Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kris, begitulah sebutannya. Perempuan yang memiliki profesi sebagai seorang fotografer itu tidak tertarik untuk menikah meski di usianya yang sudah hampir kepala tiga. Alasannya hanya satu, saat ini dirinya tidak membutuhkan orang lain hadir di hidupnya. Toh, penghasilannya selama ini juga sudah mencukupi untuk dirinya sendiri, dan gadis itu juga tidak pernah absen untuk mengirimi ibunya uang bulanan.
Hobi memotret sudah dirinya lakoni sejak bertahun-tahun yang lalu, lebih tepatnya adalah ketika ia duduk di bangku SMA. Waktu itu, dia iseng mengikuti ekskul jurnalis dan berlanjut mengambil jurusan fotografi di institut seni.
"Kris, kapan kamu nyusul?"
"Sebentar lagi 28 lho, Kris. Kamu nggak minat buat cari cowok, gitu?
"Jangan suka fotoin orang nikahan terus, kamunya kapan?"
Ah, Kris sangat membenci pertanyaan-pertanyaan seperti itu, membuatnya muak. Kenapa sih, orang-orang selalu ingin tahu tentang kehidupannya? Memangnya menikah itu wajib? Nggak, kan?
Dan sekenanya gadis itu akan menjawab, "Masih pengen sendiri." Atau kalau tidak, "Nunggu biar kaya dulu, biar bisa beli rumah sendiri, beli mobil sendiri, bahagiain orang tua, dan tentunya bisa membeli skincare sendiri."
Kalau masih ada yang lancang membalas, begini misalnya, "Kan kalau udah punya suami, semua tanggungan kamu bakal di-handle sama dia." Maka Kris akan menjawab, "Aduh, kasihan banget sama suaminya, harus nanggung ini itu sendirian. Lagian, aku mah ogah kalau jadi istri mau ngemis-ngemis ke suami cuma biar dibeliin skincare doang. Malu dong!" Niscaya itu akan sukses membuat orang di sekelilingnya jadi bungkam.
Tidak ada yang salah juga sih, jika suami menanggung apa yang menjadi kebutuhan istri, tapi prinsip Kris bukan begitu. Ia ingin menjadi istri yang mandiri dan tidak selalu bergantung pada suami, karena menurutnya, nggak elit banget. Itu pun kalau Kris dapat ilham tiba-tiba mau menikah.
Bukannya Kris tidak laku, hanya saja malas untuk melangkah dan memulai dunia baru bersama dengan orang lain. Bisa dibilang, Kris ini memiliki wajah yang good-looking. Jadi sebenarnya, kalau niat mencari pacar, nggak mungkin jika tidak ada yang nyantol.
Tapi, semuanya akan berbeda ketika gadis itu bertemu dengan seorang laki-laki yang tidak pernah sekalipun terlintas di pikirannya. Laki-laki yang dengan tengilnya langsung meminta tebengen dan memberi nomor ponselnya kepada Kris ketika baru pertama kali bertemu.
Kris masih menunggu bus di halte dekat studio tempatnya bekerja. Cewek itu lebih suka naik angkutan umum jika dibandingkan dengan kendaraan pribadi. Jadi, walaupun punya mobil, kendaraan roda empat itu akan selalu terparkir di basement apartemennya kalau dirinya benar-benar tidak ingin menggunakan.
