Hai !
.
.
.
Sudah satu minggu berlalu semenjak Bembi membawa bekal untuk Bintang yang berakhir di perut Abimanyu . Bembi tidak membalas kalimat Bintang waktu itu , dia hanya tersipu lalu berlari pulang meninggalkan Bintang yang juga terkejut dengan perlakuannya sendiri. Bintang juga tidak mengerti , mengapa saat itu melihat mata Bembi yang basah membuatnya merasa tidak enak hati . Mungkin ada rasa bersalah karena tidak menghargai masakannya atau karena dia tidak senang melihat Bembi menangis ?
Selama satu minggu ini Bembi masih seperti biasa . Menyapa Bintang meskipun Bintang masih berjarak sepuluh meter , menyiapkan kopi untuk Bintang meskipun itu bukan tugasnya , dan menganggu Bintang di sela - sela pekerjaannya. Seluruh anggota Divisi Personalia sudah tidak asing lagi dengan Bintang yang akan tiba - tiba berteriak mengusir Bembi dari ruangannya , entah karena Bembi yang memaksanya makan siang bersama , pulang bersama atau karena Bembi yang berlari kesana di saat jam kerja dengan alasan pekerjaannya tidak terlalu banyak , alhasil Bintang akan mengusirnya dengan setumpuk dokumen untuk di pelajari .
Mengenai insiden satu minggu lalu , Bembi tidak pernah membahas lagi penolakan dan perlakuan Bintang yang berubah - ubah hari itu . Bembi juga tidak lagi membawa bekal , tentunya dia sekarang mengikuti Bintang untuk makan di tempat makan langganan Bintang di depan kantor mereka .
Seperti hari ini misalnya . Bembi berdiri di sebelah Bintang yang sedang menunggu lift , bersiap turun ke bawah untuk makan siang . Sambil mengusap kuku ibu jari kiri dengan tangan kanannya Bembi bergeser ke kiri perlahan , membuat bahu miliknya dengan sengaja berbenturan dengan lengan kanan Soobin . Bibirnya dilipat menahan senyum , dengan sentuhan ringan -yang Bembi sengaja- seperti ini membuat dia merasa seolah - olah sedang memiliki hubungan rahasia dengan Bosnya . Tanpa sadar Bembi terkekeh tidak bisa menahan khayalannya . Bintang di sebelah menatapnya sewot lalu menggeser tubuhnya ke belakang membuat Bembi yang sudah mempasrahkan sebagian beban tubuhnya di lengan Bintang sedikit terhuyung dan bangun dari mimpi di siang bolong .
" Mas! Kalau aku jatuh gimana? Terus aku luka , nggak bisa kerja , nggak bisa nemenin Mas Bintang makan siang ?" Bembi protes dengan hiperbola , Bintang bersyukur karena lift di depan mereka terbuka sebelum Bembi siap untuk menggencarnya dengan ocehan lainnya.
" Masuk!" Bintang mendorong Bembi ke dalam lift , beruntung hanya ada mereka berdua saat ini yang sedang menggunakan lift. Belum sempat Bembi merespon dorongan Bintang , pintu lift sudah tertutup lalu bergerak turun langsung ke lantai dasar . Bintang yang masih di lantai tiga tertawa puas melihat Bembi yang terlihat linglung beberapa saat lalu .
" Mas Bintang ?" Panggilan halus dari belakang menyadarkan Bintang dan kembali memasang wajah datarnya.
" Oh. Taufik , mau makan siang juga ?" Taufik mengangguk pelan .
" Bareng aja kalau gitu , kebetulan saya mau ke bawah juga ." Bisa Bintang lihat Taufik yang mundur selangkah kebelakang dan raut wajah yang berubah sedikit takut . Melihat penolakan halus Taufik , Bintang merasa seperti ada rasa asam cuka yang di tuangkan ke dalam luka yang menggores di hatinya.
" Tenang , saya kan sudah janji nggak bakal ganggu kamu lagi. Nggak usah takut ." Nyatanya Bintang memang akhir - akhir ini sedikit melupakan Taufik , membenamkan diri di timbunan pekerjaan dan waktu - waktu kosongnya di hantui suara genit pemuda kecil yang dia dorong ke dalam lift barusan . Ini pertama kalinya Bintang dan Taufik hanya berdua lagi dalam satu ruangan semenjak Taufik meminta Bintang untuk tidak lagi mengganggunya . Perasaan yang sudah Bintang coba kubur meronta - ronta seakan meminta keluar .
KAMU SEDANG MEMBACA
SooBeom - Mas Bintang
Fanfiction" kenapa Mas Bintang ngga pernah mau ngobrol sama aku ?" " saya gay , tapi cowo ganjen kayak kamu bukan tipe saya ." ini kisah Beomgyu , yang mengejar Bintangnya . ⚠ OOC !! BxB , Cringe , tidak sesuai EYD , penulisan berantakan , Slow Update