Kalebrour, Daerah para penyihir.
Air mata Chalondra meluncur membasahi pipi, jemarinya menahan belati agar tidak semakin dalam menusuk.
"Aa-apa yaa-ng ," Kalimat Chalondra tertahan di tenggorokan, terlihat begitu kesakitan akibat tusukan benda tajam di sisi tubuhnya. Pakaian putih yang ia gunakan, telah berubah warna akibat darah yang terus mengalir.
"Ibu-aku mohon-" Chalondra berusaha berbicara. Menyentuh lengan ibunya dan memasang wajah memohon. Ia hampir mencapai batas, tubuhnya semakin lemah akibat luka.
Seolah tak mendengar dan melihat, seseorang yang Chalondra panggil ibu tampak tak peduli. Bahkan tak memasang wajah iba sedikit pun.Cecilia semakin menekankan belati hingga keseluruhan sisi tajam telah menancap sempurna pada perut Chalondra.
"Kau harus tetap hidup,"
***
Sorot mata yang tajam, iris mata yang merah pekat menatap kearah wanita yang sekarang sedang bersimba darah.Disampingnya terdapat abu berbentuk tubuh manusia. Rupanya ritual ini penyebabnya.
Delard menyentuh perutnya yang beberapa hari ini terasa sakit. Rasa sakit inilah yang menjadi alasan mengapa Delard harus berkelana dan mencari keberadaan mereka. Penglihatannya memerhatikan penampilan wanita yang sekarang berada di bawahnya.
Sudut bibirnya terangkat saat aroma tubuh wanita ini semakin kuat. Begitu menggoda namun menenangkan. Delard menundukkan tubuhnya, mengerakkan jarinya menyentuh darah pada tubuh Chalondra, jarinya yang terbasahi oleh darah ia gerakan kembali mendekat dan masuk kedalam mulut.
"Manis,"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOSS OF DESTINY
FantasiSosok yang selama ini memilih menjauh dari dunia immortal tiba tiba tertarik pada seorang perempuan. Delard,Sang Pangeran Terakhir tiba tiba kembali. *** "Lepaskan,Sialan." desis Chalondra tajam "Kau terlihat kurang ramah dengan vampir," jawab Dela...