai tumpukan boneka putih berwujud alpaca di ranjangnya? Yong Moon memutar ingatannya untuk mengingat-ingat apa yang terjadi. Bagaimana kronologi ia bisa sampai di tempat yang bahkan ia tidak tahu saat ini. Saat ini Yong Moon merasa panik dan segala pikiran negatif mulai merasukinya. Ia mencari benda penting yang saat ini mungkin bisa membantu. Ya, ponselnya. Ia mengambil mantelnya yang saat ini terletak di atas nakas dan mengambil ponselnya dengan tergesa-gesa. Sesaat ia membuka ponselnya, ia melihat banyak panggilan yang tidak terjawab dari sahabatnya Ni Chan. Ia juga melihat banyak pesan yang masih belum ia baca dari sahabatnya itu.

    'Yong Moon-ah... apa yang terjadi? Kenapa kau pergi dari rumahku semalam?'

    'Yong Moon-ah tolong balas pesanku saat kau melihat ini. Jangan membuatku khawatir'

    'Kau pergi kemana? Tolong kabari aku...'

    'Yong Moon-ah, kenapa kau belum pulang ke rumahku? Ini sudah larut... kau ada dimana?'

    Masih banyak lagi pesan yang Ni Chan kirimkan sebagai penanda bahwa ia benar-benar mengkhawatirkan keberadaan Yong Moon. Bahkan panggilan terakhir yang Ni Chan lakukan tepat pada pukul 4 pagi, yang berarti ia sama sekali tidak bisa tidur karena khawatir. Yong Moon sungguh merasa bersalah sudah membuat sahabatnya itu menjadi tidak tenang dan sangat mencemaskannya. Dan juga berkat pesan itu Yong Moon kini mulai mengingat sepenuhnya yang terjadi semalam.

    'Maafkan aku Ni Chan-ah karena tidak menghubungimu. Aku baik-baik saja jadi jangan khawatirkan aku. Aku pasti akan menemuimu. Aku tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi. Maafkan aku...' Ketik Yong Moon dalam chat mereka kemudian mengirimnya.

    "Kau sudah bangun?" Panggil seorang pria dari arah pintu kamar. Pria yang sangat Yong Moon ingat.

    "Seok Jin-ssi?"

    "Bagaimana keadaanmu? Sudah merasa baikan?" Tanya Seok Jin sembari mendekat ke arah Yong Moon yang masih tetap pada posisinya.

    "Nde?" Tanya Yong Moon polos.

    "Kau tidak ingat? Semalam kau pingsan saat sedang berada di jembatan Mapo. Kau sedang apa disana? Kenapa kau sampai memanjat perbatasan jembatan?" Seok Jin mengambil sebuah kursi lalu duduk menghadap Yong Moon.

    "Aku pingsan?..." Yong Moon kembali memutar ingatannya tentang kejadian di jembatan Mapo malam itu. Dan ia mengingat jelas bagaimana pemandangan malam yang menenangkan dari atas jembatan. Namun juga merupakan malam paling menyedihkan baginya setelah mengetahui kini ia juga telah kehilangan tempat tinggalnya dan semakin menyadari di lingkungan seperti apa sebenarnya ia tinggal. Hidup di kalangan orang-orang yang seolah mengasihi namun sangat berbeda dengan kenyataan. Yong Moon juga mengingat bagaimana ia hampir berniat mengakhiri nyawanya kala itu namun Seok Jin tanpa seijinnya datang dan membawanya turun dari atas perbatasan jembatan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prince in FameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang