Ini sudah dua tahun, sejak Mita memutuskan untuk kabur dari dunia menyedihkannya. Ia menghilang, tanpa mengucapkan sepatah kata, hingga ke lima sahabatnya mengkawatirkan kondisi gadis itu.
Sebagai sahabat, sudah sepantasnya mereka berlima ada di sisi Mita, saat gadis itu sedang mengalami masalah berat seperti ini. Namun, setelah terdengarnya berita itu, mereka tidak bisa menemukan Mita di manapun. Dan ini sudah dua tahun sejak kejadian itu. Namun, Mita juga masih belum memberikan kabar apapun.
^^^
Ruangan kamar yang berantakan, tidak membuat gadis itu mengalihkan tatapannya dari ponsel lamanya. Matanya menatap terpaku ke layar utama ponse lamanya, yang kini menampilkan menu utama. Ini sudah dua tahun, dan ia tadinya tidak yakin, bahwa ponsel lamanya akan bisa tetap hidup seperti ini.
Namun beberapa notifikasi yang membanjiri ponselnya menyentak gadis itu, hingga ia reflek melempar ponselnya ke atas tempat tidur. Ia terlalu terkejut, karena mendapati serangan notifikasi yang banyak.
Perempuan yang memiliki selisih umur lima belas tahun dengan Mita, yang kini terlihat memandangi Mita sambil bersandar di pintu kamar gadis itu, tertawa geli, melihat keterkejutan Mita, yang tidak di tutupi sama sekali. Ini kemajuan yang sangat singkat, namun ia menyukainya.
Mita jauh lebih sehat, lebih ceria, dan lebih manusiawi saat ini, di bandingkan dua tahun yang lalu. Ia hanya berharap, gadis yang berada di depannya ini, yang merupakan adik iparnya itu bisa tetap bahagia seperti ini.
"Are you happy now?" itu adalah pertanyaan yang tidak bosan ia tanyakan pada Mita.
Dan adik iparnya itu akan menjawabnya dengan tersenyum sambil mengangguk.
"Kamu yakin mau kembali?" itu adalah pertanyaannya yang kesekian kali hari ini. Ia terlalu terkejut, Mita, adik iparnya itu tiba-tiba mengatakan akan kembali ke kota kelahirannya dan memulai hidupnya kembali.
Mita mengangguk semangat.
Sejujurnya, ia ingin menolak keras permintaan adik iparnya itu. Kejiwaan Mita baru saja pulih, dan ia takut, akan terjadi sesuatu lagi, hingga membuat Mita kembali terpuruk. Taruhan kali ini sungguh besar. Ibarat kalimat, gelas pecah yang sudah di perbaiki dengan cara menyusunnya kembali, yang tidak akan benar-benar kembali seperti semula. Dan bila gelas itu kembali di jatuhkan, orang akan bekerja keras dua kali lipat, untuk kembali menyatuhkan gelas itu. Dan itu yang di takuti olehnya. Ia takut, Mita kembali down dan memilih mengakhiri hidupnya, karena merasa pengobatan yang ia lakukan selama ini terasa percuma.
"Jangan kawatir mbak! Aku akan baik-baik saja" janji Mita. Gadis remaja itu bangkit berdiri dari duduknya. Ia berjalan mendekat kearah kakak iparnya, lalu memeluk wanita itu dengan erat.
^^^
Setelah kepergian Arumi, kakak iparnya, Mita kembali memandang ponselnya. Ia berniat menghubungi salah satu beruangnya, untuk menjemputnya besok pagi dari bandara.
Setelah berpikir sebentar, Mita memutuskan untuk menghubungi Low, salah satu beruangnya.
Hanya hitungan beberapa detik, panggilan Mita di jawab oleh orang di seberang, dan dari tempatnya, Mita bisa mendengar suara riuh yang bersorak bahagia memanggil namanya.
"Mitt, my panda!!!! Lo di mana bajingan" suara Al.
"Panda, are you okey?" suara Low.
"Panda, gue kangen!!! Bilang lo dimana?" kali ini adalah suara Hamzah.
"Panda? Ini beneran lo kan?" Mita tersenyum mendengar suara Gilang, beruangnya yang paling garang.
"Mit, lo dimana? Kita jemput sekarang" ini adalah suara Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Guy (END)
Teen FictionKetika semua penyiksaan dari orang-orang terdekatnya, membuat Mita depresi, gadis itu melampiaskan segalanya di dunia liar, hingga ia bertemu dengan Nick, si ketua geng playboy, yang di takuti oleh remaja-remaja SMA seantaro Jawa. Namun hanya Mita...